Chereads / The Garden Indipendence / Chapter 11 - 10. Back To The Time Again.

Chapter 11 - 10. Back To The Time Again.

Setelah mereka mendapat giliran pesanan mereka, mereka bertiga duduk. Kemudian disusul oleh anak baru. Mungkin karena dia belum dapat kawan laki-laki, makanya lebih baik bersamanya terlebih dahulu. Disudut sana ada yang menahan cemburu. Disisi lain, ada yang biasa saja. Yah, cuman karena teman sebangku kenapa tiba-tiba saling suka? Kan itu tidak logis.

Risu kemudian merogoh kocek. Ternyata uangnya tertinggal dikelas.

"Mon, Nis tunggu bentar yak?"

"Mau kemana?"

"Mau kemana?"

Risu terus merogoh sakunya, untuk memastikan apakah uangnya itu benar-benar hilang atau tidak? Setahunya, uang itu selalu ada dalam sakunya. Anak baru itu memperhatikan Risu yang gelisah. Kemudian Onaza mengeluarkan secarik uang 10.000 kepada Risu. Kebetulan Risu adalah teman sebangkunya, jadi uang itu bisa diganti nanti.

"Pakai aja uangku, nanti kamu ganti. Kan kita sebangku"

Onaza berusaha membantu sebisanya. Semua cewek malah tambah iri dengan apa yang dirasakan Risu pada hari ini. Kecuali yang mereka berdua yang menganggap itu hanya biasa saja.

"Ya udah pakai uangku aja" Nisa mencoba ikut menawarkan. Dari kejauhan ada yang menahan rasa cemburunya akibat anak baru itu dengan polosnya duduk disamping seorang gadis yang ia suka. Risu merasa segan dengan kedua temannya. Daripada berhutang, lebih baik dia ambil sendiri.

"Gak usah repot. Aku ambil saja duitnya dikelas. Tunggu sebentar ya? Jagain lontongku"

Risu kemudian berlari dengan tergesa-gesa meninggalkan kantin. Dia lari sekencang mungkin agar ia bisa dengan cepat mengambilnya. Namun, ketika ia sedang berlari suara saluang yang mendayu terdengar ketelinganya. Entah darimana sumbernya, ketika dia menoleh semuanya sudah berubah. Seolah-olah dia bukan disekolahnya. Tapi ditempat lain. Dia melihat perempuan cantik dengan gaun bundo kanduang, serta perhiasan yang melekat ditubuhnya.

Tatapan wanita itu sangat sopan ketika dia melihat Risu. Ia melihat sekelilingnya itu hutan dan ada beberapa rumah penduduk dari suku Jambak. Perempuan itu sangat bercahaya. Dia mendekatkan dirinya ke telinga Risu sambil membisikan sesuatu.

"Bawa anak itu kembali. Saya sudah memaafkannya"

Kemudian wanita itu pergi dan tempat itu kembali menjadi area sekolahnya. Lagi-lagi ia terkunci oleh sosok perempuan yang tidak ia kenali. Ia tidak mendengar suara saluang seperti tadi. Risu seperti orang yang baru saja lupa akan sesuatu, dia membaca doa dalam hati agar ketika ia masuk kelas tidak diganggu oleh siapapun.

Akhirnya sampailah ia dikelas. Dia kemudian membongkar isi tasnya. Dari sudut paling jauh, ia melihat sosok perempuan itu lagi. Kali ini ia dibawa oleh kesuatu tempat, dimana ia melihat sesosok perempuan tadi sedang membawa nasi. Kemudian dia memberikannya kepada dua orang pemuda lain yang satu badannya gendut, yang satu lagi kurus. wanita itu memberikan jamuannya kepada pemuda-pemuda tersebut. Lalu pundaknya dipegang oleh seseorang.

Risu menoleh. Wanita itu menampakan wajah kesedihan, kemudian dia menangis darah serta dia menampakan bekas tikaman yang ada ditubuhnya. Wajahnya pucat mengerikan, membuat Risu berteriak histeris sampai terdengar oleh seluruh pihak sekolah.

Dia terduduk frustasi sambil menutup kedua telinganya. Kini dia kembali berada dikelasnya, semua orang yang mendengar teriakan Risu lari terbirit-birit karena mereka ingin tau apa yang sedang terjadi. Wajah wanita itu terbayang-bayang dalam pikirannya. Risu menangis sambil menutup kedua matanya. Dia benar-benar takut kepada sosok perempuan cantik yang ia lihat adalah sesosok orang yang sudah meninggal.

"Kamu siapa???!! Jangan ganggu saya!! Jangan ganggu saya???!!! Saya gak tau siapa yang kamu sebut!!! Pergi!!!" Ujar Risu yang terjongkok akibat dia melihat sesosok itu lagi. Melihat Risu yang menangis tanpa sebab, membuat kawannya memeluk Risu.

"Jangan ganggu saya tolong!!" Ujar Risu menangis tersedu-sedu. Semua orang bertanya-tanya apa yang terjadi.

"Ris... aku Nisa" Ujar Nisa mencoba menenangkan temannya.

"Kamu kenapa Nisa?"

"Udah deh, bawa aja dia ke UKS" Kata Yanda mengusulkan.

Akhirnya Risu dibawa ke ruang UKS oleh kedua temannya. Sampai di UKS, Risu meminta kepada kedua temannya untuk menjaganya. Nisa dan Monra heran kenapa Risu berteriak sekencang itu. Ada apa?

"Ris kamu kenapa??" Tanya Monra pelan-pelan.

"Aku takut"

"Takut kenapa?" Tanya Nisa lagi.

"Aku ngeliat perempuan pakai baju Bundo Kanduang. Aku dibawa ketempat yang tidak aku mengerti. Tiba-tiba saja suasana sekolah berubah jadi rumah adat."

Mendengar itu, mereka kaget. Apakah Risu dibawa sesosok makhluk halus?

"Perempuan seperti apa bentuknya"

"Dia awalnya cantik banget. Tapi dia pindah kebelakang pundakku menjadi orang yang mengerikan. Siapa dia? Kenapa harus aku?" Ujar Risu benar-benar takut. Salah satu diantara mereka, kejadian ini rasanya tidak asing. Risu ini dibawa oleh seseorang yang telah lama mati. Tapi, tujuannya apa?