5 hari sudah berlalu semenjak latihan kedua Akagi dimulai di True Yzakh, semenjak 5 hari lalu sampai saat ini Akagi hanya mampu menghancurkan setengah batu seukuran rumah itu dan juga dalam 5 hari ini yang di lakukan Akagi hanya lah duduk di hadapan batu itu dengan sangat rileks dan fokus.
Dalam waktu yang singkat Akagi sudah bisa menguasai Ki alam dengan sempurna di dalam diri nya, namun dia belum bisa memaksimalkan nya saat akan menggunakan nya, Akagi saat ini sedang berusaha keras agar bisa dengan cepat menyelesaikan latihan yang menjengkelkan ini bagi nya dan juga Akagi sudah berhasil mencapai gerbang tingkat ke 2 yang bernama The Travail.
" Tidak terasa 5 hari sudah berlalu ya "
Weiz yang duduk sambil memperhatikan perkembangan Akagi yang begitu pesat, lalu Weiz melempar sebuah batu yang cukup besar menggunakan telekinesis nya ke arah Akagi yang sedang fokus melakukan latihan.
Batu yang dilempar menggunakan telekinesis oleh Weiz itu hancur sebelum menyentuh Akagi, ini membuktikan bahwa Akagi sudah menunjukan perkembangan yang sangat pesat, tiba-tiba Akagi berhenti melakukan pose rileks dan fokus nya lalu berdiri menghampiri Weiz.
" Setelah 5 hari berlalu seperti nya dirimu saat ini sudah memancarkan aura yang sangat pantas sebagai seorang petarung, kalau begitu ada alasan apa kau kemari? "
Weiz memandangi perubahan Akagi yang begitu signifikan, dia sudah mengeluarkan aura yang begitu kuat bahkan itu dspat dirasakan meski Akagi tidak memancarkan aura nya.
" Sudah cukup latihan nya, aku hanya ingin memintamu untuk menaruh batu yang lebih besar dari yang sekarang mungkin 2-3x lipat lebih besar ", ucap Akagi.
" Sudah cukup? bagaimana kau bisa tahu kalau latihan mu yang sekarang sudah cukup? lalu kenapa kau dengan sombong nya meminta batu yang ukuran nya 2-3x lipat lebih besar dari yang saat ini? "
Weiz sebenarnya sudah mengetahui kalau Akagi memang sudah selesai di latihan kedua nya bahkan itu sangat melampaui jauh dari hasil maksimal nya.
" Cepat lah aku tidak ingin membuang banyak waktu, karena aku ingin segera selesai dari kurun waktu 1 bulan latihan yang menjengkel kan ini "
Akagi yang sedikit kesal karena Weiz yang banyak tanya dan Akagi agak menyadari nya bahwa Weiz sekarang sudah tau perkembangan diri nya yang melampaui hasil.
Weiz tersenyum kecil lalu berdiri dari duduk nya dan berjalan ke batu yang sudah hancur setengah itu, lalu Weiz menjetikkan jari nya seperti biasa dan "Boom" keluar lah batu yang amat begitu besar di hadapan mereka berdua mungkin ukuran dari batu itu layak nya gedung.
Tanpa banyak bicara Akagi langsung berjalan juga mendekati batu itu.
" Jangan sampai mengecewakan ku bocah ", ucap Weiz.
Lalu terpancar aura yang sangat kuat dari Akagi, batu yang sangat besar dan tinggi itu mulai menunjukkan reaksi retak nya, Weiz yang menonton aksi itu sedikit kagum akan perkembangan Akagi yang begitu pesat.
" Hei bocah jangan setengah-setengah, kalau begitu mau sampai kapan diri mu seperti itu? ", teriak Weiz ke Akagi yang agak sedikit meledek.
" Orang ini berisik sekali, baiklah kalau itu mau mu! "
Akagi kesal karena Weiz banyak mau nya.
Karena Aura Akagi yang begitu kuat terjadi ledakan hebat di area sekitar mereka berdua, asap yang tebal mengepuli mereka tapi Weiz langsung menghilangkan kepulan asap tebal itu dan setelah melihat apa yang ada di hadapan mata nya Weiz langsung tersenyum kecil.
