Chereads / The Garden Indipendence / Chapter 4 - 3. Siapa itu

Chapter 4 - 3. Siapa itu

Setelah Nisa pulang, ia kemudian tidur siang akibat lelah rutinitas yang ia jalani. Membuang punggungnya terasa sakit. Sehingga tidur siang ketika ia tertidur, ia melihat seorang wanita yang terkapar disungai.

Badannya penuh dengan darah, dan rambut terlilit disebuah batang pohon. Ia kemudian mendekat dan memeriksa seorang wanita yang diperkirakan telah menjadi mayat. Ia tidak tau dimana ia sekarang, wanita itu tampak seperti bangsawan Minang.

Ketika badannya dibalik, ternyata wanita mati dalam keadaan seperti habis dirampok dalam perjalanan.

"aaaaaaaaaaa"

Dia teriak sendiri didalam kamarnya. Ibunya langsung kedapur ketika ia mendengar Risu berteriak sendiri sambil memeluk anaknya.

"Kamu kenapa teriak-teriak?"

"aaaaa??"

Ternyata apa yang dia lihat adalah mimpi. Dia melihat disekitar kamarnya sudah dipenuhi orang yang tak lain karyawan ibunya. Teriakannya mengejutkan orang yang ada dirumah. Sehingga salah satu diantara mereka ada yang membawakan air. Risu disuruh minum oleh ibunya.

"Kamu mimpi buruk ya? kalau tidur baca doa. Jangan langsung ngorok gitu"

"ya mah, aku lupa"

Karena saking takutnya, kemudian tidak jadi melanjutkan tidurnya. Dia lebih memilih keluar membeli jajanan. Saat ia keluar, dia sangat berantakan sekali. Tidak sisir rambut, intinya penampilannya tidak rapi sama sekali. Ia sudah berapa kali menguap tanpa menutup mulutnya. Hingga ada seseorang yang mengagetkanya.

"Hoi!"

Siapalagi kalau bukan kawannya satulagi. Namanya Monra, dia baru saja membeli merchandise yang isinya gambar Kim Beom.

"Mon .... jangan bikin kaget dong"

"Ya habis kamu jalannya kek orang baru bangun tidur"

"Emang baru bangun"

Monra kemudian menunjukan merchandise yang ia beli ditoko online. Dia sangat bucin terhadap artis Korea yang katanya dapat menyembunyikan rasa kebencian dihati para wanita.

"ini keluaran baru lo. Kim Beom nya ganteng"

"ia dia ganteng"

Sebenarnya Monra ini sering dimarahi ibunya karena terkesan menghabiskan uang. Cuman mau bagaimana lagi, yang namanya ngefans apapun yang ada sosok idolanya mereka pasti akan dibeli. Beberapa saat yang lalu dia membeli jacket yang ada gambar Kim Beom juga. Kalau gak Kim Beom, pasti Robbert Pattinson. Vampire tampan sejagat alam raya. Kalau Kim Beom adalah sosok Kurama yang debut di Korea Selatan.

"Kamu mau kemana?"

"Mau jajan. Kamu mau ikut?"

"Boleh"

Dia memakai jacket yang ia beli tanpa malu. Yah, namanya orang suka pasti dia akan memakainya bukan? Dia cuek saja walau orang menganggap kalau Monra ini kesannya norak. Tapi dia ini tidak peduli dengan omongan orang . Biarlah orang berkata apa, yang penting dia menjadi dirinya sendiri. Daripada mengikuti kata orang lain. Dia memakai jacket itu meskipun orang bisik-bisik membicarakannya.

"Orang ngomongin kamu"

"Padialah apo kecek ee den dangaan ( biarin aja apa yang dibilang ku dengarin)"

"lu cuek banget dah."

"yah kalau kita dengarin omongan orang kita stress lo"

"ia sih ....."

"Kim Beom ndak akan manjadi laki kau do (Kim Beom gak akan jadi suami kamu)"

Ujar anak laki-laki menertawakanya. Monra bergumam dalam hati, siapa juga yang mau bersuamikan aktor Korea? Dia sudah berulang berkaca kalau dia pantasnya mengaggumi saja. Bukan menjadi seorang istri.

