Chereads / Istri warisan / Chapter 23 - bab 23

Chapter 23 - bab 23

Hamidah dan Hasanah sudah terbangun ' Halimah segera memandi kan mereka ' selesai memandikan mereka Halimah rapih -rapih rumah bagai mana biasa nya pekerjaan seorang perempuan' Ema datang menghampiri kedua cucu nya dengan membawa piring di tangan nya .'' ayo makan dulu habis makan kita main lagi ajak Ema pada mereka .''

Hore.... jawab mereka terlihat senang 'dengan lahapnya mereka makan dengan senang hati Ema menyuapi mereka bahagia rasa nya Ema melihat mereka tumbuh dengan sehat 'kenapa nasib kalian sama dengan Ibu mu nak di tinggal bapak mu selagi masih kecil ' mungkin Allah mempunyai rencana lain buat kalian semoga rencana Allah yang terbaik buat kalian gumam Ema dalam Hati .

Halimah memberes kan semua pekerjaan nya 'terdengar suara orang mengucap salam di luar sana Assalamualaikum nyaris terdengar jelas di telinga Halimah .'' waalaikumsalam jawab Halimah menoleh ke arah pintu terlihat sosok laki-laki bertubuh tinggi berdiri di ambang pintu.''

Halimah langsung menghampiri nya .'' teteh sehat tanya nya dengan mengulur kan tangan nya.'' Alhamdulillah jawab Halimah ayo masuk ajak nya pada Hambali mereka pun masuk ke dalam ' mana anak -anak teh Tanya Hambali baru saja dia berhenti bertanya Hamidah muncul dan berteriak girang pamaaan.... kata nya sambil memeluk Hambali eh ponakan paman yang cantik kamu sehat sayang .' tanpak sadar Halimah menetes kan air mata terharu melihat Hamidah dan Hambali yang sedang melepas rindu .

Teteh baik -baik saja kan di sini tanya Hambali sok perhatian ' alhamdulillah baik jawab Halimah .'' syukur lah kalo begitu ' begini teh maksud kedatangan saya ke sini inti nya saya ingin tahu keadaan teteh sama anak -anak kedua nya saya ada kepentingan sama teteh ' saya sudah delapan bulan tidak bekerja dan tidak dapat penghasilan sama sekali hampir setiap hari saya bertengkar dengan istri sasa tutur Hambali dengan sedih .'' saya cape teh bukan nya saya tidak bisa mencerai kan istri saya tapi yang saya PIKIR kan Nur putri saya kata nya sambil terisak menangis .'' Halimah pun merasa iba d buat nya .''

Jadi apa yang bisa teteh bantu Bali teteh kan tidak punya uang untuk membantu kamu tanya Halimah .'' saya tidak miinta uang teh saya hanya mau meminjam lahan perkebunan buat saya kebuni biar saya dapat penghasilan dari hasil kebun nanti dan saya bisa membagi hasil dengan teteh kalo sudah panen nanti kata nya .'' Halimah terdiam sejenak .'' bagai mana teh toya Hambali kembali .''

Halimah menghela napas panjang dan berkata ya sudah lah kalo begitu teteh ijin kan kamu merubah perkebunan kopi menjadi perkebunan lain .'' spontan Hambali bangun dari duduk nya dan merangkul tubuh Halimah yang tinggi kecil terima kasih ya teh jawab Hambali tolong doa in saya kata nya .'' iya dan kamu harus ingat itu harta anak yatim Halimah mengingat kan adik ipar nya .'' iya teh saya akan kembalikan saat mereka dewasa nanti jawab Hambali .''

Hambali pun berpamitan untuk pulang sepeninggalan Hambali Halimah berpikir dan terus berpikir apa kah diasalah ato tidak mengijin kan ipar nya untuk merubah perkebunan nya ' lahaula kata nya mudah -mudahan ini jalan yang terbaik buat kami ya Allah kata Halimah .

Ada apa Hambali kesini tanya Ema .'' Halimah pun mencerita kan semua nya ada rasa cemas dan ketekunan di benak Ema tapi mudah – mudahan ini slah gumam Ema dalam Hati ' ya sudah Ema mau ke kebun ini anak- anak kata Ema iya Ma jawab Halimah sambil mengambil Hasanah dari pangkuan Ema.

Cuaca sangat lah panas hingga malas untuk keluar rumah ' Halimah membawa kedua putri nya ke dalam dan mengajak nya tidrur siang .

Bobok siang yo di luar sangat panas ajak Halimah Hamidah pun mengikuti Ibu nya mereka pun masuk kamar untuk tidur siang' cuaca di luar sangat lah panas terik mata hari membakar panas nya Bumi 'kemarau panjang membuat umat manusia merasa kepanasan air di sungai mau pun sumur sudah mulai surut ' para petani merasa kebingungan untuk bercocok tanam ' begitu pula dengan peternak yang susah mencari pakan hewan peliharaan nya' entah berapa lama lagi kemarau berganti musim semua keluhan umat manusia tidak lah berarti apa-apa hanya lah doa yang berarti saat ini.

Rasa cemas dan takut menyelimuti manusia di muka bumi ' entah apa yang mereka takut kan Halimah hanya berpasrah diri hanya Allah yang mengatur segala nya' tidak ada rasa takut walau pun dia harus membesar kan kedua putri nya sendirian ' dia terlihat tenang dan baik- baik saja itu lah hebat nya Halimah yang tidak pernah mengeluh dalam keadaan apa pun.

Setelah kedua putri nya tertidur Halimah pun bangun dan langsung menuju dapur ' dilihat nya Ema sedang memasak air minum hari ini mau masak apa mak tanya Halimah kepada ibu nya ini uang buat belanja kata nya sambil memberikan selembar uang kertas kepada Ema ." pegang saja buat jajan anak- anak Ema sudah belanja kok kata Ema." Tidak apa " Mak ambil saja jawab Halimah.

Ya sudah Ema ambil kalo begitu .'' iya Ma jawab Halimah tadi Ema belanja apa tanya Halimah .'' itu lihat di meja jawab Ema sambil menunjuk kan jemari tangan nya ke arah meja .'' ya sudah Limah masak sekarang ya Ma .'' Ema pun menganggukan kepala nya lalu dia menuju bale dapur dan duduk dengan kaki berselonjor '

Halimah pun mulai memasak ' di pilih nya kayu bakar yang sudah kering supaya lebih mudah untuk menyala kan api nya ' Halimah mulai menyala kan api nya dengan hati- hati 'api nya pun mulai menyala mulai lah dia memasak air terlebih dahulu'

Satu persatu Halimah mengerjakan nya dengan telaten hingga akhir nya semua pekerjaan nya pun selesai dengan cepat di simpannya semua masakan ke dalam lemari makanan lalu dia bergegas menuju kamar mandi tidak terasa sudah satu minggu Hakimah tinggal di rumah Ema rindu rasa nya rumah tempat dia tinggal tapi Halimah tidak bisa tinggal di sanah karna sekarang rumah sudah di tempati Hambali dan keluarga nya ' ya sudah lah kelak bila kedua putri ku sudah dewasa aku ambil lagi rumah dan perkebunan ku gumam Halimah sambil masuk kamar mandi'

Dia lumayan lama di kamar mandi karna sebelum mandi dia harus mencuci perabotan kotor bekas memasak tadi' setelah selesai batu lah dia mandi.