Dia duduk disamping Risu. Gadis itu merasa canggung kala ada anak laki-laki yang disuruh sebangku dengannya. Dilihat dari wajahnya dia tampak dingin dan terkesan tertutup. Matanya sangat dingin dan terkesan sangat aneh. Risu mencoba untuk memperkenalkan diri. Tapi cowok itu malah tidak membalas jabatan tangannya Risu. Baru pertama masuk cowok itu seakan ingin menarik diri darinya. Risu heran dan sekilas melihat kedua telapak tangannya. Apakah tangannya terkesan tidak bersih? Risu mencoba memperkenalkan dirinya dengan cara lain.
"Nama aku Risu" Risu berusaha tersenyum pada kawan sebangkunya itu. Dia mencoba dekat, tapi dia merasa kalau Onaza tampak tidak suka kala gadis itu mencoba ingin tau tentangnya.
"Hari ini kita akan belajar bagaimana cara mengambil gambar dengan menggunakan kamera DSLR" Ujar bu Wiwi menjelaskan apa yang akan dipelajari.
"Apa kamu gak suka duduk sama aku?" Risu mencoba bertanya. Tapi tanggapannya tetap dingin dan tidak bersahabat.
"Santai saja, kita ini sebangku lo. Gak diam-diam aja"
Remaja bernama Onaza menatap Risu dengan mata tajam. Risu sudah biasa menghadapi pria dingin seperti Onaza. Kejadian ini diam-diam membuat Yanda penasaran karena ia mulai sedikit cemburu.
"Bagaimana lagi, kalau saya sebangku dengan yang lain orang-orang tidak akan suka. Aku hmm.. aku ini orang baru" Ujar Onaza akhirnya bicara.
"Senang berkenalan dengan kamu."
Risu memperhatikan Onaza yang tampak serius ketika ia mendengarkan penjelasan dari dulu. Posisinya saat ini seperti Bella Swan yang baru pertama kali melihat Edward di Twilight seri New Moon. Tepatnya di ruang praktek biologi. Cowok itu, mengeluarkan bolpoint yang harganya sangat mahal. Kalau pihak online menjual sekitar 145.000. Itu adalah pena jenis kaligrafi dimana tintanya bisa diisi ulang. Dia juga mengeluarkan sebuah buku tulis yang tebalnya berkisar 200 halaman. Sampul depannya adalah corp kebebasan yang ada di anime Attack On Titan. Apakah cowok ini penggemar AOT. Akhirnya Risu sebangku dengan orang yang sepaham dengannya.
Setelah itu jam istirahat berbunyi. Risu bersama dengan teman-teman yang lain duduk satu meja.
Pada saat dia ingin memesan makanan, tiba-tiba ia mendengar mulut judes dari komplotan anak perempuan.
"Aku kalau jadi Yanda gak akan mau aku sama cewek begini. Seleranya rendahnya banget" Mendengar itu kedua teman-temannya yang bersama dengan Risu marah. Malah salah satu diantara mereka memukul meja. Yaitu Nisa yang paling anti temannya dijeleki sama orang yang memiliki sifat kaya sampah.
"Yanda tu ndak suko cewek mantiak mode kalian. Kalian sadoe poak (Yanda itu tidak suka dengan wanita ganjen macam kalian. Kalian itu norak"
"Apasih"
Beberapa saat kemudian, ada seseorang yang masuk kekantin mereka. Wajahnya terasa asing tapi berhasil mencuri perhatian. Ketampanannya dapat mengalahkan sinar matahari dan membuat semua para perempuan, kecuali Risu meleyot. Lama-lama sekolah ini akan seperti drama Korea True Beauty. Dia melihat Risu yang menyelip diantara kawan seganknya. Dia menatap Risu lama-lama seolah-olah dia mengintimidasi gadis itu didepan orang. Hingga beberapa saat kemudian datang pria idaman wanita yang membuat cewek-cewek dikantin selalu halu. Yanda dengan anggota ganknya datang dengan baju kaos, dibawahnya dia memakai celana galembong.
"Halo Risu" Sapa Yanda dengan sok kerennya.
"Cieee tu cogan manggil" Kata Nisa mencoba menggoda Risu. Risu bingung menghadapi situasi ini. Apakah ini awal masuknya genre roman picisan dalam hidupnya? Tapi dia tidak berharap itu terjadi.
Onaza dan Yanda secara bersamaan menatap Risu.
"Kamu mau temani aku ke perpus?"
Ajakan Onaza terhadap orang yang baru dikenalnya menggempar seluruh isi kantin. Membuat Yanda sedikit marah karena gadis yang dia suka akan diajak keperpustakaan bersama.
"Eh kamu anak baru disini!!!" kata Yanda marah.
"Yan..alahma ( Yan sudah)!" Ujar teman-teman seganknya Yanda.
"Saya hanya mengajak dia ke perpustakaan. Karena ada sesuatu hal yang saya cari."
"Tapi kamu bisa sendiri!!! Kenapa perlu ditemani segala?!!" Yanda tambah geram.
"Yan... diakan anak baru. Wajar dong dia minta ditemani ya udah aku temenin nanti habis makan" tawar Ris.
Cowok itu tersenyum.
"Terimakasih"
"Gak usah!!! Kamu perginya sama aku aja" Yanda tidak terima kalau Risu pergi sama cowok lain. Kejadian ini malah membuat orang tambah bingung. Kak Linda saja yang menyiapkan pesanan buat yang lain, harus terhenti karena menyaksikan sifat cemburu buta yang pertama kalinya ditunjukan oleh Yanda.
"Hey bro! Ang beko kanai berang dek ibuk Eka beko. Ang latihan randai( Hey bro! nanti kamu dimarahi buk Eka. Kamu latihan randai)" Mendengar Rifki berbicara Yanda kesal sekali. Kenapa dia harus latihan randai. Yanda kemudian memesan makanan dari Kak Linda. Kemudian dia mencari bangku kosong. Sementara Risu dan yang lain masih berdiri menanti giliran pesannya selesai.
"Yanda cemburu coi" ujar Nisa. Risu menoleh. Cemburunya Yanda posesif sekali seakan-akan mereka sudah jadian. Tapi Risu tidak peduli. Yang dia pikirkan adalah mengisi perut, karena perutnya dari tadi sudah keroncongan.
"Maaf ya, saya membuat keributan"
"oh gak apa-apa"