Setelah berjalan beberapa jam, kami sampai dikota asal John dan teman-temannya. Kota Braille.
Kota Braille adalah tempat John dan teman-temannya di sewa untuk melakukan pengawalan kepada seorang pedagang. kami kesini untuk mengantar John, dan langsung melanjutkan perjalanan. walaupun terkesan terburu-buru, masalah sebenarnya adalah turnamen akan dilaksanakan pada esok hari. kami harus bisa sampai disana sebelum pendaftaran ditutup.
"Leo, apa kau sebegitu inginnya mengikuti turnamen? bukankah tanpa mengumpulkan skill, kau sudah cukup kuat?"
Claire bertanya dengan wajah yang bingung.
"ya, sebisa mungkin aku harus bersiap jika ada sesuatu yang terjadi. walaupun aku lumayan kuat, bukan berarti aku mahakuasa. ada hal yang tidak bisa kulakukan tanpa skill dunia ini"
aku menjawab perkataan Claire. Walaupun KoA memiliki banyak sekali item dan skill, bukan berarti aku maha kuasa. aku butuh kekuatan yang lebih besar untuk melindungi desa dan orang-orang yang kusayangi.
"yah... kalau master bilang begitu, maka tidak perlu khawatir kan"
Claire berkata dengan senyumnya.
"...terima kasih"
aku berterima kasih dengan suara pelan.
"hm? apa?"
yah, sepertinya Claire tidak dengar.
"ah, tidak. tidak apa-apa"
"hm, begitulah"
kami melanjutkan perjalanan namun beberapa saat kemudian...
"Claire, berhenti sejenak"
"hm? oke"
kami berhenti berlari. aku menyuruh Claire berhenti karena... kita sudah dikepung.
"wow! kita dapat jackpot hari ini!"
"hahaha! cewek yang sangat cantik buka?!'
akhirnya suara mesum keluar dari dalam hutan.
mereka menggunakan pakaian yang sama seperti Hunter. namun aku tahu kalau status mereka adalah 'Bandit'.
"ada yang bisa saya bantu tuan?"
aku bertanya dengan sopan, agar musuh menurunkan kewaspadaannya.
"heh! serahkan wanita itu dan seluruh harta kalian, jika tidak..."
dia mengeluarkan pedang yang tergantung di pinggangnya.
"maafkan saya tuan-tuan sekalian tapi, wanita ini sangat penting bagiku. jika bisa, maukah anda menerima harta saja?"
aku bernegosiasi dengan senyum palsu diwajahku. dengan Job Aktor kejutan sebesar apapun tidak akan mengubah ekspresi wajahku.
namun, bukannya menerima tawaranku, mereka semua mulai menghenuskan pedang mereka.
"kalau bisa dua kenapa harus satu!! Serang!!"
"""aaaa!!!"""
uwah, apa mereka tidak memiliki harga diri? menyerang seorang dengan kelompok bukannya pengecut? yah.. karena mereka sudah menghenuskan pedang pada ku maka...
*Beberapa menit kemudian
"h-hiihhh!!! menjauh!!"
aku memenggal kepala dari salah satu anggota bandit.
nah, sekarang tinggal pemimpin nya.
aku bergerak menuju pemimpin bandit, segera ketakutan terukir diwajahnya.
"t-tolong! ampuni aku! a-aku akan berikan segalanya! kumohon! jangan bunuh aku!"
si pemimpin bandit berteriak-teriak seperti orang gila. hei, mereka memang tidak punya harga diri ya? setelah menyerang dengan keroyokan, sekarang dia malah meminta ampun?
"hei, sudah berapa orang yang memohon kepadamu seperti itu, apakah kau mengampuninya?"
di mataku, tidak ada yang bisa luput. termasuk Karma mereka.
Karma menunjukkan perilaku mereka, jika mereka sudah membunuh banyak orang dengan niat jahat maka karma mereka adalah Jahat. dan bergitu pula sebaliknya, Jika mereka sudah membunuh banyak orang dimedan perang dengan niat yang benar maka Karma mereka adalah Baik.
dan Karma miliknya adalah jahat.
"i-itu-!"
pemimpin bandit hendak mengelak namun aku melanjutkan perkataan ku.
