Naya benar-benar tidak tahu harus apa. Naya juga tidak mengerti dengan maksud Sherly. "Sher kamu kenapa? Aku enggak pernah nyakitin kamu tapi kenapa kamu kayak gini sama aku."
"Hahaha ... iyasih enggak pernah. Tapi, penyakit matre lo keterlaluan, Nay! Lo enggak mikirin perasaan cowo-cowo yang ngajak lo jalan. Gue selalu muak dengan tingkah belagu lo."
"Gue enggak ngerti, Sher."
"Oke kalau lo enggak ngerti gue jelasin. Pertama gue benci sama lo yang selalu bisa jalan sama cowo mana pun. Dan itu bisa bayarin lo. Tapi, cuma karena enggak bisa beliin barang mahal lo pasti campakin tuh cowo iyakan?!"
"Tapi, Sherl lo tahu gue gimana. Gue enggak mau cowo miskin yang cuma manfaatin kekayaan gue aja. Makanya gue Realistis."
"Inget ya, Nay enggak semua cowo kayak gitu! Bahkan lo beruntung bisa jalan sama cowo famous dari fakultas-fakultas lain salah satunya anak pendidikan matematika yang gue udah incer dari awal masuk. Bahkan gue seneng banget dia bisa satu kelas sama gue dan pernah kerja kelompok bareng sama gue. Tapi, sial dia harus deketin lo yang matre sialan!" Naya berusaha mengingat siapa laki-laki itu, "Hendra?"
"Iya, Hendra! Dia orang yang gue suka, Nay. Tapi, lo yang bisa diajak jalan oke kali itu gue ngalah biarin lo jalan sama dia. Tapi, pas tahu dia lo sakitin karena enggak mampu beliin lo iphone doang waktu itu lo langsung maki-maki dia. Sekarang dia nutup diri, Nay. Dia berhenti kuliah cuma karena malu namanya kepasang di sosmed. Gue tahu lo udah terkenal tapi bukan berarti bisa seenak lo!"
"Gue enggak tahu sama sekali soal itu, Sher."
"Lo tuh emang enggak tahu! Tapi, apapun tentang lo pasti cepet nyebar, Naya! Lo itu sok polos! Gue tahu banyak yang enggak suka juga sama lo tapi orang-orang selalu cari berita tentang lo. Gue selalu benci sama lo, Nay!"
"Sher tapi ... tapi...."
"Aaahh satu lagi. Lo pernah jalan sama anak sma kan? Namanya Dio? Ingat lo?!" Naya terdiam mengingat-ngingat lagi nama Dio. Jujur sudah banyak cowo yang jalan dengannya tapi hanya untuk dia manfaatkan tidak pernah ada yang dia anggap serius.
"Ga Inget kan lo pasti! Dia adek gue Nay! Adek gue! Dan hal yang sama pun terulang. Lo campakin adek gue." Naya membulatkan matanya. Bahkan dia tidak tahu kalau Sherly punya adik.
"Tapi ... tapi lo enggak pernah bilang kalau elo punya adek, Sher."
"Karena lo enggak pernah nanya. Lo cuma butuh gue kalau lo stress sama keluarga lo doang seakan yang punya masalah sama keluarga itu lo doang! Setiap gue minta duluan ketemu lo pasti alasan enggak bisa atau ini itu. Sedangkan lo butuh gue harus cepet dateng lo tuh egois. Gue benci lo. Dan keluarga gue berantakan juga karena lo. Dio bunuh diri karena lo tolak, dia cinta sama lo. Keluarga gw nyalahin gue karena Dio bunuh diri karna lo dan lo adalah temen gue. Gue bener-bener nunggu saat kayak gini. Di mana lo enggak bisa berkutik apapun." Sherly tersenyum puas melihat Naya yang ketakutan dikepung. Suasana sangat sepi sudah pasti tidak ada orang di sini.
"Sher gue minta maaf."
"Maaf lo enggak bakal ngembaliin adek gue dan keluarga gue lagian laki-laki di sini juga sama sakit hati gara-gara lo." Naya melihat Lima laki-laki itu. Mereka terlihat seperti dendam dengan Naya. Naya tidak tahu harus apa.
