Chereads / DIA GADIS POLOSKU / Chapter 59 - Bersikap Protektif

Chapter 59 - Bersikap Protektif

Sesampainya Rain dan Iris di markas, Rain langsung membawa Iris menuju kamarnya agar gadis itu bisa membersihkan diri dan segera mengganti pakaiannya.

"Kamu mandi aja dulu, di dalam ada bathrobe baru. Baju buat kamu nanti aku tinggalin di walk in closet depan toilet." jelas Rain yang hanya dijawab dengan anggukan oleh Iris.

Rain memegang wajah Iris dan mengelus kedua pipi gadis itu pelan, "Jangan nangis lagi. Kalau mau nangis pas udah bareng aku aja, okay?" gadis itu hanya mengedipkan kedua matanya menatap Rain dengan tatapan polosnya yang membuat Rain gemas.

Rain mencubit gemas kedua pipi Iris pelan, "Kamu jangan lucu-lucu napa? Nanti aku naksir."

Iris yang merasakan pipinya dicubit itu langsung memukul pelan tangan Rain, "Ih apaan sih?! Nanti pipi aku makin melar!"

Rain hanya tertawa mendengar perkataan gadis itu dan kembali mengelus kedua pipi itu dengan lembut, menatap Iris tepat pada kedua matanya, mengagumi kecantikan yang diciptakan oleh Tuhan di hadapannya ini.

"Udah ah mau mandi! Bau nih." ucapan Iris berhasil memecahkan fokus Rain. Pria itu menganggukan kepalanya dan meninggalkan Iris kembali ke kamarnya.

Setelah Rain meninggalkan gadis itu, Iris segera menutup pintu yang menghubungkan walk in closet dengan kamar utama, dan menguncinya. Ia memegangi dadanya, jantungnya berdetak tidak karuan akibat perlakuan Rain tadi, "Gila ya?! Aku sama dia mulu mah bisa mati jantungan aku!"

Iris langsung menggeleng-gelengkan kepalanya, menyadarkan dirinya kembali ke realita, "Udah-udah, stop bayangin Kak Rain woi!" ucap gadis itu kepada dirinya sendiri.

Iris berjalan memasuki kamar mandi dan mulai membersihkan tubuhnya.

***

Rain meraih ponsel di saku celananya mencoba menelepon Reza. Ia meletakkan ponsel tersebut di meja sebelah sofa yang ada di kamarnya, menekan tombol loudspeaker lalu menduduki sofa tersebut dan menyandarkan tubuhnya disana.

Pria itu sudah mengambil sepuntung rokok dan menyelipkannya di bibir lalu membakar ujung rokok tersebut.

Tatapannya sudah berbeda, tatapan Rain yang menatap Iris dengan lembut disana sudah tidak ada, digantikan dengan tatapan tajam khas pria itu.

'Halo...'

"Gimana? Ketemu?" tanya Rain tanpa basa-basi.

'Rada susah Rain. Tapi yang bisa aku pastiin pelakunya itu gak cuman satu.'

"Aku gak peduli mau berapa. Pokoknya kamu harus nemuin semuanya. Aku disini dulu jagain Iris. Kalau sekiranya Iris udah oke, aku balik ke sekolah." ucap Rain.

'Tapi Rain, kalau dari apa yang kita perhatiin, pelakunya itu cewek semua...'

Sebenarnya Reza sempat berpikir keras setelah memastikan bahwa pelakunya itu perempuan semua, apa kah harus melanjutkan pencarian para pelaku ini atau tidak, karena ia mengenal Rain sudah cukup lama, Rain tidak pernah memedulikan mau lawannya perempuan atau pria. 'Kalau mereka salah ya harus diberikan hukuman yang setimpal.' begitulah prinsip Rain.

"Aku gak peduli!" tegas Rain, ia beranjak dari kursinya, "Atau aku sendiri yang cari mereka?" Rain sudah mengeluarkan seringainya yang dapat membuat siapa pun yang melihatnya akan bergidik ngeri.

Reza di seberang sana sudah menelan ludahnya dengan cukup sulit mendengar ucapan terakhir Rain, 'itu bukan pilihan yang baik' pikirnya.

'Gak usah Rain! Aku sama yang lain aja yang nyari!'

Rain mengambil salah satu rubik dan mulai memainkannya, "Pokoknya kamu harus bawa mereka ke aku hidup-hidup!" tegas Rain, lalu pria itu segera mematikan teleponnya setelah melihat Iris yang sedang berjalan ke arahnya dengan handuk di tangannya yang ia gunakan untuk mengeringkan rambut panjang milik gadis cantik itu dan hoodie abu-abu milik Rain yang sangat kebesaran di tubuh Iris.

Rain segera mematikan rokoknya dan beranjak mendekati Iris, "Sini aku bantu keringin." Rain menggandeng tangan Iris untuk duduk di ranjangnya dan mengambil hairdryer.

Iris hanya menuruti perlakuan Rain dan duduk manis sambil menunggu rambutnya yang masih dikeringkan oleh Rain. Tiba-tiba ia merasa lapar, ia ingin memesan makanan lewat online tapi tidak mengetahui alamat lengkap markas ini.

Setelah melalui berbagai pertimbangan, akhirnya Iris memberanikan diri untuk bertanya ke Rain, "Kak..." panggilnya pelan yang hanya dijawab dengan dehaman oleh pria itu, "Hm?"

"Aku mau pesan makanan," Iris masih menggantung ucapannya, "Kamu lapar?" potong Rain yang hanya dijawab dengan anggukan oleh gadis itu.

