Chereads / AOZORA / Chapter 14 - Back Pass Attack

Chapter 14 - Back Pass Attack

"Aku juga sudah tahu."

Kapten tim lawan menjawabnya dengan nada yang kesal.

"Katakan saja kalau kamu tidak menerima perkataanku."

Libero tim lawan kembali berkata.

"Hah!"

Dua pemain saling memandang bermusuhan.

"Ada apa dengan mereka?"

Cleon bertanya kepada temannya.

"Sepertinya mereka berdua sedang bertengkar."

Revian kemudian menjawabnya.

"Ternyata kita bisa melihat pemandangan yang sama saat Atsushi dan Kenta berkelahi."

Takao mengatakan kalimat yang tidak terduga.

"Perkataan mu benar Takao."

Cleon menyetujui ucapan Takao lalu tertawa kecil. Kenta dan Atsushi menatap Cleon dengan dingin seperti ingin membunuh seseorang.

"Kalian berhenti berkelahi satu sama lain. Sekarang kita harus segera mendapatkan angka sebanyak-banyaknya."

"Apa?"

Kenta kemudian melipat lengan seragamnya voli. Wajahnya merah gelap. Sekeliling tubuh Kenta seakan mengeluarkan api.

"Kamu jangan mudah terpancing dengan mereka, Kenta."

Takao berusaha untuk menenangkan amarah Kenta. Cleon melihat ke temannya. Di dalam hatinya mengatakan jika diantara timnya memang hanya Kenta yang paling mudah marah. Karena itu lawan sengaja menyerang Kenta terlebih dahulu. Setidaknya kami memiliki seorang kapten yang memiliki sikap dingin. Sekarang giliran Kenta yang melakukan servis. Dia yang masih kesal memegang bola sangat erat dengan dua tangannya. Peluit berbunyi. Kenta melakukan servis. Libero lawan menerimanya dengan baik. Bola menuju setter kemudian di berikan oleh kapten mereka. Pukulan keras itu berhasil di terima bolanya oleh Kenta. Sepertinya Kenta sudah mulai serius. Cleon menerimanya lalu memberikan umpan bola kepada Kenta. Middle blocker lawan gagal menghadangnya. Pada akhirnya bola jatuh ke tempat yang kosong.

"Kiya....!"

Kenta berteriak keras dan mengangkat dua tangannya ke atas.

"Kerja bagus Kenta."

Takao memuji Kenta kemudian tersenyum lebar.

"Yang menerima bola juga dia memukulnya. Sepertinya kita menemukan lawan yang menarik teman."

Kapten tim lawan mengatakannya. Sudah lama dia tidak merasakan kenikmatan dalam bermain voli. Anggota tim junior di bentuk terdiri dari para pemain hebat di Jepang. Karena mereka kelak akan menjadi calon dari pemain inti tim nasional. Kenta kembali melakukan servis. Tapi sayang sekali bola mengenai jaring net

"Tetapi mereka selalu melakukan kesalahan kecil."

Kapten tim lawan meneruskan perkataannya.

"Maaf."

Kenta meminta maaf kepada teman timnya karena gagal melakukan servis.

"Santai-santai."

Kirio berusaha untuk menenangkan Kenta. Di dalam hatinya mengatakan jika sekarang bukan waktunya menyalahkan diri sendiri. Lawan kita adalah pemain yang hebat. Sekali lengah sedikit saja kita pasti akan masuk ke dalam jurang kekalahan. Middle blocker lawan melakukan servis. Secepat mungkin Takao menerimanya kemudian bola menuju setter. Cleon melihat ke kanan, kiri, dan depan. Dia lalu memberikan umpan ke belakang. Ada Atsushi yang berada di sana.

"Sebenarnya aku tidak pandai melakukannya."

Atsushi kemudian memukul bola dengan keras. Sentuhan pertama di lakukan oleh setter lawan. Bola menuju ke wilayah belakang. Salah satu Libero lawan menerimanya lalu memberikan umpan. Tetapi beruntung sekali spiker kanan terlambat menyambut bola. Akhirnya bola mengenai ujung kanan spiker kemudian keluar garis wilayah.

"Bagus Atsushi."

Revian memuji temannya. Sebagai sesama middle blocker dia merasa bangga. Skor bertambah. Kini menjadi 3-9. Cleon melakukan servis. Bola keluar lapangan. Angka melebar menjadi 3-10. Spiker lawan melakukan servis. Bola di terima Takao

Cleon segera mengikuti bola itu dengan menggunakan umpan bawah ke arah Kenta. Karena cepat umpan itu akhirnya bola yang di pukul Kenta mengenai jaring net.

"Maaf."