"juga, kalian sudah menghenuskan pedang padaku dengan niat jahat maka..."
aku memotong kepalanya.
"hanya kematian bagimu"
aku meninggalkan mayat milik pemimpin bandit disana dan kembali ketempat Claire.
"Leo, padahal tadi aku bisa menghabisi mereka dan memakan darahnya.."
Claire mengomel.
"Ah.. maaf. aku kelepasan saat mereka bilang hendak mengambilmu"
aku berkata sambil meminta maaf.
"hehe~ kau marah ya leo~ inilah yang disebut kekuatan cin-"
"Yah.. kita harus segera melanjutkan ke Karu. nanti kemalaman"
aku memotong kalimat Claire sebelum dia mulai menggodaku lagi.
"ya~"
Claire menyahut dan kami melanjutkan perjalanan.
sementara Leo dan Claire pergi. ditempat mayat-mayat para bandit berdiri seorang pria menggunakan jubah gelap dan tongkat dengan tengkorak diatasnya.
"Huhu, Leo. sebentar lagi! tunggu saja sebentar lagi! aku pasti akan membuatmu menyesal! hahahaha!"
dia menghilang dan tenggelam dalam bayangannya.
*Sementara itu Leo dikejauhan
Hei, aku mendengarnya kau tahu.
"Huh.. sepertinya, dia orang yang merepotkan"
"hm? siapa?"
"tidak ada. mari kita istirahat sebentar, kau pasti lapar kan?"
"hehe~ Leo, masakkan aku steak daging lagi ya"
"ya,ya. kau dirikan tenda dan cari kayu"
"baik~"
aku menyiapkan makanan sekaligus kopi untuk menghangatkan diri.
karena sudah sore, kami memutuskan untuk berangkat malam.
"Leo, tendanya sudah siap"
"oke, sini, mari kita mulai makan"
"yey! makan!"
"hei, kau sudah besar tahu"
"ya ya aku tahu. pak Leo"
"kau ya.."
dia mengolokku dan mengambil Piring. aku juga membawa beras dan memasaknya. entah mengapa didunia ini tanaman dan hewannya tidak berbeda dengan bumi.
"Hamm, nasi dan steak memang nomor satu!"
"ya, apalagi sore ini agak dingin. makanan hangat memang yang terbaik untuk saat ini"
Claire dan aku menghabiskan seluruh makanan.
saat bersama John, Claire hanya makan sedikit karena harus berbagi dengan John dan lainnya.
"hei, Leo. bukankah orang selalu mengawasimu, apa yang kau lakukan hingga menjadi seperti ini?"
"yah.. paling sewaan nya si putri bajingan itu"
"putri? oh, putri kerajaan suci Avalon?"
"ya. karena aku salah satu orang yang dipanggil maka wajar jika aku selalu diawasi. namun yang sedang aku selidiki adalah siapa yang menghasut sang putri"
"hmm.. sepertinya merepotkan"
"ya.. apa kau mau tambah makanan?"
"ya, tentu saja!"
karena melihat wajah serius yang tidak cocok untuk Claire, aku mengubah arah pembicaraan.
"ngomong-ngomong, bukankah kau vampir, kenapa kau bertanduk? setahuku yang bertanduk hanya dragonfolk.."
aku bertanya karena penasaran sejak pertama kali melihatnya.
"yah, kau tahu.. dahulu, salah satu leluhurku memiliki darah naga yang mengalir didarahnya. dan juga, bukan hanya karena dia leluhur, tetapi juga keturunan naga membuatnya sangat kuat.. bahkan raja iblis saat itu tidak berani memerintahnya. diantara beberapa generasi, akan lahir seorang vampir dengan tanduk, mereka akan membawa bakat dari Leluhur vampir. dan aku salah-satu nya.
walaupun demikian aku tidak memiliki bakat seperti beberapa generasi yang lalu..."
Claire menceritakan segalanya. namun setelah selesai bercerita, wajahnya menjadi sedih.
"hei, Claire"
aku memanggil Claire.
"y-ya?"
dia bingung karena tiba-tiba dipanggil.
"kau mau kekuatan? jika benar maka..."
aku mewujudkan sebuah pisau dari darah yang kubuat dari darah dan merobek telapak tangan ku agak dalam.