"Sialo ndak baharok jadi laki den? Daripado ang. Bakaco ang tu stek ang see kababini jo cewek duo dimensi. Mangangak ang ma. (Siapa juga yang berharap jadi suamiku. Daripada kamu. Berkacalah dikit kamu aja mau memperistri karakter 2 dimensi. Ribut mulu)"

Mendengar statemennya Monra semua orang tertawa. Siapalagi kalau bukan Alif, si otaku akut. Disana ada cowok paling ganteng sekolah. Yanda, yang sekarang di kelilingi perempuan.

"io kababini 2Dimensi? (apa benar mau beristri 2 dimensi?)"

Mendengar itu Alif malu. Makanya jangan menganggu kesenangan orang lain. Diganggu balik kena mental. Mereka dikelilingi perempuan yang tak lain para junior yang lenjeh dengan mereka. Meskipun demikian, para anak bujang itu sebenarnya risih dikelilingi perempuan seperti. Terutama Yanda yang benar-benar dikepit oleh perempuan-perempuan yang membuat dia sesak. Matanya hanya tertuju pada satu orang gadis yang kerjanya hanya menguap dari tadi.

"Bu, teh telur dua ya bu" kata Risu.

"Tunggu santa dih (Tunggu sebentar ya)"

Mereka berdua kemudian cari tempat duduk yang masih kosong. Setelah duduk, Risu kemudian meletakan kepalanya karena masih ngantuk.

"yah, malah molor lagi"

"Ngantuk cuy. Tadi aku mimpi buruk."

"ooooh...ya udah lanjut"

Para cowok tampan, alias para flower boy of randai sedang dihadang para fans mereka. Sementara salah satu diantara mereka cuek bebek, tidak peduli dengan itu semua. Logikanya mana cowok yang suka cewek caper? Yang ada mereka kebanyakan menyukai cewek cuek yang kesannya tidak peduli dengan urusan romansa. Cowok-cowok itu datang dengan memakai celana galembong. Semacam celana yang digunakan untuk pertunjukan randai, dimana dia mirip seperti rok, padahal itu adalah celana.

Saat Risu masih tertidur, tiba-tiba Monra melihat Yanda yang memperhatikannya daritadi. Yah, memperhatikan si Risu yang tidur tidak tau tempat. Ketika ia tertidur, dia kaget seketika ketika ia mendengar suara orang menaruh sesuatu. Teh Talua sudah datang didepan mereka.

"Aduh kaget aku"

"Makanya jangan molor"

"Maaf ya, aku capek banget. Tadi aku juga pingsan tiba-tiba di Lakmer"

"Pingsan?"

"io, ntah baa lo awak pingsan tadi mangawanan si Nisa. (Ia. Entah kenapa aku pingsan pas temenanin Nisa?)"

Dia kemudian menikmati teh Talua nya. Monra juga demikian. Saat dia meminumnya, tiba-tiba ada tangan seseorang yang mengeluarkan uang sebesar 65.000. Siapa lagi kalau bukan Yanda yang menjadi kumbang sekolah. Tatapannya menatap Risu penuh arti dan terkesan dingin. Sementara Risu dengan sigap mengambil uang itu. Uang itu sebenarnya adalah uang beli paket sih, yang belum dibayar oleh Yanda.

"Besok jangan teriak-teriak hutang lagi. Malu aku" kata Yanda.

"Tenang aja bray. Penting hutangmu lunas" Dia kemudian memasukannya dalam kantong. Yanda kemudian mendekatkan wajahnya ke Risu yang melanjutkan menikmati Teh Talua yang dia pesan. Semakin dekat, semakin dekat seperti orang yang mau ciuman. Tatapannya dalam membuat Risu sedikit risih.

"Kamu kenapa sih?"

"Hanya kamu yang gak ngejar-ngejar aku"

Kemudian Yanda menjauh dengan seenak jidat membelai rambut Risu. Padahal ia tidak suka digitukan. Kan lama-lama jadi menyebalkan. Apalagi, pas melihat fansnya Yanda mulai iri karena mereka tak pernah dibelai seperti itu. Saat Yanda pergi, teman seganknya juga pergi. Risu tidak mood akhirnya karena diganggu cowok yang menjadi idola dikampusnya. Risu ini anti cowok tampan. Baginya cowok tampan itu dilahirkan hanya untuk memberikan harapan palsu kepada wanita.

"cie... diperhatiin cogan" kata Monra menggoda.

