Chereads / AOZORA / Chapter 6 - Mantan Manajer

Chapter 6 - Mantan Manajer

Keesokan harinya seperti biasa Takao, Atsushi, Revian, Kenta, Kirio, Cleon dan Aron berlatih voli. Anggota tim mereka sudah dapat melakukan servis walaupun belum cukup hebat. Pelatih tim voli putri juga sedang melihat latihan mereka. Saat Takao menerima servis tajam dari Kiri dan tanpa di sengaja pelatih tim voli putri melihat Masahiko di samping pintu. Tidak lama Masahiko juga mengetahui pelatih tim voli putri yang sedang menatapnya. Dia kemudian lari. Segera pelatih tim voli putri mengejarnya. Walaupun usianya sudah mulai tua tetapi mampu menangkap Masahiko.

"Akhirnya kamu datang juga Masahiko."

"Aku hanya kebetulan ada urusan di sekitar sini sekalian mampir dan melihat."

Masahiko segera memberikan alasan dia datang ke sekolah Howaitoiguru.

"Kalau begitu kenapa kamu tidak masuk?"

Pelatih tim voli putri kemudian meraih kerah baju Masahiko. Menyeretnya masuk ke gedung olahraga voli.

"Tunggu dulu."

Akhirnya sekarang Masahiko berada di dalam ruangan.

"Semua anggota tim voli putra harap berkumpul."

Pelatih tim voli putri memberikan perintah. Segera Takao, Atsushi, Revian, Kirio, Kenta, dan Aron mendekati pelatih dan membentuk sebuah barisan.

"Kalian memang sudah memiliki anggota. Tetapi jika tidak ada pelatih maka Toma kalian tidak akan bisa ikut dalam pertandingan. Karena itu bapak menunjuk seorang pelatih untuk kalian. Dengan hadirnya pelatih tim voli putra maka kalian bisa menjadi kuat dan hebat. Sekarang perkenalkan dirimu, bocah."

"Aku bukan bocah lagi pak tua."

Masahiko menepis tangan pelatih. Dia lalu batuk kecil.

"Perkenalkan namaku adalah Masahiko Hitoishi. Aku yang akan menjadi pelatih kalian."

Masahiko membungkukkan badan setelah perkenalan.

"Mohon bantuannya pelatih."

Semua anggota tim voli putra kemudian menjawabnya secara bersamaan. Masahiko melihat dirinya di akui sebagai pelatih. Semua anggota tim juga terlihat bersemangat ketika menyambutnya. Sebuah senyuman kemudian menghiasi wajah Masahiko. Mereka kemudian berlatih. Masahiko berdiri melihat para pemain yang sedang berlatih servis. Dia lalu melihat Takao menerima bola dengan baik.

"Siapa anak itu?"

Masahiko terpesona dengan kehebatan Takao. Pelatih tim voli putri kemudian menjawabnya.

"Oh, dia adalah Libero di tim voli putra sekolah kita. Takao juga mendapatkan penghargaan sebagai Libero terbaik di Jepang saat masih berada di SMP Teiko. Selain itu dia yang merekrut anggota tim."

"Jadi ini seperti terimakasih karena telah masuk ke tim sekolah kami. Benarkan, pak tua?"

Masahiko mengatakan kalimat yang menarik.

"Boleh juga. Ha...ha...ha...!"

Pelatih tim voli putri seketika tertawa terbahak-bahak. Waktu telah berlalu. Sudah waktunya pulang. Sebelum mereka pergi Masahiko meminta seluruh anggota tim voli putra berkumpul.

"Kalian semua dengarkan. Mulai besok kita akan berlatih voli di pantai Maehama?"

Pelatih Masahiko mengatakan pengumuman penting.

"Hore kita bisa bertemu dengan gadis cantik."

Kenta merasa senang karena akan pergi ke pantai. Takao memegang ujung dagunya. Pantai Maehama yang sepanjang 7 km ini. dengan pasir putih paling indah di Asia Pasifik. Air laut yang jernih serta pasir pantai yang putih menjadi daya tarik utama Pantai Yonaha Maehama. Kamu bisa melakukan berbagai aktivitas seperti berenang, snorkeling, secuba diving, atau voli pantai.

Sekarang yang menjadi masalahnya adalah bermain voli pantai tidak mudah. Bisa dikatakan sangat sulit. Apalagi anggota tim yang baru di bentuknya terdiri dari bukan pemain profesional. Pelatihan besok akan menjadi waktu yang panjang. Walaupun begitu benar dikatakan oleh Kenta. Akan ada gadis cantik yang disana. Ke dua mata Takao menjadi berbinar bahagia. Setelah selesai berlatih Takao segera pulang ke rumahnya.

