"Ting" bunyi notifikasi ponselku kulihat ada WA masuk dari nomor yang tak kukenal kubuka pesan itu yang ternyata berisi foto, kebetulan sinyal nya lagi lemot jadi agak lama. Saat sudah terbuka betapa terkejutnya diriku melihat foto suamiku bersama wanita lain dan dalam keadaan tertidur di sebuah kamar. Perempuan mana yang tidak ingin meledak melihat semua itu segera ku telfon nomor itu
"Tut...Tut.. Halo"
"Halo ini dengan siapa ya dan apa maksudnya mengirim foto itu?" tanyaku mencoba tenang meski amarah sudah di ubun-ubun
"Saya pacarnya Mas Arfan dan saya yang berada di foto itu"
"Oh jadi kamu yang tidur dengan suami saya"
"Iya bagus kalau kamu tau,dan mas arfan sangat mencintai saya buktinya dia bermain dibelakangmu dan dia akan segera menikahiku"
"Oh jadi kalian akan menikah, bagus kalau begitu bilang padanya untuk segera menikah kalau dia memang mencintaimu"
"Tentu,kamu juga harus sadar bahwa aku tidak mau untuk berbagi kasih denganmu"
"silahkan ambil dia untukmu aku tidak akan menyesal bahwa dia menceraikanku,tapi aku sangat menyesal karena telah menikah dengan nya Trimakasih"
segera kututup telponku kulempar ponselku hingga mengenai dinding "Prak" terdengar bunyi retakan dan benar saja layar ponselku pecah mungkin sudah tak bisa digunakan lagi
"Sialan kamu mas penghianat jadi ini yang kamu lakukan di belakangku" amarahku tak bisa kubendung lagi baiklah jika memang itu pilihanmu jangan pernah menyesal suatu saat nanti akan kuturuti apa maumu. Ku bersiap untuk menjeput Enza putriku ia sebentar lagi akan pulang ia tak boleh tau apa yang terjadi aku takut ia menjadi terbebani
"Mama..." teriak enza saat melihat kehadiranku ia berlari memelukku dan mencium tanganku
"Princess nya mama sudah lama nunggunya,gimana sekolahnya hari ini?"
"Baik ma tadi aku melukis ini gambarku" Enza menunjukkan gambarnya padaku
"Bagus gambarnya pinter anak mama,yaudah yuk pulang"
"Ayuk ma"
"Papa" teriak enza saat sampai dirumah, hati ini terasa sakit saat melihat nya hadir di hadapanku
"Anak papa sudah pulang sekolahnya, papa kangen sama Enza makanya papa cepet pulang"
"Dasar mulut buaya manis di depan busuk di belakang" ucapku membatin
"Enza juga kangen sama papa"
ingin sekali hatiku meluapkan semua amarah yang aku simpan tapi mana mungkin bagaimana dengan Enza aku takut jika ini membuatnya tertekan,apa yang harus aku katakan jika aku dan mas Arfan akan berpisah.
"Mama kok ngelamun sih mikirin apa" tiba-tiba mas Arfan menepuk bahuku aku tersentak kaget
"Oh gapapa kok mas yaudah kamu mandi dulu aku siapin makan siang"
"Gak usah ma aku tadi udah makan di kantor"
bilangnya dikantor padahal di hotel jadi sekarang dia kerja di hotel ya
"Oh yaudah mas aku masuk dulu mau mandi"
kubergegas pergi dari hadapan nya lama-lama bisa muak aku melihatnya
Sesampainya dikamar aku menelepon Tasya sahabatku ingin ku bercerita tentang kejadian ini dan meminta solusi apa yang harus aku lakukan dan dia mengajakku untuk bertemu di kafe langganan kita besok. Ok harus selesaikan masalah ini secepatnya
"Mas besok aku mau ketemu Tasya di kafe pengen ngopi bareng udah lama gak ketemu" biar bagaimanapum ia masih suamiku untuk saat ini
"Iya sayang pergi aja gapapa" ucapnya mesra padahal hatiku sudah kau sakiti,apa seperti ini kamu dengan wanita diluaran sana
"Makasih mas" balasku
—**-
Setelah semalam melalui hari yang cukup menyakitkan hati,aku masih bersikap biasa saja pada nya meskipun hati ini telah ia hianati. Hari ini seperti hari biasa kita sarapan bersama Mas Arfan mengantar Enza ke sekolah setelah itu ke kantor. Hari ini aku ada janji dengan Tasya kami berencana mengungkap kebusukan Mas Arfan
Sesampainya di kafe tempat ku janjian dengan Tasya aku mengedarkan pandangan mencari dimana Tasya, saat ia tahu keberadaanku ia melambaikan tangan kearahku dan langsung aku menuju kesana
"Udah lama nunggunya?"