" Anak ini hanya membutuhkan waktu 5 hari untuk kekuatan yang sangat kuat ini dan juga langsung menembus gerbang tingkat 2, yang dimana normal nya memakan waktu yang cukup lama untuk mencapai nya "
Gumam kagum Weiz di dalam hati setelah menyaksikan apa yang dilihat nya secara langsung oleh mata telanjang nya.
Karena ledakan aura Akagi yang hebat batu besar dan tinggi itu seketika langsung lenyap tanpa menyisakan jejak sedikitpun, dalam radius 30 meter pun semua nya ikut lenyap karena aura Akagi barusan.
" Luar biasa! ", ucap kagum Weiz sembari berjalan menghampiri Akagi dan menepuk pundak Akagi.
" Bagaimana? apa dengan semua ini latihan ke 2 sudah cukup? ", tanya Akagi ke Weiz.
" Kenapa kau masih mempertanyakan pertanyaan yang jawaban nya sudah sangat jelas? ", jawab Weiz.
" Ya, kukira dirimu akan menambahkan porsi lagi untuk latihan yang kedua ini "
ucap Akagi yang menunjukan wajah malas nya.
" Hahaha tenang saja itu tidak akan terjadi, ini sudah lebih dari cukup dan asal kau tahu baru kali ini aku melihat ada seseorang yang bahkan mampu meledakkan aura nya seperti itu "
Weiz tertawa mendengarkan peryataan Akagi barusan tetapi disamping itu dia juga baru menyadari nya bahwa Akagi tidak hanya menajamkan aura nya sampai ke titik terkuat bahkan sampai bisa meledakkan aura nya itu dengan sangat kuat juga.
" Hah? maksud mu aku orang yang pertama kali bisa meledakkan aura seperti yang terjadi barusan? "
Akagi yang medengarkan hal itu langsung terkejut karena Akagi mengira bahwa yang seperti ini pasti seluruh Komunitas Aliran Surga dan para Chronicles juga bisa melakukan nya, tetapi tanpa disadari dia telah menciptakan sebuah kekuatan baru yang begitu kuat jika dikembangkan.
"Ya, kau benar bocah karena dari dulu aku baru melihat yang semacam ini bahkan para Chronicles juga tidak ada yang bisa seperti itu barusan dan juga aku berani bertaruh bahwa seluruh Komunitas Aliran Surga pun tidak ada yang bisa "
Weiz memperkuat perkiraan yang sudah Akagi rasakan juga, bahkan Weiz pun tidak bisa melakukan ledakan aura seperti Akagi.
" Jadi apa menurut mu aku menciptakan sebuah kekuatan baru? ", Akagi bertanya lagi kepada Weiz.
" Ya, bisa dibilang seperti itu karena pada dasar nya Aura hanya akan langsung menyerang organ dalam manusia, jika aura dia tidak lebih kuat dari kita dia akan tersiksa dan satu persatu organ dalam nya akan rusak lalu lebih fatal nya lagi lama-kelamaan manusia tersebut juga akan terbunuh "
jawaban singkat dan padat yang dijawab oleh Weiz mengenai pertanyaan Akagi.
" Hei, bukankah ini kekuatan yang sangat berbahaya bahkan bisa digunakan ke objek mati tidak hanya makhluk hidup saja "
Akagi merasa diri nya sudah seperti penjahat karena telah terlanjur mempelajari kekuatan yang begitu mengerikan.
" Dibilang berbahaya memang iya karena kekuatan ini juga bisa menghancurkan objek mati contoh nya seperti batu, aura yang kita pancarkan akan langsung menyerang struktur dasar batu tersebut dan akhir nya hancur "
ucap Weiz.
" Tapi kenapa aku merasa organ ku tidak rusak bahkan sudah dua kali aku di serang oleh Jester dan juga dirimu menggunakan kekuatan itu ", tanya Akagi
" Jawaban nya simpel karena kami berdua hanya menggunakan 1% nya saja hahaha "
setelah mengucapkan ejekan barusan Weiz berjalan kedepan.
" Sombong sekali dirimu sialan ", teriak Akagi.
" Kalau begitu tanpa basa-basi lagi mari kita mulai latihan berikutnya Akagi "
Weiz yang begitu sangat tidak sabar untuk menyaksikan hal mengejutkan lain nya dari Akagi kedepan nya.
