Chereads / The Garden Indipendence / Chapter 16 - 16. Mencari peristiwa klasik part 1.

Chapter 16 - 16. Mencari peristiwa klasik part 1.

Setelah para gadis itu menyelesaikan makan mie, mereka pamit dari sana. Selanjutnya, mereka ingin pergi kepantai Gandoriah. Hal yang menarik dari sungai Sirah adalah pemandangan sawah. Udahnya masih asri serta keadaan parit yang masih bersih. Mereka terus melaju ke arah jantung kota Pariaman.

Gadis-gadis itu melaju kencang, hingga tanpa sadar mereka sudah tiba mereka tiba dipasar Pariaman yang merupakan pintu masuk utama yang biasa dimasuki oleh para pengunjung. Tapi mereka memilih belok kekanan ketika mereka sudah menemukan lintasan kereta api. Apalagi kalau bukan arah menuju hotel Nan Tongga.

Setelah mereka sudah memasuki area itu, disana dapat ditemukan ada jembatan Siti Nurbaya serta ada muara, dimana banyaknya kapal boat yang parkir disana.

Di kota tersebut ada 3 pantai yang amat terkenal. Yang pertama adalah pantai Kata, dimana pantai tersebut jaraknya didekat desa Taluk. Yang kedua adalah pantai Cermin. Dimana pantai ini ada x situ yang digunakan sebagai sarana wisata permainan sepeda air. Yang ketiga adalah Gandoriah. Pantai itu sederetan. Tapi, yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan adalah pantai Gandoriah. Nama tersebut sangat melegenda dan kisahnya juga dijadikan pertunjukan randai juga setelah siti Baheram dan kisah lainnya.

Gandoriah memiliki kisah yang amat memilukan, dimana wanita ini sudah bersusah payah menahan kesetiaan. Tapi, Nan Tongga menikah dengan perempuan lain gara-gara ekspedisinya dalam mencari 3 mamak-mamaknya. Mamak dalam bahasa Indonesia berarti paman. Namun, dia menikahi perempuan tersebut lantaran dia menginginkan seekor burung ajaib. Tapi, Nan Tongga meninggalkan istrinya dan kembali dalam pelukan Gandoriah. Namun sayang, cinta mereka tidak bisa bersatu lantaran akhir ceritanya mereka adalah saudara sepersusuan. Sehingga mereka hanya dapat berjodoh diakhirat.

Mereka kemudian belok kekiri. Disekitar sini, banyak sekali makanan yang terjual. Terutama makanan yang paling terkenal itu ialah sala lauak dan sala bulek. Sala lauak adalah makanan laut yang dibaluri oleh tepung sala, namun dalam bentuk tusukan sate. Ada juga dalam bentuk kerupuk dimana ada ikan-ikan kecil yang melekat. Ikan yang dipakai dalam kerupuk sala biasanya mereka memakai lauak maco atau ikan Maco. Bentuknya pipih dan kalau dimasak rasanya gurih. Selain itu, disana ada arena balap mini yang diperuntukan bagi anak-anak. Terutama anak laki-laki.

Para gadis-gadis manis itu berbelok disebuah bangunan dekat arena balap tersebut tepat didepan sebuah kantor yang tidak dipakai lagi, dimana bersebelahan dengan Media center. Pustaka wilayah yang ukuran banguannya lumayan kecil, tapi isi bukunya sangat banyak.

"Akhirnya." kata mereka. Lalu, para gadis itu masuk dengan membuka sepatu. Mereka letakan tas mereka didalam sebuah loker yang diberi nomor. Setelah itu, mereka lalu mengisi buku tamu dan setelahnya mereka mulai mencari beberapa buku yang akan mereka baca. Mereka semua melacak buku yang ingin mereka cari. Akhirnya salah satu diantara mereka ada yang menemukannya.

"Hah, akhirnya aku dapat juga buku conversation bahasa Korea" Ujar Monra senang. Dia ingin mempelajari bahasa Korea lantaran dia ingin bertemu dengan ayang beb halunya, Kim Sang Beom.

Sementara Nisa mencari novel-novel remaja karena dia sedang mencari referensi tentang dunia percintaan. Lalu Risu, mencari sesuatu tapi tidak ketemu. Hingga akhirnya dia lalu bertanya kepada pemilik pustaka.

"Kak, buku tentang siti Baheram ada nggak?" Tanya Risu kepada penjaga perpus

"Oh, kemarin baru dipinjam sama orang seminggu yang lalu"

"Seminggu yang lalu?"

"Ia."

Risu kemudian mengurungkan niatnya selama seminggu untuk membaca kisah tentang Siti Baheram. Dia benar-benar penasaran siapa siti Baheram itu. Dia disana menemukan beberapa kisah lain. Ada tentang kepala ilalang, ada tentang Anggun Nan Tongga. Dimana dia sudah membaca ratusan kali kisah ini.

"Heh!!! Nan Tongga beruntung dicintai oleh Gandoriah. Tapi malah nikah dengan perempuan lain" Katanya dengan kesal.

"Kamu kayanya pengen tau banget tentang cerita siti Baheram?" Tanya Nisa yang duduk dipojokan.

"Ya aku pengen tau tentang dia. Tapi, aku tidak menemukannya disini" Ujar Risu sedikit kecewa.

"Nanti malam kamu ikut aja lihat orang latihan randai. Soalnya, katanya mereka bakal latihan malam ini dilapangan sekolah" kata Monra

"Beneran??" Kata Nisa.

"Beneran? kata siapa?"Tanya Risu.

"nih kata Alif" Monra menunjukan pesannya kepada Alif. Ada apa antara dia dan Alif? Tumber mereka saling chattan satu sama lain?

"Ciee....udah mulai PDKT ni ye" Goda Nisa.

"Ya ampun, aku chattingan sama dia karena kita sekelompok aja" kata Monra jujur.

" Sekelompok, apa sekelompok?" Risu tambah menggoda.

"Sekelompok"

"sstt" Kemudian penjaga perpus tersebut memberikan isyarat bahwa mereka harus diam.

"Maaf kak" Risu sebagai perwakilan minta maaf. Mereka semua menunduk karena mereka salah.

"Ya udah deh, aku penasaran banget tentang Siti Baheram ini. Kisahnya seperti apa"

Risu memang ingin tau siapa wanita yang bernama siti Baheram itu? Kenapa ia sampai dibunuh oleh sanak saudaranya sendiri?