"Mon, aku alergi sama cowok tampan. Dia itu suka tebar pesona. Mana mau aku sama cowok kaya gitu"

"ya, kalau aku malah senang. Lagian perawakan Yanda itu kaya Cha Eun Woo. Ganteng banget"

"Makanlah itu ganteng sama kalian"

"Jangan marah gitu dong"

"Aku gak marah. Cuman kesal aja nanti dijadiin bahan gosip nanti"

"oooooh. Repot juga kalau diperhatiin cogan. Apalagi diidolakan para wanita"

Disaat yang bersamaan, ada lagi cowok yang dia memiliki kulit yang cerah. Bukan cerah, tapi terkesan hampir tidak memiliki pigmen sama sekali. Cuma bibirnya saja yang merah. Mereka berdua tidak pernah melihat cowok itu sebelumnya. Dia datang menghampiri sipenjual untuk membeli sesuatu.

"Lee Rang?" Mulailah Monra bergumam aneh. Lee Rang adalah karakter di drama Tale of The Nine Tailed. Dimana dia adalah manusia setengah Kurama. Eh, manusia setengah gumiho.

"Siapa itu?"

"Bukan Lee Rang. dikit-dikit Kim Beom."

"Bukan Lee Rang juga. Dia malah mirip vampire Twilight. "

"Astaghfirullah" ujar Risu berighstighfar.

"Ya mana ada cowok seputih Ris. Yang benar aja. Aku bilang aja itu Edward Cullen versi orang Minang"

"Up To You"

"Tapi siapa ya dia? kaya dia baru tinggal disini deh"

"Kayanya" ujar Risu.

Bibirnya yang merah seperti minum fanta, matanya seperti dandanan para personel boyband Korea menatap kearah mereka sedikit tajam. Tapi terkesan sangat kosong. Apakah itu perasaan Risu saja? Sepertinya hanya perasaannya saja. Karena ia merasa tidak enak, melanjutkan berbicara dengan Monra.

"Drama Kim Beom yang baru apa Mon?"

"Ghost Doctor"

"Ghost doctor"

"ia.. dramanya bagus lo"

"Mon, aku minta yang The Tale of The Nine Tailed aja gak apa-apakan?"

"Tapi kamu minta yang baru"

Sebenarnya Risu menonton drama itu karena dia mengalami mimpi yang sangat aneh. Tiba-tiba saja ia terbawa masalalu. Mungkinkah ada seseorang yang sudah mati merasa tidak tenang? Tapi siapa dia?

"Didalam drama Tale Of The Nine Tailed, hanya Lee Rang yang tidak tenang jiwanya. Dia dipaksa hidup karena membunuh semua orang yang membakar hutan. Sementara kakaknya Lee Yeon sibuk dengan dunia percintaannya. Aku kalau jadi adiknya Lee Yeon, aku tidak akan meninggalkan adiku. Tapi Lee Yeon malah sibuk dengan Ae Eum"

"Lee Yeon tidak pernah menelantarkan Lee Rang. Aku nonton kok dramanya. Tapi, apa yang terjadi didalam drama Korea itu bakal kenyataan gak ya?"

"Maksudnya?" tanya Monra sambil meminum teh taluanya.

"Ada makhluk yang jiwanya tersiksa karena dosa dimasa lampau, kemudian mereka hidup lagi mencari sosok yang pernah ia bunuh"

Monra kemudian menjitak kepala Risu. Dia menganggap temannya ini berbicara seperti itu akibat dipengaruhi oleh tontonan.

"Mana ada kisah kaya begitu? Itu cuman terjadi difilm-film saja."

"Sakit tau. Akukan cuman nanya"

"Tapi ada juga sebagian orang yang mengalaminya. Taukan ada seseorang yang naik bus tahun 2004 dulu? Sempat viral waktu itu. Nah, sebenarnya abang itu mau dibawa kemasalalu saat tragedi kecelakaan. Ada sebagian orang yang mengalami. Tapi kamu nanya begitu?"

Risu kemudian menghela nafasnya. Hari ini dia mengalami sesuatu yang terasa nyata dihadapannya. Tapi semua orang tidak melihatnya.

"Aku takut Mon, dibawa kemasalalu"

"Gak usah dipikirkan."

"Meskipun aku takut, aku penasaran. Sebenaenya apa yang terjadi ya Mon?"

"Maksud kamu?"

"Sebenarnya apa yang terjadi pada saat Belanda masih menjajah Indonesia? Maksudku apa yang terjadi dilapangan Merdeka sebenarnya?"