"?!"
aku mengeluarkan sebuah cangkir dari Item Box. Cangkir ini memiliki wadah kaca dan kaki yang terbuat dari emas dan permata di tiap penyangganya.
[Legendary Item: Holy Grail]
sebuah cangkir yang berasal dari legenda. dikatakan jika orang yang meminum dari cangkir ini akan dikabulkan segala permintaannya.
[Kondisi Khusus telah tercapai! Holy Grail berevolusi menjadi Mythical Item:Holy Grail Of True Demonic]
ini adalah salah satu trik yang diberitahu pada Beta Player oleh para developer game. dan beginilah caraku bisa mendapatkan ras tertinggi dari bangsa Iblis [True Demonic]
"hei! Leo! apa yang kau lakukan?!"
Claire dengan khawatir berlari kearahku.
"te-tenang saja... aku.. baik-baik saja... kau... minum.. ini.."
aku menenangkan Claire dan mendorong cangkir padanya.
"A-apa ini?"
Claire bertanya bingung.
"minum... saja..."
luka milikku mulai menutup karena skill [Instan Recovery].
"ba-baiklah! glukk glukk"
Claire meneguk gelas dan...
"Aaaghh!!!"
Claire berteriak sangat keras. Pupil matanya yang sudah merah bertambah merah menyala. tanduknya memanjang. sayap yang disembunyikannya keluar dan berubah bentuk dari sayap kelelawar menjadi sayap malaikat berwarna hitam. tubuhnya melayang.
aura gelap memancar darinya. dan tekanan menyebar keseluruhan hutan. banyak hewan berlarian.
"Aaaaagghh-!"
sesaat kemudian dia jatuh pingsan. tepat
sebelum dia mencapai tanah aku melompat dan menangkapnya.
aku mengeluarkan sebuah bantal dari Item Box dan membaringkannya.
"huh.. dasar.. kau... sungguh merepotkan ya... "
*brukk
aku terjatuh dan pingsan.
PoV Claire.
Gelap, satu kata yang Dapat menjelaskan arti dari tempat ini.
"Leo! kau dimana? Leo!"
aku berteriak memanggil Leo. Namun tidak ada jawaban. beberapa saat setelah memanggil Leo seorang wanita muncul. dia memiliki wajah yang sama denganku aku hampir mengira kalau itu diriku sendiri.
"Kau mendapatkan pasangan yang benar ya"
dia berkata dengan senyum yang tulus.
"um.. anda siapa?"
aku bertanya karena bingung siapa dia.
"oh, aku Tepez Nosferatu"
dia berkata dengan lembut.
ah.. apa dia seorang malaikat, senyumnya bahkan dapat membuat ku tenang..
eh, Tepez?
"um.. anda bilang nama anda Tepez?"
aku bertanya untuk mengkonfirmasi.
"ya. aku Tepez. Leluhur Vampire"
dia berkata.
eh?! leluhur?!
"ma-maafkan saya leluhur!! saya tidak tahu kalau anda seorang leluhur!!"
"nah, tenang saja. ngomong-ngomong, kau pasti adalah keturunan ku kan. maka, ambil ini.."
sebuah kristal muncul dari telapak tangannya.
"ambil ini, aku tidak bisa lebih lama disini. kristal ini akan memberikan manfaat untukmu segera gunakan"
dia melanjutkan.
"jangan dengarkan kata orang lain. kau itu hebat, berbakat. aku yakin itu"
setelah mengatakan itu ujung kakinya sudah berubah menjadi titik-titik cahaya.
"oh, sepertinya sudah waktunya. dalam segala hal, jangan takut. ingatlah aku selalu bersamamu. Selamat tinggal keturunanku Claire"
setelah mengucapkan selamat tinggal, seluruh tubuhnya berubah menjadi cahaya dan menghilang.
aku membuka mataku. dan ternyata sudah pagi.
"Selamat pagi Claire. bagaimana perasaanmu?"
Aku menoleh kearah sumber suara, disana ada Leo yang sedang duduk sebuah batang kayu.
"Pagi Leo. aku merasa sangat baik"
kami memulai sarapan dan akhirnya berangkat ke Kota Karu.