Chereads / PAWANG WANITA / Chapter 3 - Tawar Menawar

Chapter 3 - Tawar Menawar

Malam begitu cepat berlalu bahkan diantaranya juga Frans sudah bersiap-siap untuk segera mandi.

"Hari ini pokoknya aku harus ketemu dengan Cantika lagi, karena Mawar semalam tiba-tiba datang malah menjadi perusak kedekatanku dengan Cantika."

Usai mandi Frans yang mengenakan jass dan bersamaan akan hal itu Mawar yang mengenakan dalaman saja langsung memeluk erat dari belakang tubuhnya.

Terlihat di cermin Cantika jauh lebih menggairahkan dibandingkan Mawar, sedangkan mengenai kekayaan memang hanya Mawar yang kali ini dipandang lebih di mata Frans.

"(Aku sama sekali tidak mengerti lagi, dua orang yang berbeda namun membuat aku gairah melakukannya dibandingkan istriku. Seujung kuku pesona cantik maupun kaya tidak ada didalamnya.)"

Pikiran yang kosong dan terisikan lamunan-lamunan tidak penting malah membuatnya terkejut ketika tangan Mawar menyentuh batang miliknya.

"Aw!"

"Kamu melamun ya, Frans?"

"He he, iya."

"Kenapa? Apa yang kamu pikirkan, apa kamu ragu lagi untuk menikahi aku?"

"Bukan, bukan mengenai itu. Ya tidak mungkin aku ragu menikahi kamu, aku itu sayang dan cukup cinta dengan kamu. Emmm aku tadi cuman melamun masalah pekerjaan saja."

Dengan cukup begitu percaya telah membuat Frans juga tidak bisa lama-lama.

Untuk menghindari perselingkuhan yang ada telah membuat agenda sendiri Frans.

Dan seperti biasa jika Frans berangkat ke kantor tentunya siapa saja yang di apartemen harus segera pergi termasuk Mawar sekalipun.

Pergi dengan terpisah tentu membuat siapa saja jauh dirasa lebih nyaman, terlebih lagi mengenai menutupi perselingkuhan satu ke satunya lagi.

Turun ke lantai paling bawah dan mengenakan mobil mewah tentu saja ditambahkan dengan aroma wewangian ruangan membuat Frans semakin percaya diri.

Sebelum ke kantor Frans sengaja bertemu Cantika terlebih dahulu.

Di tempat yang sudah dijanjikan telah membuat Frans bergegas menuju ke sana dan tepat, disaat tiba Cantika sudah ada di sana dengan perbandingan waktu hanya beberapa detik.

'Brum'

Suara mobil Frans dan dengan menurunkan sedikit saja sudah cukup dikenali oleh perempuan itu.

Cantika yang kali ini masuk ke dalam mobil sontak memberikan kecupan di pipi kanan dan kiri Frans.

"Selamat pagi, mas Frans sayang. Siapa yang datang semalam?"

"Selamat pagi cantikku, siapa enggak penting. Sekarang kamu mau ke mana? Biar aku antar."

"Mas Frans sudah sarapan? Emm aku tebak pasti belum deh, mending sekarang kita cari makan dulu."

"Baiklah, kita cari sarapan dulu baru jalan."

Mengikuti akan apa yang dikatakan perempuan di sampingnya mengantarkan Frans menuju ke sebuah restoran termewah di sana.

Frans memang melihat jika perempuan di dekatnya cukup menumbuhkan gairahnya semakin menjadikan dia untuk lebih dekat lagi.

Tiba di restoran mewah telah membuat Frans malah memanjakan perempuan itu.

"Selamat pagi pak, bu. Mau pesan apa?"

"Saya mau pesan ruangan super VVIP di sini dan tolong sediakan winski."

"Siap, pak. Mari saya antarkan."

Diantar menuju ke ruangan super VVIP telah membuat Cantika semakin memberi manjaan terhadap Frans.

"Ini pak pesanannya, ada lagi?"

"Kamu mau pesan apa?"

"Sudah aku ikut mas Frans saja."

"Aku pesan ini satu, terus ini dua."

"Baik ditunggu pesanannya, pak bu."

Sembari menunggu pesanan datang telah membuat Frans kali ini menatap wajah Cantika lebih dalam.