"Aku pulang."

"Selamat datang. Kamu ingin makan apa malam ini?"

Ibunya menyambut kedatangan Takao. Dia juga menanyakan menu makanan untuk malam hari ini.

"Ramen."

Setelah menjawab perkataan dari ibunya kemudian Takao berjalan menuju ke kamarnya. Segera dia merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Pandangannya menuju ke atas. Melihat atap dan lampu. Jauh di dalam pemikirannya sedang membahas kembali perkataan dari pelatih Masahiko. Tidak lama kemudian Takao bangkit dari tidurnya. Dia lalu menarik kursi belajarnya dan duduk. Meraih handphonenya di dalam saku. Takao menyalakan YouTube pertandingan voli pantai pemain Italia dengan Argentina bulan lalu. Mengambil buku kosong dan pena di dalam laci. Mencatat informasi saat melihat pertandingan. Di ruangan makan ada ibu, ayah, dan adik yang sedang menunggu Takao. Mereka setiap pagi dan malam hari selalu menghabiskan waktu bersama keluarga. Ibunya Takao melihat ke arah tangga. Hingga sampai sekarang Takao belum kelihatan.

"Sepertinya Takao sedang belajar."

Ayah berbicara kepada istrinya.

"Padahal tadi dia ingin di buatkan ramen. Kalau begitu biarkan ibu yang mengantarkan makannya."

Ibu lalu membawa Ramen dan segelas air putih. Berjalan menuju ke kamar putranya.

"Takao."

Karena sedang memperhatikan YouTube sehingga tidak mendengar ibunya yang sedang memanggil. Suara langkah kaki menghampiri. Ibunya lalu meletakkan ramen dan segelas air putih di samping Takao. Setelah itu ibunya menutup pintu kamar dengan pelan. Sinar matahari masuk melalui jendela kamar. Takao membuka mata. Sepertinya sekarang sudah pagi. Tanpa disadari dirinya telah tertidur. Takao mengangkat ke dua tangan dan meregangkan otot tubuhnya. Dia lalu melihat ke arah buku yang tadi malam di tulisnya. Setelah itu dia segera bangun kemudian menata semua perlengkapan ke dalam tas. Terdengar nada dering handphone miliknya. Takao segera menerima panggilan itu.

"Halo?"

"Bagaimana kabarmu Takao?"

Suara gadis yang sungguh tidak asing di telinga Takao. Dia adalah Elisa. Mantan manajer dari tim voli putra sekolah Teiko.

"Baik. Bagaimana denganmu Elisa?"

"Aku sekarang bersekolah di SMA Teitan."

Takao terdiam sejenak. Sekolah Teitan terdiri dari SMP dan SMA yang berada di sebelahan Mereka merupakan sekolah elite yang melahirkan para pemain berbakat. Juga merupakan juara bertahan ke dua setelah tim sekolah Teiko. Takao masih ingat saat timnya bertanding dengan tim sekolah Teitan. Pertandingan itu sangat sengit.

"Hari ini tim sekolah kami akan melakukan latihan di pantai."

Setelah beberapa saat terdiam akhirnya Takao merespon perkataan dari Elisa.

"Iya. Kemarin aku bertemu dengan Andre. Dia juga sudah menceritakan tentang kamu yang telah bersekolah di SMA Howaitoiguru."

"Itu benar. Tetapi aku merasa beruntung bisa masuk ke SMA Howaitoiguru. Mereka semua baik."

"Benarkah? Kalau begitu aku senang mendengarnya, Takao. Oh, ya. Sepertinya sudah waktunya berangkat ke sekolah. Sudah ya Takao. Sampai bertemu kembali."

"Iya."

Elisa menutup panggilannya. Takao juga segera mandi. Bergegas untuk berangkat ke tempat semua anggota tim dan pelatih berkumpul di depan gerbang sekolah. Jam 8 pagi. Seluruh anggota tim sudah berdiri di depan gerbang sekolah. Hanya tinggal Takao yang masih belum datang.

"Kemana Takao?"

Masahiko memulai pembicaraan. Dia bertanya kepada anggota tim voli putra.

"Hei Aron. Cepat kamu hubungi Takao!"

Kenta memberi perintah kepada Aron. Teman sesama anggota tim voli putra dan juga rekan geng kelompoknya. Aron kemudian mengambil handphone di dalam tasnya. Saat sedang memegang tasnya, tidak lama kemudian Takao datang.