"Kita akan merubah posisi pemain. Tim pertama di isi oleh Kirio, Aran, dan Cleon. Sedangkan tim ke dua adalah Kenta, Atsushi, dan Revian. Untuk Takao, kamu akan menjadi Libero di tim ke dua. Aku percayakan Kenta dan Atsushi kepada kalian."
"Serahkan saja semuanya kepadaku, pelatih.
Kenta dan Atsushi menatap Takao dengan tajam. Takao kemudian menghindari tatapan temannya itu dan bersiul. Dua tim berlatih. Tetapi saat mereka berlatih kemudian guru Akashi datang.
"Semuanya. Mulai bulan depan kalian akan mengikuti seleksi turnamen di musim semi. Selamat ya?"
"Hore."
Anggota tim terlihat sangat senang. Kirio, Kenta, Atsushi, Revian, Aron, dan Cleon merasakan perasaan yang aneh. Jantung yang berdebar dan sesuatu hal tidak dapat di ucapkan. Padahal mereka semua mengikuti pertandingan karena ingin memenuhi persyaratan dari Takao. Jika mereka menang maka Takao akan memberikan video itu. Tetapi sekarang berbeda. Karena ada yang mencari guru Akashi dan pelatih Masahiko sehingga dua pelatih itu pergi untuk sementara.
"Kamu juga merasakannya?"
Revian kemudian mengalihkan pandangan ke arah suara. Kirio secara tiba-tiba berbicara dengannya.
"Iya."
Revian kemudian menjawab dengan menatap dua tangannya. Selama pelatih tidak ada para anggota tim bermain voli sendiri. Di depan gerbang sekolah ada sekelompok orang.
"Terima kasih telah bersedia datang."
Pelatih Masahiko membungkukkan badannya. Tidak lama kemudian guru Akashi mengikuti pergerakan dari pelatih Masahiko.
"Ha...ha..ha! Aku tidak menyangka kamu menghubungiku."
Pelatih Tim Nasional Jepang tertawa lebar.
"Pelatih Masahiko."
Guru Akashi memanggil pelatih Masahiko.
"Iya."
Pelatih Masahiko kemudian menjawab panggilan itu.
"Apakah tidak apa-apa mereka menghadapi para anggota tim voli Nasional Jepang?"
"Tenang aja. Aku meminta bantuan kepada pelatih Hyuga untuk mengikuti sertakan para anggota tim nasional yang masih berada di bawah umur sembilan belas tahun."
"Walaupun demikian mereka adalah para pemain yang telah terpilih menjadi kandidat perwakilan tim voli putra Jepang."
"Karena itu akan menjadi pertandingan yang menarik."
Pelatih Masahiko kemudian berjalan masuk ke halaman sekolah. Dia menjadi pemandu tamu kehormatan. Seketika suasana sekolah yang awalnya tenang kini menjadi ramai. Para murid yang melihat pelatih tim voli Nasional Jepang datang sehingga membuat para murid berlari menuju ke halaman. Guru Akashi segera menghubungi petugas keamanan sekolah untuk memberikan jarak pembatas. Pelatih Hyuga melambaikan tangannya dan tersenyum. Pintu gedung olahraga terbuka.
"Kalian pasti sudah melihatnya di majalah. Perkenalkan dia adalah pelatih dari Tim Voli Nasional Jepang. Namanya Hyuga. Sedangkan mereka yang berada di samping pelatih Hyuga akan menjadi lawan kalian hari ini."
"Semuanya memberi salam."
Salah satu dari anggota mereka berkata. Sepertinya dia adalah kapten tim nya. Semua tim lawan membentuk dalam sebuah barisan membungkukkan badannya secara bersamaan.
"Mohon kerjasamanya."
Terasa sekali suasana intimidasi dari lawan. Pemain profesional memang berbeda. Kirio, Kenta, Revian, Aron, Cleon dan Atsushi melihat ke arah Takao. Sedangkan dalam hati Takao muncul sebuah tanda tanya kenapa temannya menatap dirinya.
"Mohon kerjasamanya."
Semua tim nya Takao membungkukkan badan. Pertandingan akan di mulai. Dua tim bersiap diri.
"Sekarang kalian tidak perlu gugup. Ini hanya sekedar latihan. Cukup bermain seperti biasa. Untuk formasi pemain. Pertama posisi speaker adalah Kenta dan Arion. Middle blocker nya Atsushi dan Revian. Setter Cleon kemudian Libero di tempatkan oleh Takao."
"Tunggu. Kenapa Kirio tidak ikut. Bukankah kapten lebih baik daripada dia?"
Kenta mengungkapkan keberatan. Dia bahkan tanpa rasa ragu menunjuk Aron.
"Tenang saja. Di set kedua aku akan memainkan Kirio. Bermainlah dengan baik."
"Baik."
"Nah, sekarang bagaimana perkembangan mereka?"
