Yosep gelisah malam itu. Di pikirannya terbayang-bayang Tari selalu. Wajahnya yang cantik tubuhnya yang bahenol memang memiliki daya tarik tersendiri. Terlebih kondisi sekarang Tari yang berada di rumah sendirian. Sangat bisa siapapun untuk mampir dan menjamah tubuhnya.
"Mas, maaf ya mala mini libur dulu. Aku lagi enggak enak badan." Andini berucap sambil merebahkan diri di atas ranjang.
Yosep sudah mengira kalau Andini tidak akan melayaninya akhir-akhir ini karena wanita itu sibuk membangun bisnis perkebunan tehnya. Andini memang tipe wanita yang pekerja keras.
"Enggak apa-apa, Sayang." Yosep membalas, tapi di pikirannya langsung terbersit Tari.
"Oh iya, boleh enggak kalau aku ikut ronda Sayang?"
Andini mengernyit dahi, " Tumben banget, Mas. Biasanya juga enggak pernah."
"Hehehe, sesekali saja Sayang, enggak enak kan kalau enggak ikut ronda." Yosep menimpali dengan harapan mendapatkan izin dari Andini.
"Ya, udah ikut ronda sana, tapi pulangnya jangan pagi-pagi ya."