Tari meneguk ludah beberapaa saat. Benar saja seringai senyum itu muncul tepat di depaan wajahnya. Sangat dekat hingga sapuan nafas hangat terasa di wajah Tari.
"Bagaimana? Kamu mau membuka tanktopnya?"
Tidak sepatah kata keluar dari mulut Tari selain mata yang mengunci kea rah Yosep juga deru nafas yang menderu. Hingga seperti ikan yang menyambar umpan. Bibir Tari langsung melahap bibir tebal nan hitam Yosep.
Yosep terperanjat. Namun, dibiarkannya Tari memainkan permainannya. Dia tahu kalau Tari begitu bernafsu kepadanya. Nafsu yang sudah lama dipendam dan baru tersalurkan sekarang.
Cukup lama permainan bibir. Tari melepaskannya. Nafasnya menderu dengan sudut bibirnya yang penuh akan ludahnya sendiri. Berbeda dengan Yosep yang tampak tenang. Pria itu hanya tersenyum nakal.
"Kok berhenti?"
Tari tidak menjawab. Wajahnya begitu sayu. Erotis sekali.
"Lagi dong."
Tari masih mengatur nafas. Entah karena sudah bernafsu atau kehilangan nafas.