Menghubungi Ananta
8 Mei 2021
"Ananta, kamu bisa datang ke rumahku. Aku ingin memperkenalkan kamu pada Papa dan juga Mamaku. Mereka sudah tak bisa menunggu lebih lama lagi untuk tahu siapa pacarku. Kamu mau ya, aku sewa jadi pacar sementara hanya sehari saja. Dan setelah itu selesai. Kamu mau Ananta?" tanyaku pada Ananta lewat pesan WhatsApp. Kebetulan aku sudah menyimpan nomor Ananta.
Sekitar dua menit kemudian. Ananta baru membalas pesanku.
"Kamu Kalila bukan? Wanita yang aku selamatkan dari kecelakaan itu?" tanya Ananta padaku.
"Iya benar. Aku Kalila wanita yang kamu selamatkan waktu itu. Bagaimana apa kamu bersedia membantu diriku? Aku mohon besok mau ya, datang ke rumahku untuk bertemu Papa dan juga Mamaku. Hanya sandiwara saja. Kamu bukannya sudah setuju untuk menolong aku. Jadi aku harap kamu sungguh-sungguh membantu aku kali ini." Pungkas Kalila lewat pesan WhatsApp.
"Kamu mau aku membantu kamu besok. Sebenarnya kamu ini cantik Kalila, jadi masa tidak ada cowok yang tertarik pada kamu. Mungkin saja aku mau membantu tetapi tidak bisa besok. Karena aku punya pekerjaan di toko buku. Aku bekerja di toko buku sebagai managernya. Dan tak bisa seenaknya saja pergi dari toko. Jika belum jamnya istirahat atau pulang." balas Ananta lewat pesan WhatsApp.
"Jadi kamu sibuk besok, tapi aku mohon sehari saja, hanya besok ini saja tak akan lebih. Aku mohon kamu bersedia padaku untuk membantu menolongku, hanya sekali saja. Besok ini Ananta. Kamu mau ya membantu aku?" tanya Kalila pada Ananta dengan penuh harap di WhatsApp.
Setelah membujuk rayu Ananta, akhirnya Kalila pasrah saja. Entah Ananta mau membantu Kalila atau tidak selanjutnya ini. Namun beberapa menit kemudian Ananta membalas pesannya itu yang isinya seperti ini:
"Baiklah Kalila, aku akan datang ke rumah kamu besok ini. Tapi janji, hanya sekali saja. setelah itu kamu jangan libatkan aku masalah keluarga kamu itu. Aku tak bisa setiap hari membantu kamu. Lagi pula aku ini punya kehidupan sendiri. Bukan hanya mengurus drama keluarga kamu yang hanya minta anaknya untuk cepat nikah." Pungkas Ananta lewat pesan WhatsApp.
"Sungguh?" tanya Kalila lagi menegaskan.
"Tentu aku sungguh ingin membantu kamu besok Kalila. Kamu ini bawel sekali ya, sudah aku bilang mau membantu itu artinya aku setuju untuk membantu kamu. Jangan tanya lagi. Kirimkan saja alamat rumah kamu. Biar gampang aku ke sana." Pungkas Ananta lewat pesan WhatsApp.
"Baiklah, alamatku di Jalan Airlangga nomor 2. Kamu datang saja ke alamat itu nanti akan aku tunggu di depan gerbang. Datangnya pagi saja ya, sekitar pukul 09.00 pagi. Kita sarapan bersama dengan orang tuaku itu. Mau ya?" Ucap Kalila lewat pesan WhatsApp.
"Apa? kamu ini sangat membuat aku sebal ya! Masa minta tolong sepagi itu. aku masih tidur. Nanti jam 10 pagi baru bisa bangunnya. Kenapa harus sarapan di rumah kamu. Nggak perlu basa-basi terlalu lama dengan Papa atau Mama kamu itu. nanti malah buang-buang waktu aku saja." celoteh Ananta lewat pesan WhatsApp.
"Begini ya Ananta yang terhormat. Aku mau kamu datang ke rumahku pagi biar bisa lebih meyakinkan untuk Papa dan juga Mamaku. Kalau datangnya Cuma nanti agak siang dan sebentar sepertinya itu nggak etis banget. Aku mohon kamu mau ya membantu aku, sekali saja. please!" ucapku lewat pesan WhatsApp.
"Iya sudah Kalila, aku akan datang pagi, sesuai permintaan kamu itu. Tapi aku sangat sibuk besok, jadi hanya sebentar saja ya. Jangan minta lebih, nanti aku akan katakan yang sebenarnya pada Papa dan juga Mama kamu. Kalau kamu minta lebih dariku waktu itu sangat berharga untuk aku. Paham!" celoteh Ananta lewat pesan WhatsApp.
"Iya, aku paham itu. Aku janji pada kamu hanya sebentar aja kok. Nggak lama. Asal sudah ikut sarapan bareng Papa dan juga Mamaku, aku yakin akan membuat mereka sangat senang sekali." tuturku lewat pesan WhatApp.
"Iya, kalau begitu jangan membuat aku sangat jengkel ya. Sudah jangan ganggu aku dulu. Waktuku sangat berharga." Pungkas Ananta lewat WhatsApp.