"Enggak kok aku juga baru sampe ini mau pesen minum,kamu mau pesen apa?"
"Kayak biasanya aja"
"Ok"
"Mas" Tasya melambai pada pelayan
"Iya mbak mau pesen apa" tanyanya sambil membawa catatan
"Lemontea 2 ya"
"Tambahnya apa lagi?"
"Udah itu aja"
"Baik silahkan ditunggu"
"Mas bentar"
"Iya mbak ada lagi yang mau dipesan?"
"Udah punya pacar?"
"Sya,apaan sih jangan bikin malu deh inget umur masak masih bocah mau diembat juga" aku memperingatkan ucapan tasya yang kayak tante-tante girang aja
"Ya habis mas nya juga ganteng loh Ra cewek mana yang gak kepincut iya kan mas,jadi udah punya pacar belum kalau belum aku mau kok jadi pacarnya" secara terang-terangan Tasya mengungkapkan niatnya bikin malu aja deh
"Maaf ya mas temen saya memang gitu udah jangan dipikirin mas lanjut aja kerjanya" ucapku pada pelayan itu
"Oh ya mbak gapapa saya permisi dulu ya ditunggu pesanan nya" ia pamit untuk mengambil pesanan kami
"Kumat deh tujuan kita kesini kan mau bicarain masalahku gimana ini solusinya"
"Oh ya kan lupa habis ada yang bening sih Ra..terus rencana gimana kamu mau kasih tau ibumu tentang yang sebenarnya atau mau diselesaikan sendiri"
"Entahlah aku juga bingung aku takut ibu nanti bisa drop kalau tau apa yang sebenarnya terjadi Enza pasti akan sedih"
"Sebaiknya nanti kamu bicarakan berdua dengan suamimu,kalau aku jadi kamu sudah kubuang lelaki sepertinya berani berhianat berarti kita sudah tak lagi dianggap dan tak ada artinya"
"Kamu benar biar bagaimanapun ia telah melakukan penghiantan padaku"
"Aku tau kamu pasti bisa melewati ini aku akan selalu ada buat kamu Ra.."
"Permisi ini pesanan nya Lemontea 2" si mas yang tadi di godain Tasya mengantarkan pesanan kami
"Iya mas makasih ya"
"Permisi" ia pun berlalu dari tempat kami
Tak banyak yang kami bicarakan di Kafe hanya obrolan tentang masalahku dan sedikit berbincang dengan Tasya mengingat kita jarang sekali bertemu karna sibuk dengan urusan masing-masing.
Suasana Kafe sangat nyaman dihiasi dengan bunga dan tanaman hias membuat kita yang berkunjung kesini bisa mencuci mata dengan pemandangan hijau cocok sekali dengan namanya GREEN CAFE,Enza pasti suka kalau diajak kesini.
saat hari sudah mulai siang aku pergi untuk menjemput Enza dan berniat untuk mengunjungi ibu
Sampai disekolah Enza terlihat ia sudah menunggu aku menghampirinya
"Enza maaf mama telat jemputnya tadi masih ada keperluan jadi mampir dulu"
"Iya ma gapapa aku juga baru keluar soalnya tadi masih bantuin temen di kelas"
"Yaudah ayuk masuk nanti kita mampir kerumah nenek ya sayang"