Pelatih Masahiko mengatakannya saat melihat anak didiknya sedang berdiri di lapangan. Pertandingan di mulai. Kenta pertama yang melakukan servis. Dengan mudah seorang anak yang bertubuh tinggi berperan dalam posisi Libero itu menghadangnya. Di dalam hati Takao mengakui kehebatan Libero tim lawan. Selain itu melihatnya membuat Takao menjadi lebih bersemangat. Bola menuju setter mereka. Kemudian setter itu mengumpan bola ke sisi kiri tetapi Atsushi berhasil menghadangnya.
"Berhasil."
"Bagus Atsushi."
Arion memuji Atsushi. Spiker lawan melakukan servis. Bola berhasil di tahan oleh Kenta. Kemudian dia memberikan bola kepada setter. Cleon segera mengumpan bola ke arah Kenta. Kenta memukul bola dan mengenai jaring net. Bola itu jatuh ke area lawan.
"Iya....!"
Kenta berteriak dengan suara yang keras. Dia merasa senang telah mencetak angka. Ini merupakan angka pertamanya dalam bermain voli di pertandingan melawan lawan sesungguhnya. Bola di bawa oleh Arion. Dia yang akan melakukan servis.
"Semuanya. Sekarang kita akan serius."
"Apakah yang kamu bilang?"
Kenta bertanya kepada seorang pria tinggi yang memakai seragam bernomer satu. Sepertinya pria dia adalah kapten mereka.
"Sudah waktunya kami mengalahkan kalian."
"Jangan banyak bicara omong kosong!"
Kenta sangat marah. Bahkan otot wajahnya terlihat dengan jelas. Aron memukul bola ke lawan. Dengan mudah Libero lawan menerimanya dengan overhand.
"Bolanya keluar lapangan."
Cleon mengatakan kepada temannya. Padahal seharusnya mereka mendapatkan angka jika tidak menerima bola itu.
"Apakah Libero mereka tidak melihatnya?"
Kenta kemudian menjawabnya.
Bukan. Mereka sengaja melakukannya. Sebagai sesama Libero, Takao dapat mengetahuinya. Bola menuju ke setter lawan. Umpan ke arah sisi kiri. Atsushi dan Revian berusaha memblok bola. Spiker mereka memukulnya dengan pelan.
"Itu tipuan."
Segera Takao menyelamatkan bolanya. Arah bola menuju ke depan ring lawan. Dengan cepat spiker lawan memukul bola itu ke arah Aron. Kemudian Aron melemparkan bola itu ke sisi kiri. Kenta berusaha menyambut bola tetapi terlepas. Revian juga ikut menyelamatkan tetapi terlambat. Tim lawan mendapatkan satu angka. Sekarang skor babak menjadi 2-1. Tim lawan saling tersenyum. Setter mereka melakukan servis. Takao menerima bola kemudian mengarahkannya ke Cleon. Setter mengumpan bola ke arah Kenta. Tetapi sayang bola terlalu tinggi dan tidak dapat terjangkau. Mereka berdua tidak selaras. Satu angka lagi untuk tim lawan. Sekarang skor sama 2-2. Setter mereka kembali melakukan servis. Takao segera menyelamatkan bola itu kemudian memberikannya ke setter. Cleon memberikan ke Aron. Sayang sekali bola terbang jauh melawati garis area lawan.
"Dasar bodoh!"
Kenta memaki Aron yang gagal. Takao sangat terpukul sekaligus terkejut. Dalam waktu singkat lawan berhasil mencetak tiga angka. Sekarang kedudukan berbalik. Tim Takao kalah satu angka. Ke tiga kalinya setter lawan melakukan servis. Padahal hanya sevis biasa. Tetapi mereka bisa menyambungkan bola dengan baik dan mencetak angka berturut-turut. Setter kembali melakukan servis. Sekian kali Takao menyelamatkan bola itu. Tetapi Takao agak sedikit terlambat sehingga bola keluar. Skor 1 angka lagi untuk lawan. Jarak angka mulai menjauh. Sekarang skor 2-4. Keunggulan dua angka di tim lawan. Setter lawan melakukan servis. Bola di selamatkan oleh Atsushi.
"Bola peluang."
Cleon mengatakannya dengan nada yang cukup keras.
"Tak akan ku biarkan jadi bola peluang."
Setter lawan dalam cepat kembali ke tempatnya. Dia lalu melakukan umpan cepat ke kapten mereka. Bola keras terbang menunju ujung lapangan. Aron bahkan tidak bisa mengikutinya.
"Sudah berapa kali setter mereka melakukan servis?"
Kenta bertanya kepada teman timnya.
"Empat kali. Lihatlah. Kita ketinggalan tiga angka."
Takao kemudian menjawabnya. Dia juga menunjukkan skor lawan.
"Sial."
Setelah melihat skor 2-5 membuat Kenta menggertakkan giginya.