" Hahhh kenapa tidak istirahat dulu selama 1 hari aku sangat lelah 5 hari ini sialan kau "
Akagi menjatuhkan diri nya dan berbaring di atas tanah bekas ledakan nya itu sembari sedikit melakukan istirahat pada tubuh nya.
" Waktu kita tidak sedikit bocah bodoh, jadi tidak ada istirahat untuk dirimu ", teriak Weiz.
" Arghh.. sialan seperti nya aku memang membenci ini "
ucap Akagi yang kesal.
-
[ Titik penglihatan beralih ke Brazil, Kota Rio De Janeiro, Gunung Corcovado tepat nya di atas Patung Cristo Redentor ] ( Christ The Reedemer ).
Jester yang duduk di atas patung Cristo Redentor masih memikirkan apa yang akan dilakukan nya 1 bulan kedepan sampai-sampai Weiz menyuruh nya untuk siap juga, karena menurutnya bersiap hanya untuk seorang Akagi adalah hal yang sia-sia.
Jester hanya berpikir untuk menunggu saja 1 bulan kedepan dan cukup untuk mengalahkan Akagi dalam sekali serang untuk menyelesaikan permasalahan ini, di sela-sela Jester sedang berpikir ternyata Eyle sudah memperhatikan nya sejak tadi.
" Mau sampai kapan kau mengawasiku? "
Jester juga ternyata sudah menyadari nya sejak awal namun dia lebih memilih untuk fokus dalam menuntaskan permasalahan nya sendiri.
" Kenapa kau mempersulit sampai memikirkan nya seperti itu bodoh? "
Eyle berjalan mendekati Jester dan duduk di samping nya.
" Siapa yang mempersulit nya? aku hanya berpikir untuk apa bersiap-siap 1 bulan kedepan itu membuang-buang waktu, lagi pula aku tidak tahu maksud dari perkataan bersiap-siap itu "
Jester terlihat seperti masih anak kecil yang memiliki sifat lemot bahkan itu terlihat sangat bodoh di hadapan Eyle.
" Seperti nya kau beneran bodoh ya? yang dimaksud Weiz untuk bersiap-siap itu adalah menyuruhmu rutin latihan selama 1 bulan kedepan "
mendengar lontaran perkataan itu raut muka Jester langsung berubah dan dia langsung menatap Eyle.
" Hah? orang itu menyuruh ku latihan? untuk apa? bahkan aku sudah bisa mengalahkan nya tanpa latihan 1000 tahun kedepan "
ucap Jester sambil menunjukan raut muka yang begitu bodoh di hadapan Eyle
" Hei bodoh! jangan meremehkan lawan mu seperti itu, asal kau tahu bahkan untuk seorang amatir seperti diri nya itu sudah terhitung super kuat bahkan dia bisa menyadari celah yang begitu kecil saat melawan mu kemarin "
Eyle yang begitu kesal sebab Jester yang terlalu sering meremehkan lawan nya sifat ini memang sudah tertanam di diri Jester sejak dulu, bahkan saat melawan [ Seraphime No 6. ] Gaia dia menganggap nya seperti anak kecil dan berujung malapetaka bagi Jester sendiri.
" Ah, tentang celah kecil itu aku juga masih memikirkan nya, aku akui dia memang pintar di pertarungan bahkan celah sekecil itu pun dia bisa manfaatkan sebaik mungkin, ku pikir kau tak menyadari nya saat itu karena kau hanya menonton "
Jester yang tidak ada habis nya melakukan pernyataan yang sudah sangat-sangat jelas itu ke Eyle dan membuat nya kesal.
Eyle menatap Jester dengan sorotan mata yang tajam.
" Kau berbicara tentang celah di hadapan seseorang yang berhasil memanfaatkan banyak celah yang sangat kecil juga saat menghadapi [ Seraphime No. 8 ] Burn dan meninggalkan luka permanen di punggung nya hah? "
emosi Eyle sudah memuncak akibat tingkah laku Jester yang begitu formal di kalangan anak kecil.
" Umm.. yaa maksud ku bukan begitu juga, ku kira kau tidak akan menyadari saat itu soal nya kau hanya menonton "
Jawaban yang sangat singkat dari Jester.