"Mau aku masakin apa pesan online?" tawaran Rain yang pertama cukup menggiurkan bagi Iris, tapi satu sisi ada sedikit keraguan disana, apa Rain benar bisa memasak?

"Kamu emang bisa masak?" pertanyaan Iris langsung disambut dengan tatapan sinis oleh Rain.

"Kamu ngeraguin aku lagi?" setelah Iris meragukannya dalam pelajaran Matematika kemarin itu, sekarang gadis itu masih berani meragukan kemampuan memasaknya.

"Tampang kayak kamu gak meyakinkan sih Kak." ucap gadis itu secara gamblang, sepertinya ia lupa sedang berbicara dengan siapa.

Rain bukanlah pria yang bisa ditantang, kita tahu betul itu.

"Kamu mau makan apa? Aku masakin." ucap pria itu setelah selesai mengeringkan dan menyisir rambut panjang Iris.

Iris yang mendengar perkataan Rain langsung membalikkan tubuhnya menghadap pria itu, "Aku mau nasi goreng dong! Tapi aku pengen mie goreng juga sih... Dua-duanya aja gimana?" ucap gadis itu antusias.

"Kamu lapar apa rakus?" ledek Rain yang langsung diberi tatapan tajam oleh Iris, "Jadi mau masakin gak?! Kalau gak mau aku pesan aja deh!" Iris sudah beranjak dari duduknya ingin mencari keberadaan ponselnya tetapi tiba-tiba lengannya ditahan oleh Rain, "Iya-iya, aku masakin." ucap Rain. Mendengar itu, Iris langsung tersenyum lebar.

Rain beranjak keluar dari kamarnya menuju dapur markas yang terdapat di lantai satu. Setelah menuruni tangga, pemandangan di ruang tengah sudah ada beberapa anggota Scorpio yang berkumpul disana, ada yang memainkan playstation dan ada juga yang hanya rebahan di sofa sambil memainkan ponselnya.

"Eh bang Rain!" ucap Gilang yang sudah memegang satu kaleng makanan yang tersedia di ruang tengah.

"Bang!"

"Udah balik toh Bang Ganteng."

Sambut yang lain ketika melihat ketuanya disana yang hanya dibalas dengan dehaman oleh Rain.

DUG!

Tiba-tiba Rain merasa ada yang menubruk bahunya, membuat pria itu membalikkan tubuhnya.

Iris sudah berada di belakangnya dengan tangan yang masih sibuk mengusap dahinya sembari meringis pelan, jangan lupakan bahu lebar dan tegap milik Rain, "Ssshh..." gadis itu menatap Rain yang jauh lebih tinggi di atasnya.

"Kamu kenapa lari-lari?" tanya Rain sembari ikut mengusap dahi gadis itu pelan.

"Ya kamu gak nungguin aku!" ucap gadis itu ketus.

Rain mengacak-acak rambut panjang gadis itu, gemas dengan tingkah Iris, "Ih jangan diacak-acak dong nanti kusut!" gerutu Iris.

"Aku kira kamu mau di kamar aja."

"Gak ah, di kamar gak ada siapa-siapa. Aku liatin kamu masak aja ya? Boleh kan?" tanya gadis itu dan jangan lupakan tatapan memelas andalannya agar Rain mengizinkannya.

Rain yang melihat tatapan memelas gadis itu hanya menggelengkan kepalanya pelan, "Ya udah terserah kamu aja."

Tiba-tiba suara dari belakang tubuhnya menginterupsi percakapan mereka.

"Bang, siapa tuh Bang?"

"Pacar kamu Bang?"

Mendengar pertanyaan itu Rain membalikkan badannya menghadap para anggota Scorpio.

Iris menyembulkan kepalanya, mengintip dari balik bahu Rain, melihat ternyata ada beberapa orang disana. Padahal tadi saat ia sampai, markas tersebut masih kosong.

Iris langsung menyembunyikan dirinya di balik punggung tegap Rain, sedangkan Rain membalikkan tubuhnya kembali menghadap Iris dan hanya menatapnya bingung, "Kenapa ngumpet?"

"Kok kamu gak bilang sih ada orang disini?" bisik gadis itu sembari menunduk.

"Aku kan dari tadi di atas sama kamu."

"Eh iya ya... Terus gimana dong?" gadis itu sudah menggigiti kukunya sendiri, kebiasaan buruknya ketika gugup.

"Tenang aja sih, mereka gak bakal gigit kamu juga."

Rain menggandeng tangan Iris, membawa gadis itu berdiri di sampingnya. Sedangkan Iris masih menunduk malu.

Anggota Scorpio yang dari tadi masih menatap mereka berdua itu langsung membelalakan kedua mata mereka ketika melihat gadis mungil yang berada di samping ketuanya itu.

"Cantik banget buset!"

"Gila, nemu dimana kamu Bang?"

"Bang kenalin Bang!"

"Namanya siapa tuh?"

Para anggota Scorpio langsung berteriak heboh setelah melihat Iris. Jarang-jarang di markas ada cewek cantik pikir mereka.

"Itu mata mau aku colok apa gimana? Gak usah kemana-mana itu mata." ucap Rain ketus membuat para anggotanya hanya mengeluarkan senyum sumringahnya.

"Galak amat kamu Bang."

"Kenalin, Iris. Punya aku." Rain langsung melingkarkan lengannya di pinggang Iris, menariknya mendekat pada pria itu.

"Yaahhh...." kalimat terakhir Rain berhasil membuat para anggota Scorpio kecewa.

"Sulit deh sulit, udah di klaim punya Bang Rain mah."

Sedangkan Iris sudah memandang Rain dengan tatapan penuh tanya dan menuntut penjelasan.

"Aku mau pakai dapur. Jangan ganggu kalian!"