Sepertinya ia salah bicara kepada kawannya. Jujur, dia tak pernah merasakan hal itu dulu.Cinta itu apa dan bagaimana prosesnya? Apakah salah jika ia bertanya? Ketika perasaan dikutuk untuk merasakan apa arti itu semua, namun kehidupan telah menjadi bubur. Perasaan berbunga-bunga, ingin merasakan apa artinya itu terluka dan bahagia karena cinta, tidak akan pernah ia rasakan. Kalaupun ada nanti manusia yang mencintainya, tetap ia tak boleh rasakan. Sebab itu bukan perasaan suci lagi. Melainkan nantinya cinta terlarang yang tak boleh didekati.
Enaknya menjadi Dendi. Selama hidupnya dia merasakan indahnya mencintai. Bahkan dia terlihat menjadi orang yang peiba hati karena sebuah lirik lagu.
Dia menyandarkan dirinya disofa sambil tertidur. Inilah namanya sekolah. Ternyata sekolah dizaman sekarang cukup melelahkan. Namun, untuk pertama kalinya dia berbaur dengan seorang perempuan yang bukan satu tali persaudaraan dengannya.
"Abang. Mira mau pergi ngaji dulu ya" ucap anak ibu Wiwi pamit. Onaza tersenyum manis. Anak itu mencium tangannya lalu ia berlari bersama teman-temannya. Mengaji .... Dia sepertinya ingin melakukan yang dilakukan oleh anak kandung dari ibu pengasuhnya.
Alangkah nikmatnya anak seusia itu sudah mengenal beberapa huruf selain Alif,ba,ta. Hidupnya sekarang sudah dipenuhi dengan kata 'jika' dan 'jika'.
Dirumah pengasuh mereka ada beberapa yang terpampang dengan tulisan kaligrafi. Sungguh dia sangat mengguminya. Rumah ini jadi terlihat tenang semenjak ada tulisan-tulisan yang ada firman Tuhan. Andaikan dia tidak buta huruf hijaiyah, pasti dia dapat membacanya.
Saat ia melihat tulisan itu, mendadak ia mengingat seorang wanita tua yang selalu memanjakan dan menyayanginya. Bayang-bayang wanita tua itu mulai merasuk kedalam jiwanya. Rupa yang terlihat sendu, dengan penuh derita dan putus asa. Dia melihat wajah wanita itu penuh dengan tangis.
Mungkinkah wanita itu adalah sosok yang ia cintai? Apakah wanita tua itu adalah sosok yang ia sia-siakan cintanya? Entah kenapa ia tidak bisa mengingat wajah wanita itu secara tiba-tiba?
Onaza terduduk.
"Siapa itu?"
Ujar Onaza bergumam sendiri. Dia mendadak mendengar suara seorang wanita yang menangis. Dan tangis itu mulai masuk kedalam kupingnya. Hingga mencoba menutup telinganya kuat-kuat. Wanita itu merasuk kedalam pikirannya. Dia berada ditengah keramaian. Tapi dia mencoba untuk tenang, sampai tangannya dipegang oleh seseorang.
"Manga ang?( Kenapa kamu)?"
Bayangannya akan wanita itu menghilang saat Dendi datang lagi. Tapi dia sedang memakan coklat batangan.
"Indak! Indak ado"
Disaat dia sedang menghadapi kejadian aneh, ponselnya berbunyi. Dendi memeriksa ponsel Onaza. Ternyata itu dari seseorang yang bernama Risu.
"Risu??"
Onaza merampas ponselnya dari tangan Dendi. Dia membacanya. Ternyata chattan dari grup tugas kelompok fotografi. Ada Risu, Yanda dan dirinya. Ketika Onaza terpaku menatap ponselnya, Dendi merasa ada sesuatu gelagat yang aneh.
"Siapa itu Risu?"
"Kawan sekolah. Padusi ( cewek)"
"Cewek?"
Dia membaca pesannya yang bunyinya begini
"JADI INI ADALAH GRUP DIMANA NANTI KITA BAHAS TENTANG FOTOGRAFI. NAH, MASING-MASING KALIAN CARI TEMA YANG PAS YA. NANTI DIPILIH"
Kemudian ia langsung membalas 'OK'. Setelah itu meletakan ponselnya kembali. Dendi menaruh curiga pada Onaza. Apakah Onaza mulai menjalin cinta dengan manusia?
"Onaza?? Kamu pacaran dengan manusia? Gak boleh!!!" Dendi langsung menuduh Onaza. Tapi Onaza menampik itu semua.
"Aku tidak berpacaran dengan manusia. Tenang saja. Kamu taukan tujuanku apa?"
"Jangan sampai kamu pacaran dengan manusia. Itu perjanjian kalau kamu ingin kelangit"
"Kita cuma kerja kelompok kaya anak sekolah zaman sekarang"
Dendi langsung merasa lega.
"Yang penting jangan melanggar."
"Pasti. Dan satu lagi, kamu jangan ceritakan apa yang aku alami ok"
"Ok"