Risuu memperhatikan Plaza lama yang ada disana. Plaza itu sudah tidak layak lagi dihuni dikarenakan gempa tahun 2009 yang lalu. Pemerintah menyarankan para pedagang yang masih menetap disana, menyuruh pindah kegedung sebelahnya dimana Plaza baru itu sebelumnya adalah pemukiman pasar biasa. Setelah dibuka kuncinya, Nisa menghidupkan sepeda motor. Rencananya hari ini dia ingin mengajak Risuu jalan-jalan sekitar area pantai Gandoriah. Akan tetapi karena tubuhnya Risuu tidak sehat, jadi ia mengurungkan niatnya demi kesehatan Risuu.
Motor itu ia engkol, kemudian hidup. Setelah itu, dia mengajak Risuu balik pulang. Ia takut terjadi apa-apa pada kawannya ini.
Nisa akan mengantar Risuu ke daerah Pasailalang yang jaraknya lumayan jauh dari Pantai Gandoriah.
"Ris, ayo naik!"
Risu kemudian diboncengi oleh Nisa. Kali ini dia harus mengecewakan kawannya karena untuk hari ini dia tidak bisa menemani Nisa jalan-jalan.
"Maaf ya Nis, gara-gara aku pingsan aku pingsan kamu gak bisa menikmati perjalanan kamu"
"gak apa-apa. Santai aja. Kan dilain hari masih ada"
Risu merasa tidak enak dengan kawannya itu. Motor yang dikendarai Nisa tak di sangka sudah tiba didepan tugu Tabuik yang merupakan simbol kota Pariaman. Kemudian motor tersebut melaju ke arah percetakan bernama Bintang. Dimana itu adalah anak perusahaan dari COVESIA PRODUCTION.
Kemudian mereka belok kiri ke arah toserba. Mereka jalan-jalan dulu, setelah itu baru balik.
"Eh, besok kita ngeliat orang latihan randai yuk?"
"Randai tumben"
"aku pengen ngeliat Yanda main."
"heh, ya deh aku juga pengen lihat anak-anak randai latihan nih. Mumpung ada waktu kosong. Tapi kapan?"
"Besok pas pulang sekolah."
"ya udah deh."
"tapi besoknya kita rapat OSIS dulu. Katanya ada yang mau diumumin sama ketua"
"apaan tuh?"
"nggak tau apa. Yang jelas, aku antarin kamu pulang dulu. Baru nanti setelahnya kamu pikirin itu"
"Ya udah deh"
Beberapa saat kemudian, mereka sudah tiba dikawasan Pasailalang. Dimana desa tersebut banyak sekali semak dan juga disana kita bisa melihat pegunungan Singgalang dari kejauhan. Nisa membelokan motornya, dimana jalan utama masuknya ada posco pos ronda yang mirip dengan rumah pohon yang ada di film-film.
Sampailah Risuu dirumahnya. Nisa memarkirkan motornya didepan rumah Risuu. Pertama Risu yang turun terlebih dahulu. Dia melepaskan helmnya, kemudian ia duduk disofa luar.
"Gimana? kamu masih pusing?"
"masih. "
"kok kamu bisa pingsan sih?"
Risu kemudian bingung harus menceritakannya darimana. Karena ia baru pertama kali mengalami kejadian seperti ini. Sebab, hal yang dia alami pada hari ini adalah kejadian yang biasanya terjadi didalam film anime atau drama Korea yang sering ia tonton. Apakah ia harus menjelaskannya pada Nisa? Kalau ia menjelaskannya, mungkin ia akan disangka bahwa dia berhalusinasi, atau terlalu dicekoki drama Korea yang beraliran fantasi.
Temannya yang satu ini penasaran kenapa Risu bisa pingsan. Biasanya Risu ini paling semangat kalau diajak jalan-jalan. Tapi untuk hari ini pertama kalinya, gadis ini pingsan ditengah keramaian. Eskrim yang ia pegang meleleh ditangannya.
"Kamu pingsan karena makan Eskrim?"
Karena Nisa bertanya dengan pertanyaan yang tepat, akhirnya itulah yang ia gunakan
untuk mencari alasan yang tepat sebagai alasan yang logis dan bisa diterima oleh temannya yang satu.