" Hufttt.. meladenimu tidak akan ada habis nya "
Eyle menghela nafas karena buat apa dia meladeni Jester sampai sejauh ini.
" Kalau begitu apa kau mempunyai saran untuk ku? "
tanya Jester.
" Ya.. jika aku menjadi dirimu sudah jelas aku tidak akan menyia-nyiakan 1 bulan itu dan akan berlatih segiat mungkin "
Eyle memberikan saran yang sudah jelas akan ditolak mentah oleh Jester yang sifat nya pemalas.
" Ahh... apakah tidak ada saran lain nya? itu saran yang sangat membosankan asal kau tahu "
Eyle sudah tidak kaget mendengar jawaban itu dari Jester.
" Hei bodoh, apa kau tidak menyadari perkataan dari Weiz yang menyuruh mu latihan juga 1 bulan penuh? "
sontak Eyle.
" Kau ini lucu juga ya, sudah jelas aku menyadari nya dan juga aku mendengar dia mengatakan itu di hadapan ku "
jawab Jester sambil tertawa ke Eyle.
" Maksudku menyadari makna tersembunyi yang disampaikan Weiz kepadamu bukan hanya perkataan yang menyuruh mu berlatih, jika hanya perkataan semua nya juga mendengar nya bukan? "
semua yang dimaksud Eyle disini merujuk ke para anggota Chronicles.
" Hah? makna? kau jangan melucu di waktu larut malam seperti ini wanita bodoh! "
Jester mengatakan itu dengan emosi karena tidak paham apa yang dikatakan oleh Eyle.
" Hahaha... sudah jelas kau tidak akan paham, karena kau lah bodoh yang sesungguh nya "
tawa keras dari Eyle mendengar lontaran perkataan dari Jester barusan.
" Wanita sialan, lagipula dirimu pun mana tahu makna nya kan? kau juga hanya mengada-ngada "
jawab Jester yang sudah mulai emosi kepada Eyle.
Eyle tersenyum kecil dan berdiri dari posisi duduk nya sambil memandangi kota Rio De Janeiro pada saat malam hari diatas patung Cristo Redentor.
" Kau lagi-lagi meremehkan wanita yang sangat peka seperti ku ya, sudah jelas bukan kalau aku tahu makna dari perkataan Weiz beberapa hari lalu "
ucap Eyle sambil menyombongkan diri nya di hadapan Jester.
" Jika kau tahu kenapa hanya diam saja? bukankah itu sudah jelas bahwa kau cuma mengada-ngada saja "
Jester yang tetap kukuh dengan perkataan nya itu.
" Asal kau tahu, Weiz menyuruh mu latihan bukan hanya sekedar latihan biasa dan itu juga tidak berfokus kepada Akagi di 1 bulan kedepan melainkan di masa yang mendatang "
Eyle menjelaskan apa yang dimaksud dari Weiz beberapa hari lalu.
" Hah maksudmu? tidak berfokus kepada Akagi? lalu untuk apa aku latihan 1 bulan kedepan jika tidak diperuntukan untuk melawan bocah itu nanti "
Jester masih membantah perkataan dari Eyle.
" Kau lebih baik diam dulu, aku akan menjelaskan nya "
lalu Jester menuruti apa yang dikatakan Eyle barusan dan disaat suasana sudah tenang Eyle melanjutkan penjelasan nya.
" Nah, jika nurut seperti itu kan lebih enak untuk menjelaskannya, ehemm... baiklah aku akan melanjutkan nya... "
Weiz menyuruh Jester untuk melakukan latihan selama 1 bulan kedepan tidak hanya sekedar untuk melawan Akagi saja melainkan untuk pertarungan nya di masa mendatang juga, karena akhir-akhir ini Weiz menyadari kalau Jester sudah jarang sekali melakukan latihan dan terus-terusan menyombongkan diri nya karena sudah cukup kuat.
Weiz berharap agar Jester dapat mencerna makna yang dia sembunyikan di perkataan nya, meski agak mustahil juga bagi Jester untuk mencerna makna tersebut, Weiz juga berharap meski Jester tidak dapat mencerna nya dia tetap melakukan latihan nya selama 1 bulan itu.
Tidak, mungkin tidak hanya 1 bulan saja yang dimaksud Weiz melainkan seterus nya sampai Jester benar-benar terbiasa dan rutin melakukan latihan nya tersebut.
