" Membunuhku? jadi selama ini kau belum menganggapku rekanmu ya? " tanya Akagi.
" Ya, kita baru bertemu 3 hari ini dan aku sudah memberi tahumu semua tentang kami dan juga kebenaran, jika kamu pulang sudah pasti akan membocorkan semua tentang kami kan?, itu sudah menjadi pernyataan yang simpel untuk membunuhmu " jawab Weiz.
" Tch kalau begitu aku punya 1 pilihan lain " jawab Akagi.
" Oh menarik kau punya pilihan sendiri ya, baiklah aku akan mendengarkannya " saut Weiz.
Akagi berjalan mendekati para Chronicles dan memandangi mereka satu persatu.
" Diantara 8 Chronicles disini, siapa yang terkuat? " tanya Akagi dengan sorot mata tajam yang sangat serius.
Sontak para Chronicles kaget dan bingung karena baru ada seseorang yang bertanya seperti itu.
"Aku orangnya" suara seseorang dari Chronicles menjawab, Akagi langsung menatap orang yang mengaku terkuat di Chronicles itu dan ternyata dia adalah Jester Wreifth.
" Kalau tidak salah namamu Jester ya menarik, hei Weiz aku akan duel dengan orang terkuat ini. Jika kalah aku akan bergabung dengan kalian dan jika menang aku akan pulang tanpa membocorkan informasi kalian ". ucap Akagi.
Weiz berjalan menuju Akagi dan menepuk pundaknya.
" Kau yakin ingin melawan yang terkuat langsung Akagi? " tanya Weiz.
" Tentu saja karena aku akan melampauinya " jawab Akagi.
Para Chronicles serta Akagi berteleport ke lokasi yang berada di tengah-tengah Gurun Sahara, karena sebelumnya berada di pinggiran yang medannya sempit dan berada didekat lapisan barrier absolute.
" Akagi aku bertanya sekali lagi apa kamu yakin dengan duel ini? " tanya Weiz.
Akagi tidak merespon jawabannya, dia hanya menunjukan sorot mata tajam yang serius dan itu membuktikan jawabannya sudah jelas bagi Weiz.
Akagi dan Jester sudah berada diposisi masing-masing dengan jarak 20 meter, disamping itu Jester sudah sangat siap dengan seluruh kuda-kuda serta wooden sticknya yang sangat kuat itu untuk melawan Akagi. Sedangkan Akagi hanya menggunakan tangan kosong untuk melawan Jester yang penuh perlengkapannya itu.
" Hei bocah mengalahkanmu hanya membutuhkan waktu setidaknya 10 detik oh tidak maksudku 5 DETIK! " sontak Jester serta memprovokasi Akagi.
" Terlalu yakin dengan ucapan, terkadang bisa menjadi senjata makan tuan " saut Akagi.
" Aku akan membiarkanmu menyerangku duluan, lalu setelah itu hitung waktu dengan jari mu usahakan benar 5 detik ya? " jawab Jester.
Pertandingan pun dimulai Akagi langsung meluncur dengan sangat cepat ke arah Jester hingga debu pasir ikut terangkat tinggi.
" Anak ini dia cepat juga ya " ucap Jester didalam hati.
Akagi melayangkan tendangan taekwondo yang sangat keras ke kepala Jester, namun sayangnya kecepatan reaksi Jester juga bagus dia pun menangkis serangan Akagi itu menggunakan tangan kiri nya.
Namun karena tendangan yang sangat keras itu shockwave kecil di sekitar Jester dan Akagi terjadi yang membuat tanah pijakan menjadi retak.
" Hey, seranganmu itu tidak buruk juga " ucap Jester sambil melakukan loncatan tinggi ke belakang untuk menjaga jarak dengan Akagi.
Lalu ditengah kepulan debu pasir, itu Akagi loncat ke udara dan setelah di udara. Akagi melakukan pose seolah-olah dia sedang bertapak diudara dan seketika langsung meluncur dengan sangat cepat layaknya petir menuju Jester yang di darat.
Namun lagi-lagi karena kecepatan reaksi Jester lebih cepat ketimbang kecepatan Akagi, dia pun sudah melakukan pose pertahananan yang sangat kuat. Tetapi ternyata Akagi meluncur melewatinya dan membelakangi posisinya.
Disaat itulah Jester sedikit lengah dan memberikan Akagi sedikit celah, Akagi merubah serangannya yang seharusnya tendangan taekwondo menjadi pukulan kyokushin karate.
" Sialan aku lengah bocah ini... " ucap Jester yang sedang lengah.
" BOOOM! " dentuman keras terdengar, debu pasir pun mengepul tebal akibat pukulan kyokushin karate milik Akagi mengenai Jester.
" Pukulan yang bagus namun itu masih sangat lemah " ucap Varon.
" Bocah itu apa dia benar-benar mengenai si Jester? " sontak Clara.
" Bodoh mana mungkin Jester bisa terkena oleh serangan dari bocah yang masih amatir itu " saut Enmu.
Setelah beberapa saat debu mulai menghilang Akagi merasakan tekanan ancaman yang kuat dari depannya.
" Hey bocah kuucapkan selamat karena telah memaksa diri ku menggunakan wooden stick untuk menahan pukulan lemah mu itu " sontak Jester ke Akagi.
Karena merasakan tekanan ancaman dan membunuh yang kuat, Akagi langsung loncat ke arah belakang dan mengambil jarak yang aman antara dia dan Jester.
" Sialan, tekanan itu seakan-akan seperti menusuk tenggorokanku " ucap Akagi.
Di saat sudah merasa aman tiba-tiba Jester bergerak sangat cepat dan langsung berada di belakang Akagi.