Setelah itu Kalila sangat senang sekali, setidaknya kebingungannya telah terobati. Kalila bisa menyewa seseorang untuk berpura-pura menjadi pacarnya walau hanya sehari saja. Tapi setidaknya bisa membungkam mulut Papa dan juga Mamaku yang sangat bawel itu. Bertanya kapan nikah? Bikin aku ilfil saja.
Setelah itu aku beranjak untuk pergi ke ke luar rumah menemui Papa dan juga Mamaku itu. Berharap agar menemui mereka untuk memberitahukan bahwa pacar sewaan aku itu akan datang besok. Tapi tidak sih, aku katakan yang sejujurnya pada orang tuaku, kalau Ananta adalah pacar pura-pura saja bukan sungguhan.
Saat aku sampai di lantai bawah. Aku melihat Papa sedang duduk di kursi ruang tamu sambil membaca koran dan kebetulan ada Mama aku juga sedang memainkan ponselnya. Sepertinya ada sesuatu yang penting di antara mereka yang sedang di bicarakan. Aku sengaja tak turun langsung tapi berhenti di anak tangga untuk mendengarkan ucapan dari Papa dan juga Mamaku.
"Pa, bagaimana rencana kita untuk menikahkan Kalila dengan seseorang. Jadi Papa carikan jodoh untuk anak kita itu?" tanya Mamaku pada Papa.
"Kalila itu sangat sulit sekali di suruh buat nikah padahal usianya sudah 35 tahun. Tapi bukannya Kalila bilang sudah punya pacar ya! Jadi biarkan saja Kalila mencari calon suaminya sendiri. Tidak perlu kita yang carikan. Nanti tambah marah sama Papa dikira memaksa lagi." Pungkas Papaku.
"Kalila itu cantik Pa, dan juga pintar masa sih sampai usia 35 tahun nggak nemu jodohnya. Apa mungkin, Kalila trauma sesuatu sehingga tak mau menikah dengan lelaki Pa?" tanya Mamaku dengan penasaran.
"Papa pikir mungkin saja seperti itu, tapi Papa juga tidak bisa bilang kalau ada trauma mendalam. Hanya Kalila yang tahu apa penyebabnya. Kenapa tak tanyakan saja pada Kalila secara langsung Ma. Mungkin kita akan tahu penyebabnya mengapa Kalila tak mau menikah sampai sekarang." Ucap Papaku.
Sontak saja ucapan Papa dan juga Mamaku itu membuat aku yakin bahwa mereka sangat penasaran dengan diriku yang belum mau menikah hingga sekarang ini. Ananta harus datang besok pagi, jika tidak aku akan di paksa untuk segera menikah padahal aku belum ingin menikah.
"Kalila dengar apa yang Papa dan juga Mama katakan tentang aku. Kalila sudah pernah bilang, jika Kalila punya pacar. Tenang aja besok pagi Kalila akan ajak orangnya untuk bertemu dengan kalian di rumah ini, tenang saja. Jangan khawatir." Pungkasku pada mereka dengan segera kembali ke dalam kamar dan menguncinya.
Tiba-tiba ponselku berdering dan itu pesan dari Ananta. Yang isi pesannya seperti ini:
"Kalila aku tak tahu dari mana kamu bisa dapat nomor ponselku itu. padahal aku hanya memberikan kamu kartu nama saja. aku heran secepat itu kamu bisa tahu nomorku?" tanya Ananta dengan keheranan.
"Kamu jangan heran seperti itu Ananta. Kalau nomor ponsel kamu itu gampang untuk aku hubungi. Tinggal aku cari aja di bio instagram nama toko buku tempat kamu kerja. Toko Buku Sinar Bahagia dan ketemu deh nama managernya. Dan apa kamu lupa di bio instagram itu ada tercantum nomor ponsel managernya yang tak lain adalah kamu Ananta." Ucapku meyakinkan.
"Oh begitu, aku pikir kamu dapat nomor ponselku dari mana. Baiklah aku paham itu, kalau begitu jadi besok ini aku ke rumah kamu untuk bertemu dengan Papa dan juga Mama kamu yang suka tanya kapan kamu nikah? Hahaha!" ledek Ananta lewat pesan WhatsApp.
"Oh jadi, kamu mau meledekku begitu. Pokoknya aku minta sama kamu untuk segera datang ke rumah aku besok ini. Jangan sampai tidak ya! Aku tunggu ya. Please, jangan kecewakan harapan aku ini untuk kamu Ananta. Aku mohon." Tutur Kalila dengan hati penuh harap.
"Iya! cerewet banget sih, sudah aku bilang akan datang ke rumah kamu besok pagi sekitar jam 9. Sudah puas!" celetuk Ananta lewat pesan WhatsApp.
Mereka saling terdiam dan termenung di sudut ruang yang berbeda. Ananta di toko bukunya dan Kalila di rumahnya sambil termenung. Memikirkan akankah Ananta benar-benar datang besok itu yang sedang aku pikirkan.
Sedangkan Ananta merasa cemas dengan sandiwara ini. Bagaimana jika sampai ketahuan pasti akan lebih rumit lagi urusannya. Tapi Ananta sudah terlanjur berjanji pada Kalila akan menjadi pacar sewaanya selama sehari saja. Jadi mau tidak mau Ananta akan tetap datang dan menepati janjinya.