Chereads / Bawalah Aku / Chapter 10 - Merasa Aneh

Chapter 10 - Merasa Aneh

Gil mulai merasakan hawa dingin di sekitarnya. Ia mematikan saluran televisi dan berlari ke arah kamarnya, yang berada di lantai dua.

Sesampainya di kamar, Gil mengunci pintu kamar rapat-rapat dari dalam. Tubuhnya jatuh dan kini duduk di lantai. Gil memegangi dadanya yang berdegup kencang karena dia berlarian tadi.

Gil menghela napas dalam-dalam, setelah itu mengeluarkannya perlahan. Ia mengulangi kegiatan itu berkali-kali. Setelah dapat menstabilkan napasnya, Gil bangkit dan menuju ke meja belajar.

Bukan untuk belajar, tapi untuk main game di komputer.

Tok! Tok! Tok!

Terdengar sebuah ketukan di jendela kamar Gil ini.

Namun, Gil kembali mengabaikan itu. Ia masih fokus ke komputernya. Suara 'Klik! Klik! Klik!' yang Gil timbulkan dari jari telunjuknya yang menekan 'mouse' adalah satu-satunya bunyi di ruangan ini.

Tok! Tok! Tok!

Lagi-lagi terdengar bunyi seperti ketukan samar di jendela kamar Gil yang terbuat dari kaca.

Gil melihat ke sekeliling. Ia benar-benar mendengar ketukan di jendelanya itu, semakin jelas. Namun, ia selalu menasihati diri jika dia pasti salah dengar saat ini. Mana mungkin ada orang yang mengetuk kamarnya yang berada di lantai 2 ini. Apalagi, kamar Gil ini tidak memiliki balkon.

Jika orang itu menaiki tangga dan mengetuk jendela Gil, itu mungkin saja. Tapi ... siapa? Mana mungkin seorang pencuri minta dibukakan jendela oleh pemilik rumah, bukan? batin Gil semakin bingung.

Wuusshhh!!

Angin tiba-tiba berembus kencang dan menerbangkan gorden yang menutupi jendela kaca di kamar Gil ini.

Ini semkin aneh. Padahal, kaca jendela Gil masih tertutup. Lalu, angin dari mana yang berembus kencang baru saja?

Hawa di sekitar Gil tiba-tiba menjadi semakin dingin. Gil mengusap tengkuknya karena bulu halus di tengkuk itu berdiri. Gil sepertinya akan mengurungkan niat untuk bermain game semalaman ini.

"Ah ... aku sudah mengantuk! Lebih baik aku tidur saja deh!" Gil berucap sambil mematikan komputernya.

Gil menggeliat untuk meregangkan otot-ototnya. Setelah itu, Gil berjalan santai ke arah ranjang. Ia menekan seluruh rasa takutnya dan sok bersikap tenang. Sebenarnya, tubuhnya Gil sudah gemetaran karena rasa takut.

Saat ini, bukannya Gil berjalan ke ranjang karena rasa kantuk, seperti apa yang digumamkan tadi. Melainkan, karena Gil juga ketakutan. Ini belum pernah terjadi sebelumnya karena Gil sudah sering sendirian seperti saat ini. Gil takut saja mendengar ketukan misterius dari jendelanya sejak tadi.

Saat Gil mulai naik ke atas ranjang, terlihat bayangan hitam berkelebatan dari arah jendela menuju ke lemari. Gil terhenyak. Keringat dingin sudah bercucuran dari pelipisnya.

Awalnya, Gil kira itu semua hanya imajinasinya semata. Namun, lama kelamaan Gil semakin merasa ada yang aneh di rumahnya ini.

Seperti yang terjadi di dini hari ini. Gil memenuhi panggilan alam dan berjalan gontai ke arah kamar mandi, yang berada di kamarnya ini. Setelah melakukan tugasnya, Gil mencuci muka di westafel. Namun, matanya langsung membola ketika Gil melihat helaian rambut panjang di westafel.

Gil meraih rambut itu. Itu adalah rambut yang panjang dan tentu saja bukan rambutnya Gil apalagi rambut pembantunya, bukan?