Untuk sementara Risu memendamnya sendiri saja. Karena, ia sendiri tidak mengerti. Mengapa ia bisa terjebak pada suatu masa dimana ia melihat gerombolan orang Belanda? Ingin ia ceritakan pada sahabatnya ini. Tapi dia takut kalau Nisa menganggapnya. Melihat Risu yang berat hati ingin mengutarakan, gadis itu berusaha mencari topik lain Risu tidak terbebani dengan pertanyaannya. Lebih baik dia membahas masalah dunia sekolah mereka yang akhir-akhir ini banyak cowok tampan yang masuk dalam grup randai.
"ah...aku pengen ikut randai. Biar aku bisa dekat sama Yanda. Yanda ganteng banget kek Cha Eun Woo"
Mendengar nama Yanda, Risu sebenarnya agak kesal dengan anak itu. Bagaimana tidak? Selama 3 minggu dia tidak membayar semua hutangnya. Padahal dia sekarang lagi butuh duit. Mata gadis itu langsung mengarah ke atap kemudian berguling-guling seakan-akan dia sedang membayangkan bagaimana kalau dia berkencan dengan Yanda.
"Yanda ganteng banget kaya Cha Eun Woo"
"Yanda? ganteng? Matamu kayanya bermasalah deh. Cowok kaya gitu dibilang ganteng. Alamak"
"Dia tampan tau. Kaya Cha Eun Woo"
"Ia mirip kalau dilihat dari lubang pipet"
Mendengar itu Nisa sedikit tersurut. Bagaimana tidak? Yanda itu adalah pria idaman wanita. Masa menatap ketampanan anak orang dari lubang pipet? Itukan tidak logis. Nisa memang fans garis kerasnya Yanda. Apa-apa pasti ujung-ujungnya Yanda. Begitulah orang yang jatuh cinta, episode selanjutnya didalam kehidupan yang ia jalani pasti akan menceritakan orang itu.
"Kayanya lu benci banget sama Yanda? Kenapa sih?"
"Gimana gue gak benci? Hutang gue gak dia bayar. Hutang beli paket. Lumayan tu duit bisa traktir makan enak"
"Halah, udah ikhlasin aja"
"apa yang diikhlasin. Duit itu"
"Yayaya besok aku temani kamu buat mintain hutang oke."
Kemudian dia melihat poster Boruto dikamar kawannya yang otaku akut ini. Nisa kemudian teringat episode dimana Boruto dan Sasuke masuk kedalam portal yang diciptakan oleh gank otsutsuki. Risuu kemudian membuka baju seragamnya sambil melihat Nisa yang menatap salah satu poster anime yang tertempel dikamarnya.
"Aku ngeliat episode Boruto yang kembali kemasalalu bapaknya. Emang sih kita jadi nostalgia gitu. Aduh aku jadi kangen nonton dia pas masih kecil."
"Ia, aku juga kangen. Tapi dia time travel ya?"
"Ia time travel. Kalau seandainya Boruto tau kalau Sasuke pernah berkhianat. Wah, gimana perasaan Sarada"
"Time Travel?"
Mungkin hal yang ada dalam anime yang dia tonton tapi itu rasanya tidak mungkin. Dia mendadak terpaku oleh satu tempat. Kemudian, segalanya dimana mobil yang lewat berubah menjadi kumpulan bendi yang terparkir dengan rapi. Orang-orang mendadak memakai baju kurung seperti di film Tenggelamnya Kapal Van Derwijk. Apakah dia sedang dia dibawa oleh seseorang pada saat yang bersamaan. Tapi siapa?
"Ada gak ya orang terbawa ke masalalu?"
Nisa kemudian mendengarkan secara saksama.
"Maksud kamu?"
"Kita oleh seseorang waktu yang lampau?"
"uhm, biasanya yang seperti itu mah ketika orang sedang mendaki gunung"
"Mendaki gunung?"
"Ia. Banyak pendaki gunung yang mengalami kejadian yang aneh. Seperti terlempar kedunia lain, bertemu sosok yang sudah mati, bahkan bertemu sosok seperti siluman atau terbawa waktu yang terjadi. Memangnya kenapa?"
"Aku pingsan sebenarnya bukan karena sakit. Aku baik-baik aja. Tapi entah kenapa aku melihat plaza lama Pariaman aku diam gak bisa gerak nis kenapa ya?"
Nisa kemudian berfikir. Kejadian seperti ini rasanya tidak asing baginya.
"Terus"
"Aku ngeliat semuanya itu berubah. Kaya mobil yang lewat itu berubah jadi bendi semua"
Nisa kemudian memegang pundaknya Risu. Ia tau seakan Risu panik dengan semua itu.
"Jangan kamu pikirkan itu dulu. Mungkin kamu dibawa oleh seseorang yang pernah hidup dimasa itu, tapi masih ada "
"Nggak Nis, dia dihukum gantung"
Nisa tambah mengerutkan keningnya. Nisa adalah orang yang tertarik dengan cerita hal-hal yang berbau mistis. Dia seperti tidak kaget ketika mereka menceritakan pengalaman horornya. Tapi Nisa mencoba untuk menenangkan Risu agar ia tidak memikirkan itu semua.
"Jangan Ris. Mungkin itu cuman jebakan. Kamu tau sendiri aja. Mereka mungkin menggoda kamu. Atau iseng."
"Mungkin. Ya udah deh, gak usah dipikirin."
"Kamu istirahat dulu. Kamukan sakit, kalau kamu memikirkan itu terus nanti kesehatanmu menurun"
"Oke"
"Aku balik dulu, nanti mama marah"
"Oke terimakasih ya Nis"
"See You"