" Terkadang ketika kau merasa aman, disitulah juga kau akan lengah " sontak Jester ke Akagi.
Akagi menoleh ke belakang, namun itu sudah terlambat karena reaksi Akagi yang lambat dibandingkan kecepatan serangan yang dilancarkan Jester.
Akagi pun terkena tendangan yang begitu keras di perutnya sampai mengeluarkan dahak darah, dia pun terpental sangat jauh dari lokasi awal tertendang.
" Dia benar-benar seperti kera yang gila " ucap Akagi di dalam hati.
" Oh iya aku lupa bilang kepada mu ya mulai sekarang hitung lah dari 0 sampai 5 detik dan kau akan mati! " tegas Jester ke Akagi.
Jester pun langsung meluncur dengan kecepatan penuh menuju Akagi, yang dimana Akagi sedang berlutut kesakitan dan langsung melancarkan upper cut yang sangat keras dengan dengkul kaki nya.
Akagi langsung terpental ke udara yang lumayan tinggi, lalu Jester pun loncat dengan ketinggian yang sama dengan Akagi dan melakukan Volley Kick tepat di kepala bagian kiri Akagi. Yang langsung membuat Akagi terjatuh ke tanah dengan sangat amat keras.
" Sialan perasaan sakit dan kekalahan ini sama seperti melawan Weiz beberapa hari lalu " ucap Akagi di dalam hati.
Setelah beberapa saat Akagi jatuh, Jester pun langsung terjun ke darat dengan keras dan memutar-mutar wooden stick nya itu.
Jester langsung bergerak dengan sangat cepat dan akan menghabisi Akagi yang sedang tersungkur di tanah, Akagi saat itu sudah pasrah. Lalu di titik poin penglihatan Akagi dia melihat wooden stick yang sangat besar, yang akan memukul nya dengan sangat keras dan bayangan tulisan yang bertuliskan "MATI".
Lalu tiba-tiba dalam waktu sepermilyar detik sebelum wooden stick itu mengenai Akagi, dengan sangat cepat Weiz langsung menahan serangan fatal yang akan dilancarkan Jester.
" Apa maksud dari yang kau lakukan sekarang Weiz?! " tanya Jester dengan marah.
Weiz menahan serangan fatal itu menggunakan 1 jari telunjuk dan mengangkat wooden stick milik Jester lalu berkata.
" Aduh, duh maaf menganggu tetapi alangkah baik nya kita tunda dulu pertandingan ini " jawab Weiz dengan sedikit tertawa.
" Apa maksudmu menunda nya? jangan bercanda sialan " saut Jester yang langsung memukul Weiz, namun Weiz lagi-lagi menangkis serangan Jester itu hanya dengan 1 jari lagi.
" Seperti nya gawat kalau membiarkan mereka berdua seperti ini " ucap Eyle sambil melangkahkan kaki kedepan yang hendak melerai Weiz dan Jester.
Namun dengan sigap Leina memegang tangan Eyle.
" Tidak perlu turun tangan dia bisa menyelesaikan ini dengan cara nya sendiri " ucap Leina kepada Eyle.
" Apa kau yakin Leina? " saut Varon sambil menggerakkan kedua tangan nya, seolah-olah bersikap siap jika terjadi sesuatu di antara Weiz dan Jester.
" Percayalah dengannya Varon karena Nona Leina lah yang paling dekat dengan Weiz " ucap Clara.
" Tanpa kemampuan teleportasi saja dia sudah sangat cepat bahkan aku tidak menyadarinya, ternyata posisi kami memang bagaikan bumi dan luas nya alam semesta " ucap Enmu di dalam hati.
" Itu dia, gerakan itu, kecepatan itu aku sangat mengaguminya " ucap Heian didalam hati juga.
" Hufftt, tenanglah sedikit Jester aku belum selesai bicara " ucap Weiz lalu beberapa saat kemudian Weiz mementalkan Jester dengan satu sentilan jari kecil.
Jester terpental lumayan jauh sambil sedikit kesakitan.
" Sialan kau, kalau begitu apa yang mau kau bicarakan selanjutnya " saut Jester sambil ter engah-engah, di samping itu Jester juga mencari aman dan tidak ingin melakukan pertikaian lanjut dengan Weiz.
" Nahh kau berkepala dingin juga ternyata, baiklah aku hanya ingin menyampaikan jika alangkah baik nya kita menunda pertandingan ini dahulu selama 1 bulan. Karena perbedaan yang bagaikan bumi dan langit di antara kalian berdua " ucap Weiz.
" Kau sengaja membuat ku terluka parah dulu lalu menunda sparing ini kan sialan " ucap Akagi yang masih tergeletak di tanah dengan lemas.
" Hahaha.... kenapa bisa-bisa nya kau berpikir seperti itu " jawab Weiz dengan tertawa.
Akagi yang mendengar itu hanya bisa tergeletak di tanah dengan lemas dan tidak tahu harus apa, di sisi lain juga dia bingung kenapa tiba-tiba Weiz menunda pertandingan ini selama 1 bulan, apa yang akan dia perbuat selama 1 bulan itu.
Padahal sudah jelas perbedaan antara diri ku dan Jester itu terlampau jauh.
" Kalau begitu langsung saja ke inti dari penundaan selama 1 bulan ini " tegas Weiz.
Lalu pandangan semua orang langsung tertuju ke Weiz.
" Jester aku harap kau tidak bersantai-santai saja selama 1 bulan ini dan bersiap lah untuk 1 bulan kedepan juga " ucap Weiz ke Jester.
" Kau menyuruh ku untuk bersiap untuk 1 bulan kedepan? apa maksud mu? " saut tanya Jester.
" Ya benar, karena aku akan melatih Akagi dengan intens " jawab Weiz.
-Bersambung-