Lalu makna inti dari perkataan Weiz itu adalah " terus lah latihan sampai kau bisa menggapai nya ", yang dimaksud menggapai disini bukanlah Akagi melainkan Seraphime Nomor 5 yang berjulukan Gaia, kekalahan memalukan itu tidak akan terlupakan di benak ingatan Jester.
Lagipula sudah jelas bukan bagi seorang Ketua Organisasi yang menyuruh setiap anggota nya berlatih agar bisa lebih kuat dari tahun-tahun sebelum nya dan mencapai tingkatan maksimal mereka.
" Kuharap kau mengerti dan dapat mencerna nya lebih baik kali ini pria bodoh "
lalu setelah menjelaskan makna dari perkataan Weiz, Eyle pergi dari situ menggunakan teleport instant nya.
" Wanita itu seenaknya saja pergi begitu sialan "
ucap Jester sambil mengepalkan tangan nya.
Setelah semua yang di ucapkan oleh Eyle barusan Jester langsung berbaring sambil menatapi langit-langit yang penuh bintang dan juga memikirkan apa yang dikatakan Eyle barusan.
" Apa benar seorang Weiz memperdulikan anggota nya sampai seperti itu? bukan nya dia terlihat biasa-biasa saja pada kami semua ya, tapi dia adalah seorang Ketua jadi sudah jelas bukan jika dia memperdulikan anggota nya "
lalu Jester langsung berdiri dari posisi terbaring nya dan mengeluarkan wooden stick dari ruang penyimpanan dimensi nya.
" Arghhh... sialan baiklah aku akan melakukan latihan selama 1 bulan ini, tidak bukan hanya 1 bulan melainkan seterus nya sampai aku bisa membalaskan dendam ku dulu dan menggapai puncak tak terbatas itu "
ucap Jester yang begitu terpaksa namun juga terdengar begitu semangat.
-
[ 15 Hari berlalu, dan titik penglihatan kembali ke Dimensi True Yzakh. ]
Di sebuah tempat area latihan yang sudah porak-poranda.
" Gimana sudah sedikit lega rasanya? karena sebentar lagi latihan mu akan selesai "
Weiz yang berdiri sambil melihat Akagi yang sudah mencapai puncak nya.
" Kau bisa bilang begitu saat latihan ini sudah berakhir "
Akagi nampak sedikit menjadi lebih tinggi dibanding waktu awal latihan.
" Tetapi kau sudah menyelesaikan yang tersulit dari keseluruhan latihan ini bocah "
lalu Weiz memanggil sebuah nama "Gustav" dan keluar lah pedang katana di tangan nya
" Hei, bocah lihat lah kesini "
Weiz menyuruh Akagi untuk melihat nya
" Kenapa? apa latihan ke 4 akan segera dimulai juga? "
Lalu disaat Akagi menoleh dia terkejut karena Weiz memegang sebuah pedang yang dimana saat mereka kesini Weiz tidak membawa apapun.
" Hei, bagaimana bisa kau mempunyai pedang? perasaan saat kita kesini kau tidak membawa apapun "
tanya Akagi yang keheranan.
" Kau penasaran bukan? aku akan menjelaskannya kalau kau sudah siap memulai latihan yang ke 4 ini "
jawab Weiz sambil memainkan pedang nya.
" Tch, sialan baiklah aku juga ingin ini segera berakhir "
Akagi mengeratkan gigi nya dan sudah bersiap untuk latihan selanjutnya.
" Di Komunitas Aliran Surga di jelaskan bukan? jika per anggota akan memiliki senjata nya masing-masing dan menamai nya, apa benar begitu? "
ucap Weiz
" Iya, bukan kah itu sudah hal umum? kenapa kau masih menanyai nya? "
jawab Akagi.
" Sebenarnya itu salah besar "
Weiz sambil memutar-mutar pedang nya.
" Hah? bagaimana bisa itu salah? bukan kah itu sudah jelas dan benar apa ada nya? "
sontak Akagi terkejut mendengar perkataan dari Weiz barusan.
" Fakta asli nya adalah senjata yang kita dapatkan langsung dari Komunitas Aliran Surga itu hanyalah senjata biasa yang kita namai lalu kita hanya memperkuat nya menggunakan ki dan teknik jalur masing-masing, itupun dibatasi hanya sampai 20% maksimal kekuatan yang di keluarkan "
Weiz membeberkan fakta yang sebenar nya kepada Akagi.
