"Tari, nanti kamu tolong setorkan uang ke bank ya?"
Tari hanya mengangguk saja saat diperintah oleh Andini. Dia terima saja kalau diperitah untuk jalan ke sana ke mari. Melakukan penagihan di toko-toko. Melakukan segalanya yang berkaitan di administrasi, karena kehadirannya disitu tidak diterima oleh kebanyakan ibu-ibu yang sibuk menggunjing dirinya. Hanya Andini yang terlihat begitu baik dengannya. Masih mau menerimanya kerja di sana, sekalipun kehadirannya di sana tidak dianggap.
"Iya, Mbak. Nanti langsung masuk buku tabungan ya?" Tari bertanya setelah menerima buku tabungan dan sejumlah uang yang menjadi omset penjualan minggu ini. Jumlahnya sangat lumayan untuk ukuran orang desa seperti dirinya. Namun, Tari tidak berani macam-macam. Tidak ingin merusak kepercayaan Andini yang begitu mempercayainya.
"Iya, Tari. Apa perlu di antar sopir?" Andini bertanya. Wajah wanita itu sangat keibuan sekali. Meski dalam keseharian terkesan galak dan tegas.