"Gue serahin Naya sama kalian. Terserah mau kalian apain." Sherly berbalik arah setelah mengucapkan itu. Naya semakin kalang kabut. Dia tidak tahu lagi harus berbuat apa mereka satu persatu maju membuat dirinya jadi panik.
"Sherly ... Sherly gw minta maaf. Sher jangan tinggalin gue sendiri Sherly gue takut..." Naya berteriak meminta tolong Sherly. Tapi, Sherly seakan tidak peduli dia meninggalkan Naya....
"Kalian mau ngapain plis jangan apa-apain gue. Gue minta maaf."
"Minta maaf lo enggak berguna, Naya. Kita enggak peduli lo minta maaf sebanyak apa rasa sakit hati gue juga udah enggak mempan dengan muka melas lo," ucap salah satu cowo.
"Gue walaupun enggak cinta sama lo. Tapi, lihat lo matre yang kebangetan risih juga sih, untung Sherly ngasih tahu biar bisa bikin lo kayak sekarang!" Rangga berucap. Dia yang paling depan saat ini. Naya tidak tahu lagi harus berbuat apa. Pikirannya kalut. Apakah nasibnya akan berakhir di tangan semua laki-laki ini.
Tidak! Naya tidak mau hal itu terjadi. Dia tidak mau mati muda. Plis ... Dalam hati dia hanya berdoa siapapun itu bisa datang dan menolongnya saat ini.
Mereka semua sudah mulai mendekati. Naya menutup matanya rapat. Dia hanya berdoa Tuhan masih memberikan kesempatannya untuk hidup. Dan ada orang yang bisa membantunya.
"Tolong, Naya Tuhan. Siapapun nanti yang nolong, Naya. Kalau perempuan Naya akan jadikan dia adik jika dia lebih muda dan jika dia lebih tua akan Naya anggap jadi Kakak dan cukupi kebutuhan mereka. Kalau laki-laki ... Naya jadikan suami kalau dia lajang, ganteng. Tapi, kaya juga kalau bisa. Tapi, kalau sekarang enggak kaya enggak papa yang penting Naya selamet dulu, Tuhan," batin Naya merapalkan berbagai doa.
Naya sudah menunggu tapi tidak ada apapun. Padahal, tadi perasaan mereka sudah di dekat Naya. Apakah benar-benar doanya langsung diijabah ada laki-laki yang menolongnya. Lalu, dia selamat. Naya membuka perlahan-lahan matanya.
Betapa terkejutnya mereka masih ada di depan, Naya.
"Oh Tuhan apakah ini benar-benar akan menjadi akhir hidupnya yang menyedihkan," batin Naya.
"Udah meremnya? Berharap pas melek kayak di film-film ada yang nyelamatin kamu gitu? Naya-Naya enggak usah mimpi bakal ada yang nolongin lo," ucap Rangga. Naya benar-benar pasrah dia mungkin benar-benar tidak ada harapan untuk selamat.
"Udah enggak usah lama-lama. Ayo buruan kita anuin aja dia. Kelamaan nunggu dia drama."
Saat Naya sudah pasrah dan terserah apapun akan mereka lakukan. Dia jadi menyesal selama ini mempermainkan laki-laki dan nasibnya kini benar-benar ambyar.
Saat Rangga menyentuh pipinya. Tiba-tiba saja Rangga tersungkur. Mereka semua langsung menengok ke arah samping. Naya menghembuskan napas lega, apakah dia kini akan benar-benar selamat.
"SIAPA LO! KENAPA LO ADA DI SINI!"
Laki-laki itu tersenyum meremehkan. Naya langsung berlari menjauhi mereka.
"Cupu kalian semua beraninya sama cewe, keroyokan lagi. Lo semua lawan gue!" ucap laki-laki itu. Laki-laki itu maju untuk menghajar mereka.
***
Tbc ... Silahkan tinggalkan komen dan klik ujung Kiri bawah ya..