" Jadi yang kau pegang itu senjata jenis yang berbeda ya? "
Akagi masih belum sepenuh nya paham.
" Iya benar, senjata ini terbentuk karena resonansi antara Ki dan Energi Spiritual di dalam tubuh kita, aku tidak perlu menjelaskan Energi Spiritual padamu karena setiap manusia yang baru lahir pun sudah memiliki energi tersebut, simpel nya itu adalah dasar komponen energi di dalam masing-masing tubuh manusia "
Weiz menjelaskan lebih lanjut agar Akagi dapat memahami nya.
" Ah, begitu ya seperti nya aku sudah sedikit paham, jadi ketika Ki dan Energi Spiritual di dalam tubuh kita berhasil melakukan resonansi itu akan menyentuh jiwa kita kan? dan terciptalah senjata tersebut "
Akagi sudah mulai bisa memahami dasar latihan ke 4 ini.
" Ya benar 100 nilai untuk mu, dengan senjata yang murni terbuat dari jiwa kita itu akan bisa memaksimalkan penggunaan sampai 100% atau bahkan bisa melampauinya sampai titik tertinggi "
Weiz sudah menyadari kalo bocah yang afa di hadapan nya (Akagi) kelak akan menjadi sebuah monster.
" Kalau begitu aku cukup melakukan resonansi kan dsn menyentuh pusat jiwa ku dengan energi resonansi itu? "
Akagi bertanya kepada Weiz sembari melakukan pose seperti akan semedi.
" Ya benar, mungkin di tingkat mu yang saat ini kau bisa berhasil dalan kurun waktu 8 ha- ".
Weiz berbicara sambil memejamkan mata nya, namun ditengah-tengah saat Weiz sedang berbicara Akagi memotong pembicaraan tersebut.
" Seperti ini? "
ucap Akagi.
Lalu Weiz membuka mata nya dan alangkah terkejut nya Weiz karena melihat Akagi yang berhasil menciptakan senjata dari jiwa nya itu hanya dalam hitungan detik, yang pada normal nya itu semua membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 minggu karena resonansi membutuhkan fokus yang sangat tajam.
Seperti yang akan dijelaskan disini, senjata yang didapatkan dengan melakukan resonansi Energi Spiritual dan Ki yang dimaksud oleh Weiz tersebut dinamai dengan Soul Blessing.
Soul Blessing adalah disaat kita melakukan sebuah Resonansi antara Ki dengan Energi Spiritual didalam tubuh kita dengan sempurna, dengan resonansi itu kita akan memfokuskan dan merileks kan diri kita sampai ke titik yang paling tajam.
Di saat dalam fokus titik tertajam itu, kita harus menyatukan serpihan-serpihan energi spiritual itu dan menyatukan nya dengan Ki sampai resonansi tersebut berhasil, dan akibat dari menyatu nya kedua energi tersebut akan tercipta sebuah gelombang getaran di dalam pusat tubuh yang berada di jantung.
Lalu pengguna akan melepas energi gelombang resonansi itu ke seluruh tubuh dan menyentuh pusat jiwa yang tempat nya jauh di dalam tubuh manusia setelah itu terciptalah Soul Blessing yang berbentuk senjata.
" Kau benar-benar luar biasa... Akagi "
Weiz bertepuk tangan sambil menghampiri Akagi.
" Hei, tidak ada waktu untuk kagum setelah ini harus ku apakan? "
Akagi sambil memegang Soul Blessing milik nya.
" Bagaimana aku tidak kagum, kau bisa melakukan nya hanya dalam hitungan detik "
Weiz masih tidak bisa berkata-kata lagi di hadapan monster yang sedang dia latih ini.
" Sudah kubilang tidak ada waktu untuk itu kan? "
Akagi kesal karena Weiz membuat dia mengulangi perkataan nya itu.
" Ah, baiklah "
lalu Weiz menghampiri Akagi dan melihat detail Soul Blessing milik Akagi.
" Seperti nya senjata mu juga berbentuk katana juga ya, kalau begitu kau hanya harus menamai nya dan memilih sebuah jalur "
ucap Weiz sambil memperhatikan Soul Blessing milik Akagi.