"ya aku pingsan karena makan eskrim tadi. Seharusnya aku gak beli eskrim ya. Soalnya kan panas. Tapi,,,, aaa... karena aku pengen jadi gimana gitu"
"makanya jangan minum es panas-panas. Apalagi jam 12 siang kaya tadi, emang rentan bikin orang sakit"
"Ya udah deh masuk dulu yuk"
"ayuk"
Risu mengajak temannya masuk kedalam rumah. Ketika ia masuk, dia melihat beberapa orang sedang mencetak kue dengan menggunakan piring. Ada juga yang menggunakan garpu. Sudah diduga, pasti ibunya hari ini sedang membuat kue Ladu.
"masuklah"
Karyawan ibunya sudah terbiasa dengan kehadiran teman-teman dari anak bosnya. Nisa kalau sudah dirumahnya Risu, pasti dia akan membantu para karyawan tersebut untuk membuat kue. Karena Nisa ini memiliki hobi yaitu memasak, terutama memasak kue. Makanya ia sering kerumah kawannya ini untuk mempelajari teknik membuat kue apapun jenisnya.
Risuu memanggil ibunya, ia menelusuri ruangan dimana ibunya berada. Ternyata ibunya itu sedang mendapatkan telvon dari customer. Akhirnya, ketika melihat Risu datang, sang ibu memberikan televon itu pada anaknya.
"Siapa mah"
"udah balas aja. Mama sibuk bikin"
Risu mengangguk mengerti.
"Halo?"
"Halo bu"
"Maaf nanti bicara lagi ya pak. Soalnya mama saya lagi ada pesanan yang lain"
"Gak bisa gitu dong urusan saya belum selesai"
"ia pak saya mengerti. Tapi ibu saya udah ada yang ngantri duluan pak, nanti saya hubungi lagi"
Risu menutup telvonnya. Kenapa Ibunya seperti takut ketika mendapatkan telvon dari orang ini. Ia kemudian keluar dimana Nisa ia tinggalkan. Ternyata seperti biasa, setiap Nisa datang kesini pasti dia akan membantu orang-orang membantu membuat kue.
"Tadi itu siapa sih mah?"
Gadis itu kemudian membantu ibunya membuat kue juga.
"Orang iseng kali tu tante" ujar Nisa menduga.
"Dia sering ngutang disini. Jadi tante malas menghadapi orang kaya gitu"
"oohh gitu ya"
"Ngapain juga mama ngeladeni orang kaya gitu. Udah biarin aja"
"Ya deh"
"Sari, buekan sadoalahe teh oke ( Sari, buatin semuanya teh oke)"
"aa yo buk"
Risu dan Nisa membantu mencetak adonan kue Ladu.
"Mama kok tumben kue ladu banyak-banyak? Biasanya gak pernah deh mama bikin sebanyak ini?"
"Ini pesanan dari sekolah kalian"
"Sekolah?" ujar Nisa kaget.
"Besokkan latihan. Nah mereka pesan kue buatan tante"
"oooh"
Mereka terus membantu orang-orang membuat kue. Teh yang dipesan telah datang. Para karyawan mendapatkan jatahnya masing-masing. Nisa juga dapat, yah karena dia tamu.
"Bukannya kalian jalan-jalan ke Pantai Gandoriah"
"aahh tadi" Nisa mulai menjelaskan namun .....
"Ah, tadi gak jadi karena kita janji sama Monra"
"oooh"
Risu sengaja berbohong kepada ibunya, agar sang ibu tidak khawatir dengannya terhadap apa yang terjadi. Nisa berusaha untuk jujur, tapi melihat yang takut ibunya panik jadi dia diam saja.
Setelah mereka bantu orang-orang membuat kue, Nisa langsung diajak kekamar oleh Risu. Pada saat masuk ke kamar Risu, semuanya dipenuhi poster anime Kimetsu No Yaiba.
"Wah, tumben kamu koleksi poster anime. Biasanya gak pernah"
"yah, aku suka jalan ceritanya."
Dia kemudian menatap Risu. Seolah-olah dia penasaran dengan apa yang dialami Risu. Risu tidak biasanya pingsan seperti itu. Ingin bertanya tapi dia melihat tatapan kawannya itu seakan dia tidak mau menceritakannya terlebih dahulu.
"kamu kok ngeliat aku kaya gitu sih?"
"ah...enggak. Cuman, aku heran kenapa kamu pingsan"
Risu hanya tersenyum saja. Senyumnya seperti ingin memberikan penjelasan tapi seakan-akan bukan waktu yang tepat untuk menceritakan semuanya. Ini adalah awal dia mengalaminya. Jadi, dia biarkan saja diam sejenak.