Kenta merasa kalau dirinya hari ini buruk dalam bermain. Padahal sekarang tim nya sudah tertinggal jauh. Dia lalu mengacak rambutnya karena kesal.

"Kamu tidak salah Kenta. Aku yang memberikan umpan terlalu pendek."

Segera Cleon memotong perkataan dari Kenta. Semua anggota terlihat tegang. Takao harus berbuat sesuatu.

"Kalian majulah ke depan! Biarkan aku yang akan melindungi kalian."

Suara Takao terdengar cukup keras bahkan terdengar di seluruh lapangan voli. Dia lalu tersenyum lebar dan penuh percaya diri.

"Keren sekali."

Aron kemudian mengungkapkan kekaguman kepada Takao. Tidak hanya dia saja tetapi semua anggotanya bahkan tim lawan juga mengatakan hal yang sama.

"Tugas Libero tidak hanya berada di garis belakang. Tetapi mereka juga bisa menjadi penyemangat anggota timnya. Anak yang menjadi Libero itu siapa namanya?"

Pelatih Hyuga bertanya kepada pemain cadangannya.

"Kalau tidak salah dia adalah Takao. Mendapatkan penghargaan sebagai Libero terbaik saat turnamen SMP."

Pemain cadangan dari pelatih Hyuga menjawabnya.

"Ternyata tim voli Howaitoiguru memiliki anggota yang hebat."

Pelatih Hyuga kemudian memegang ujung dagunya. Middle blocker lawan melakukan servis. Segera Takao mengambil bola itu. Cleon melakukan servis ke arah Revian. Pukulan keras dari Revian berhasil di terima baik oleh Libero lawan. Tetapi tidak sempurna. Middle blocker tim lawan menyelamatkan bola. Kemudian kapten tim lawan siap melakukan smash kuat. Bola dengan cepat masuk ke area belakang.

"Out."

Takao kemudian mengatakannya. Sayang sekali bola tidak keluar lapangan. Tepat jatuh di area belakang.

"Bagus."

Tim lawan kembali berbahagia. Middle blocker lawan melakukan servis saat tepat peluit berbunyi. Atsushi gagal menyelamatkan bola dan masuk.

"Sial."

Ini pertama kalinya Atsushi marah. Dua tangannya mengepal dan memukul lantai bersamaan. Out ke dua di ambil oleh pelatih Masahiko. Skor 5-16.

"Ada apa denganmu, Atsushi? Kamu tidak bermain seperti biasanya."

Semua anggota tim Howaitoiguru melihat ke arah Atsushi. Ternyata pelatih melihat. Takao juga ikut terkejut. Dia baru mengetahui kalau dirinya lebih gugup dari biasanya.

"Maaf pelatih. Saya gagal menyelamatkan bola."

Atsushi membungkukkan badan dan meminta maaf. Ekspresi wajahnya penuh kesalahan.

"Hanya karena itu. Tidak perlu pedulikan. Hari ini kita hanya melakukan latihan bukan pertandingan yang sesungguhnya. Aku sudah siap kalah berkali-kali. Bagaimana dengan kalian?"

Pertanyaan dari pelatih Masahiko terasa aneh. Siapa juga yang ingin menyerah. Babak pertama belum berakhir. Kami pasti bisa menyusulnya. Dua tim kembali berdiri di lapangan. Tidak lama kemudian peluit berbunyi. Middle blocker lawan melakukan servis. Takao menerimanya kemudian memberikan bola kepada Cleon. Sebuah umpan tinggi menuju ke kiri. Kenta melakukan smash keras. Spiker lawan berusaha untuk menerimanya tetapi gagal. Satu angka untuk tim Howaitoiguru.

"Bagus. Lanjutkan."

Pelatih Masahiko memberikan instruksi. Aron melakukan servis. Kali ini bola berhasil masuk.

"Padahal arah bola berubah. Libero mereka memang benar hebat."

Takao bergumam sendiri. Setter lawan bersiap memberikan umpan. Dua speaker kanan dan kiri maju ke depan.

"Berhati-hatilah. Mereka berdua hanyalah sebagai umpan."

Pelatih Masahiko memberitahu kepada anak didiknya. Ternyata perkataan dari pelatih Masahiko itu benar. Dua spiker tidak memukul bola. Middle blocker mereka melakukan back pass attack. Takao memperhatikan ekspresi wajah yang serius. Di dalam hatinya mengatakan jika sejak awal pertandingan tim lawan belum pernah menggunakan teknik itu.

"Aku serahkan kepadamu, teman."

Setter lawan memperlihatkan kepercayaan yang tinggi kepada teman timnya itu. Sungguh mustahil. Seorang Middle blocker dapat melakukan teknik sulit.