" Menamai nya ya, tapi sebelum itu aku belum paham tentang jalur yang kau maksud itu "
saut Akagi.
" Ah, kau belum memahami nya juga ya, singkat nya jalur itu adalah perantara untuk bisa melakukan macam-macam teknik yang di hasilkan oleh jalur tersebut "
Weiz menjelaskannya ke Akagi.
" Jika kau belum paham, lihatlah ini "
Lalu Weiz mencari pijakan yang enak dan melakukan pose kuda-kuda nya.
" Empty Matter : Noise "
lalu dalam sepertriliun detik Weiz bergerak dengan super cepat ke arah depan, bahkan Akagi belum sempat terkedip tiba-tiba Weiz sudah berada di depan nya.
" Bersiap-siap untuk guncangan bocah "
Weiz berkata seperti itu dan benar saja guncangan yang sangat hebat terjadi di ikuti dengan suara yang sangat bising, setelah guncangan dan suara bising sudah berhenti Akagi pun terbang ke atas untuk memastikan dari mana guncangan tersebut.
Alangkah terkejut nya Akagi dengan hal yang dia lihat secara langsung oleh mata telanjang nya sendiri, saat ini dia sedang melihat daratan yang begitu porak-poranda, di benak Akagi dia benar-benar memastikan bahwa beberapa detik lalu ada gunung dan bukit-bukit yang menjulang tinggi, namun setelah sepersekian detik semua gunung dan bukit yang menjulang tinggi itu lenyap serta daratan hutan seluas 500km yang kini hanya tersisa tanah yang sudah porak-poranda.
" Hei sialan, kenapa kau merusak alam yang sangat indah ini dan itu sudah sangat keterlaluan jika hanya untuk mengetes teknik "
ucap Akagi dengan nada keras ke Weiz
" Tenang saja itu semua akan pulih dengan sendiri nya dalam beberapa bulan kedepan "
saut Weiz dengan pernyataan yang tidak masuk akal itu.
" Hah?? pulih dengan sendiri nya? disaat yang seperti ini pun kau bisa melucu juga ya "
Akagi sudah jelas tidak percaya dengan pernyataan bodoh itu
" Huftt, lagipula kau juga merusak nya bukan? nah lihat bagian situ, lalu situ, disitu juga, nah itu juga dan terakhir disana yang paling parah "
Weiz sambil menuding-nuding bekas latihan Akagi yang juga merusak alam True Yzakh.
" Ya iya juga sih "
ucap Akagi sambil memperlihatkan muka kosong yang konyol.
" Nah, kau menyadarinya juga kan "
saut Weiz sambil tertawa kecil.
" Ya iya, tetapi dirimu itu 100.000x lipat lebih parah dari ku sialan! "
dengan nada yang keras Akagi berbicara seperti itu.
" Ya sudah iya, sekarang turun lah ke sini aku ingin membicarakan tentang pedang dan juga jalur kepada mu "
ucao Weiz sambil melambai-lambaikan tangan nya yang menyuruh Akagi untuk turun dari terbang nya.
Lalu Akagi turun dengan wajah yang masih sedikit kesal.
" Nah pertama-tama aku akan menjelaskan mu tentang jalur dengan sangat simpel ".
ucap Weiz
" Ya sudah buru jelaskan "
Akagi sambil melipatkan kedua tangan nya di dada.
" Baiklah-baiklah kau tidak sabaran juga ternyata dasar... "
Jalur yang barusan Weiz gunakan itu adalah 1 di antara 90.000 lebih jalur yang lain beserta ratusan ribu teknik yang dijumlah dari masing-masing jalur nya, masing-masing jalur juga bisa diperkuat hingga 5 tingkatan, per orang bisa menguasai maksimal 2-3 jalur saja dan satu lagi seseorang juga bisa membuat jalur baru nya sendiri namun itu akan memakan waktu yang cukup lama untuk menyempurnakan nya.
----------------
Dan untuk tingkatan nya sendiri ada 5, yaitu terdiri dari :
~ First Up : Natural
~ Second Up : Dawn
~ Third Up : Renewal
~ Fourth Up : Myth
~ The Final : Void
----------------
Tingkatan nya di mulai dari Natural hingga ke yang paling akhir yaitu Void.
