Chereads / Wanita Realistis / Chapter 2 - 2

Chapter 2 - 2

"Orang lain hanya tahu apa yang mereka lihat bukan kenyataan yang ada di depan mata."

***

"Hidup gini-gini aja bosen banget gue," ucap Naya yang sedang menjilat es krimnya bersama Vino di pasar malem yang mereka kunjungi.

"Ya makanya cari cowo."

"Haish ... lo tuh enggak ada saran lain apa selain cari cowo lagian gue udah nyari tapi enggak ada yang bisa bertahan lama sama gue. Padahal, gue cantik tapi kenapa sih masih aja jomblo heran gue."

"Ya itu karena selera lo ketinggian! Kalau emang mau cowo yang kaya yaudah lo deketin aja sono om-om atau Duda kaya baru deh bisa cukupin kebutuhan lo! Yang lo deketin mahasiswa yang enggak berduit lagi," saut Vino lagi.

"Ralat ya. Bukan gue yang deketin tapi mereka yang deketin gue duluan. Pas udah gue respon eh masa cuma diajak yang dipinggir jalan lah. Atau paling banter diajaj ke resto tapi pas gue minta belanja diturutin besoknya langsung di ghosting." Vino tertawa mendengar lontaran yang diucapkan oleh Naya. Naya hanya mendengus.

"Lo kok malah ketawa sih. Emang ada yang lucu apa."

"Ada. Lagian lo baru pdkt mintanya udah muluk-muluk ya kelihatan banget lah matre lo gimana sih lo orang tu ya kalau cewe lain pasti jaim-jaim dulu. Ini lo main ngegas aja minta beliin barang. Dasar matre."

"Bukan matre. Justru hubungan itu dari awal harus dilihat ini cowo model gimana. Kalau pelit ya gue ogah lah. Gue mau cowo yang royal, yang bisa beliin gue apapun. Percuma dong gue punya cowo tapi apa-apa beli sendiri, enggak ada bedanya sama gue single," bela Naya lagi.

"Ya tapi 'kan lo coba kek deket dulu, sebulan gitu baru keluarin sifat asli lo bukannya dari awal gitu. Cewe gue aja perasaan pas pacaran sama gue awal-awal jaim-jaim."

"Ralat ya mantan. Lo ama dia udah putus 'kan? Jadi, enggak usah sok-sok punya cewe ngomong sama gue. Lagian ya ujungnya apa? Lo diselingkuhin juga kan? Sama yang lebih kaya?" Vino terdiam dan mengerucutkan bibirnya kesal. Naya selalu bisa membuatnya kalah telak meledeknya.

Naya tertawa puas, "Nah, jadi apa bedanya gue sama mantan lo yang ninggalin lo karena ada yang lebih kaya. Makanya jadi cowo itu, kalau belom punya modal banyak jangan sok-sok an punya cewe. Ntar kalo cewenya ninggalin sok playing victim lagi. Yang diselingkuhin lah."

"Cewe juga suka playing victim," saut Vino lagi.

"Cewe bukan suka playing victim tapi emang gitu kenyataannya." Seorang Naya yang keras kepala tidak akan mau mengalah adu debat dengan Vino. Dia akan terus melawan sampai akhirnya Vino memilih diam saja enggak melanjutkan perdebatannya.

"Dah ah ayok pulang. Dah malem."

"Masih sore gini."

"Udah mendung. Lagian udah jam sembilan juga. Entar kalau malem-malem banyak begal."

"Halah. Bilang aja entar lo pulangnya takut setelah anterin gue."

"Kagak!"

"Iya!"

"Kagak!"

"Iya kok."

"Serah lo, Nay." Kalau Vino terus membalas ucapan Naya yang ada dia tidak akan pulang dan hanya debat di sini. Sedangkan sudah mendung di sini. Jadi, dia lebih memilih langsung mengamit tangan Naya dan mengajaknya untuk pulang sebelum perdebatan mereka makin panjang. Naya tersenyum puas melihat Vino yang mengalah. Dia sudah tahu Vino akan mengalah karena Naya sudah hapal dengan laki-laki yang selalu bersamanya ini.

***

Tbc ... Jangan lupa vote and commennya see u...