Chereads / Istri warisan / Chapter 20 - bab 20

Chapter 20 - bab 20

Dengan kasar nya Hambali membentak Hamdan' emang nya kamu siapa banyak mengatur hidup saya ' ingat kamu di sini hanya sekedar pegawai bukan pemilik aku lah yang paling ber hak kata nya dengan sombong '

Maaf Gan saya Cuma nanya bukan mau mengatur jawab Hamdan dengan lemah ' urus diri kamu sendiri tidak usah mengurusi orang lain paham kata nya sambil mendorong tubuh Hamdan."

Hamdan hanya diam dan menghela napas panjang' sabar kang kata salah satu dari mereka ' iya kata Hamdan sambil tersenyum sederet gigi putih nya terlihat walau pun tidak jelas'

ayo lanjut kan kerja nya sebentar lagi juhur kata Hamdan kepada teman-teman nya iya kang jawab mereka sambil kembali bekerja' mereka semua menghormati Hamdan walau pun Hamdan sama-sama pegawai tapi Hamdan lah yang mengutus semua '

musim kemarau sangat lah panjang sudah hampir dua bulan tidak turun hujan sehingga pohon kopi terlihat kekeringan' bermacam cara sudah Hamdan lakukan untuk mempertahan kan perkebunan kopi tuan Hamzah '

bulan berganti bulan hasil panen semakin menghawatir kan yang lebih parah lagi di bulan ini sampai-sampai tidak ada hasil sama sekali sedang kan pegawai harus tetap di bayar '

Hamdan pun menemui Halimah dan menceritakan tentang gagal panen bulan ini semua pohon kopi kering kerontang jangan kan buah daun pun kekeringan' begini saja kang dari pada pegawai tidak di bayar akang jual saja motor Bapak Cuma itu jalan satu-satu nya '

dan setelah pegawai di bayar tolong libur kan dulu sampai nanti hujan turun kata Halimah ' baik bu jawab Hamdan dengan berat hati dia bawa motor kesayangan juragan Hamzah ke bengkel untuk di jual' sakit rasa nya melepas nya tapi ya gimana lagi ' maaf kan saya juragan saya tidak bisa menjaga barang kesayangan juragan. Tidak terasa air mata pun menetes'

Semoga kamu di miliki orang yang Soleh seperti juragan Hamzah gumam Hamdan sambil mengelus motor kesayangan juragan nya ' lalu fia meninggal kan motor itu setelah menerima uang nya'

Hamdan pun kembali pulang menggunakan angkutan umum ' setengah jam lama nya perjalanan Hamdan akhir nya dia pun sampai di depan rumah ' dia pun segera masuk menghampiri Halimah ' ini Bu uang nya silah kan di hitung ." iya kang Halimah pun menghitung uang nya dan membagi – bagi nya ' Alham dulilah lebih dari cukup kang' besok biar pegawai mengambil uang nya langsung ke saya kang ada yang mau saya sampai kam pada mereka ." baik Bu jawab Hamdan.

Permisi Bu kalo sudah tidak ada yang harus saya kerja kan saya ijin pulang kata Hamdan." Baik kang silah kan jawab Halimah' Hamdan pun pergi dari hadapan majikan nya' dia langsung mengunjungi rumah salah satu teman nya untuk mengabari yang Halimah bilang tadi.

Assalamualaikum Hamdan pun mengucap salam' Waalaikumsalam jawab pemilik rumah' iya kang ada apa tanya dia pada Hamdan. Besok kalian di minta kumpul buat ambil gajih kalian di rumah Ibu kata Hamdan ." tumben kang ibu yang mengasih ada apa ya ." iya maka nya besok jam sembilan datang biar jelas jawab Hamdan ."baik kang jawab nya ' ya sudah saya pulang dulu mau istirahat ." iya kang silah kan ,"jangan lupa kasih tahu yang lain nya kata Hamdan sambil berdiri untuk berpamitan.

Dengan langkah gontai Hamdan pun pulang dia selalu berpikir bagai mana langkah ke depan nya kali di perkebunan tidak ada pekerjaan 'aku harus kerja apa kata nya semoga ada jalan keluar nya Hamdan pun mempercepat langkah nya di karna kan mau turun hujan' hujan pun sudah mulai turun alhamdulillah hujan mudah- mudahan bisa membasahi bumi yang sedang kekeringan gumam Hamdan dalam hati ' tapi tidak sesuai harapan hujan pun kembali reda bahkan cuaca semakin terang walau pun sudah sore ' harapan Hamdan pun kembali menipis ' ya Allah semoga hamba di berikan amin .,...langkah Hamdan pun berhenti persis depan rumah Halimah'

Dia melihat kedua putri nya yang lagi bermain bersama kedua putri Halimah ' semoga kalian semua di berikan kesehatan nak kata Hamdan sambil menerus kan langkah nya menuju rumah nya' dengan badan lesu dia hempaskan tubuh nya di bale dapur ' apa kah aku jualan sayuran aja ya di pasar mungkin itu jalan satu-satu nya untuk aku" ya.....aku yakin bisa menghidupi keluarga ku dengan berjualan' dengan yakin nya Hamdan untuk berjualan dia pun mulai semangat lagi .

Di rumah Halimah terasa ramai karna ada Siti dan Susi' ayo sini makan dulu kata Halimah ."iya Bu jawab Siti." Teteh bisa tidak mulai sekarang panggil Ibu dengan sebutan Umi saja bisa kan." Kedua putri Hamdan pun terdiam merasa kebingungan." Bisa kan sayang kembali Halimah bertanya." Iya Umi jawab mereka Halimah pun tersenyum dan berkata terima kasih ya sayang." Sama – sama umi .

Rasa nya semakin lengkap kebahagiaan Halimah saat ini dia merasa keluarga nya bertambah' ya sudah ayo makan dulu ' nanti keburu magrib." Iya Umi ." oh iya teh sanah antrin dulu nasi buat Bapak ." iya Umi Susi pun pergi mengantar nasi buat Bapak nya' tidak lama kemudian dia pun kembali lagi ' ayo habis kan makan nya kata Umi ." iya Umi jawab mereka ' Halimah pergi meninggal kan mereka untuk siap- siap Shalat magrib.

Selesai makan Siti dan Susi pun segera Shalat lalu mereka pun masuk kamar 'seperti biasa Hani ikut bersama mereka ' malam ini sangat dingin terdengar suara kentungan orang yang sedang ronda mengelilingi perkampungan .

Malam ini Hamdan tidak dapat tidur entah apa yang di pikir kan nya terlihat ada kegelisahan dalam pikiran nya ' mungkin karna hambatan di perkebunan yang membuat dia cemas ' dia bukan Cuma memikir kan nasib nya sendiri tapi dia memikir kan nasib teman -teman nya juga ' mengap juragan secepat ini meninggal kan kita Gan ' maaf kan saya karna tidak bisa mengelola harta yang juragan titip kan pada saya keluh Hamdan dalam hati nya ' malam semakin larut Hamdan masih dalam kesedihan nya sampai akhir nya dia pun merasa lelah dan tertidur .

Malam pun berganti siang suara burung ramai menyambut datang nya pagi tak mau kalah ayam jago pun bergantian memamerkan suara merdu nya di pagi ini

Dengan setengah bermalas- malasan Halimah pun bangun dari tidur nya dan segera keluar kamar.