" Kurang lebih seperti itu, ngomong-ngomong teknik ku barusan itu mencapai tingkat Myth ".
suara Weiz yang serak karena sering menjelaskan panjang lebar.
" Bukan kah bahaya jika kau gunakan teknik itu di dunia asli "
ucap Akagi.
" Hahahaha tenang saja semua orang bisa memperkecil kerusakan nya sampai yang terkecil termasuk dirimu, saat ini kita sedang di dimensi alam bebas jadi aku mengeluarkan seluruh nya ".
pernyataan Weiz kali ini lebih masuk akal.
" Tapi kan sama saja kau membunuh makhluk hidup yang berada disini "
Akagi yang lagi-lagi tersulut emosi.
" Sssstttt... tenang saja perkembang biakan makhluk hidup disini 100x lebih cepat ketimbang dunia asli kita "
kali ini pernyataan Weiz tidak masuk di akal bagi Akagi meski itu memang benar ada nya.
" Huftt... sudahlah aku bosan mendengar pernyataan tidak masuk akal mu itu "
tegas Akagi.
" Hahahaha... kalau begitu kau akan menamai Soul Blessing mu apa? dan akan menggunakan jalur apa? "
tanya penasaran Weiz ke Akagi.
" Setelah di pikir matang-matang seperti nya aku akan membuat jalur sendiri, lalu untuk nama aku masih bingung "
tekad Akagi sudah bulat meski akan memakan waktu yang cukup lama untuk menyempurnakan jalur teknik nya sendiri.
" Hoooo.... kau memang anak yang menarik ya dan juga untuk nama pedang mu apa boleh ku kasih saran nama nya? "
tanya Weiz dengan gembira.
" Tidak, terima kasih ".
jawab singkat Akagi.
" Sayang sekali... kalau begitu bagaimana dengan nama Serpent? atau Gluttony? hmm apalagi ya oh iya Griffith? atau yang lebih menarik yaitu Wolv?? "
Weiz tetap saja memberi saran nama pedang meski sudah ditolak mentah-mentah oleh Akagi.
" Sudah kubilang aku tidak butuh saran mu bukan "
ucap Akagi dengan nada kesal.
" Ternyata kadang-kadang kau bisa jadi jahat seperti itu ya bocah "
ledek Weiz.
" Diamlah, aku sedang memikirkan nama yang cocok tapi kau selalu mengoceh terus dan itu menbuatku tidak fokus sialan "
ternyata Akagi menjadi kesal karena dibuat tidak fokus oleh Weiz saat sedang berpikir.
" Hahaha baiklah-baiklah aku akan diam "
saut Weiz sambil tertawa.
" Baiklah, aku akan menamai nya Eutopia "
Akagi sudah memutuskan nama untuk pedang nya.
" Nama yang bagus untuk sebuah Soul Blessing "
ucap Weiz.
Lalu tidak lama setelah itu Soul Blessing milik Akagi bergetar dan mengeluarkan aura perak keputihan
" Oh iya aku lupa bilang satu hal kepadamu Akagi "
tegas Weiz kepada Akagi.
" Hah? apa itu tumben sekali kau lupa akan suatu hal "
Akagi sambil memegang Soul Blessing nya yang masih bergetar.
" Soul Blessing yang sudah di namai akan menjadi lebih kuat ketimbang yang belum di namai, lalu itu juga akan mencocokkan warna aura pengguna nya dan seperti nya aura mu berwarna perak keputihan, baru kali ini aku melihat aura berwarna seperti itu"
" Seperti yang sudah aku duga "
Akagi sudah menyadari apa yang dikatakan oleh Weiz barusan.
" Ohh, baguslah jika kau sudah mengetahui nya seperti itu "
ucap Weiz.
Setelah itu Soul Blessing milik Akagi berhenti bergetar lalu Akagi memutar-mutar pedang nya dan menancapkan nya ke tanah.
" Kalau begitu tanpa lama-lama mari kita mulai yang terakhir Weiz "
ucap Akagi dengan semangat karena semua ini sebentar lagi akan berakhir.
" Oh, kau sudah siap ya, baiklah mari kita mulai latihan yang terakhir "
saut Weiz.
-Bersambung-