Membandingkan wajah perempuan di depan matanya dengan perempuan yang kali ini masih tugas di luar membuat Frans gelap mata.

Duduk yang bermula bersebelahan kali ini Cantika justru berani menduduki laki-laki itu di tempat umum.

"Mas Frans sayang, apa sih yang kamu pikirkan? Di hadapan kamu sekarang ada aku, janganlah banyak beban begini dong."

"Tidak, aku tidak memiliki beban. Ya hanya saja aku mau mengecup bibirmu."

Frans dengan cepat memberikan sebuah kehangatan itu telah dibalas begitu lembut dengan Cantika.

Mereka berdua telah melakukannya hingga pesanan itu datang.

Tidak peduli dengan pramusaji mengantarkan pesanan membuat Frans justru berani membuka baju milik perempuan itu.

"Kamu benar mau melakukannya di sini?"

"Iya, kenapa enggak? Ruangan ini sudah aku pesan dan tentunya hanya kita saja yang ada."

Perlahan-lahan Frans menyentuh baju dan semakin dalam dia mengambil alih gunung kembar.

Dengan meremas-remas maupun juga kepalanya mendusel di gunung kembar itu membuat Cantika tidak tahan dan ia justru terbaring di bawah.

"Aku tidak menyangka bahwa peretemuan semalam saja sudah membiusku seperti ini."

"Hemmm, aku benar-benar tak menyangka jika perempuan di bar ternyata lebih liar dari apa yang aku pikirkan."

"Mas Frans ada saja, malah justru aku merasakan ini baru kali ini."

"Benarkah? Berarti aku paling beruntung mendapatkan kamu, emm lebih baik kamu kerja denganku."

Tawaran telah dikeluarkan oleh Frans yang tentunya dia ingin menikmati perempuan itu tanpa bekas orang lain.

Beberapa upah yang dibayarkan tentu saja tidak sedikit dan bahkan merogoh lebih dalam tentu cukup mudah bagi Frans.

"Bagaimana? Apakah kamu setuju dengan tawaranku, kalau kamu berkata iya mau aku transfer sepuluh juta sekarang?"

Cantika terlihat begitu memikirkan cukup berat, tetapi semua mungkin dirasakan oleh Frans akan berkata mau.

Dan benar saja jika mengenai ini anggukkan kepala telah membuat Frans seketika memberikan sebuah kecupan begitu lama di bidang dada Cantika.

"Aku akan melakukan semuanya, baik gairah maupun juga yang lainnya. Jika kamu butuh apa-apa bilang saja ke aku, ya aku akan memenuhinya untukmu."

"Apapun?"

"Iya apapun juga untuk kamu Cantika sayang, sekarang lihat aku transfer kamu sepuluh juta."

"Aku belum memiliki kartu kredit mas Frans."

"Tenang saja, nanti aku buatkan. Sekarang uang ini kamu pegang saja, aku mencintai kamu."

Tawaran yang telah dikeluarkan cukup membuat Frans tidak mau meragu lagi.

"(Untunglah perempuan ini mau menjadi pelampiasan nafsuku tiap waktu, ya tak masalah keluar sepuluh juta setiap hari dan yang pasti uang segitu tidak ada apa-apanya.)"

Tersenyum akan apa yang ditawarkan berhasil membuat Frans menambah gairah untuk melakukan sebuah hubungan.

Tangan yang menggerayah kembali masuk ke gunung kembar dan satunya lagi menuju ke arah rerumput yang basah.

"Kamu sudah keluar ya? Astaga segitunya kamu cepat keluar, hemmm aku malah belum."

"Dipacu dong mas, coba deh kamu melakukan hal lain. Diemut mungkin atau mungkin mau aku yang melakukan milik kamu?"

Frans mendengar begitu saja sudah menjadikan batang miliknya berdiri dan bahkan lidahnya cukup kilu.

Lidah yang diputar-putar seketika bertambah cepat disaat Cantika membuka resleting celana dan mengelus perlahan batang itu.

"Punyamu besar dan membulat mas, oh iya tawaran kan sudah aku terima. Tapi kalau tawaran itu aku tawar dua kali lipat gimana?"

"Dua kali lipat? Emm gimana ya, menurut kamu gimana?"

"Ayo dong mas? Kita mulai tawar menawar ini."