Chereads / Istri warisan / Chapter 19 - Bab 14

Chapter 19 - Bab 14

Cuaca pagi sangat cerah terlihat Ema di dapur sedang sibuk menyiap kan untuk sarapan pagi' Limah nanti siang Ema mau pulang dulu sudah lama rumah Ema tinggal besok Ema balik lagi ke sini kamu dan anak-anak baik,-baik ya di sini ." Iya Ma maaf ya kalo Limah selalu merepot kan Ema jawab Halimah." Jangan ngomong begitu itu sudah kewajiban Ema sebagai orang tua.

Hari ini pertama Hamdan dan semua pegawai masuk kerja ' Hamdan sudah siap-siap dengan peralatan yang biasa dia pakai di kebun ' dia pun mulai berangkat ' sesampai nya di perkebunan semua pegawai sudah menunggu nya' sebelum mulai kerja Hamdan pun berkata."

Teman-teman ini adalah hari pertama kita kerja tanpa juragan kita harus lebih semangat dan giat lagi menjaga perkebunan ini kata Hamdan sambil menghela napas panjang 'semua pegawai terdiam karna merasa kehilangan 'ya sudah kita mulai kerja sekarang di tinggal satu minggu perkebunan terlihat mati ' ayo semangat semua nya perkebunan ini adalah jiwa kita kehidupan kita maka dari itu kita harus berjuang .'' Hamdan pun memberi kan semangat kepada teman -teman nya.

Mereka semua pun memulai pekerjaan nya masing -masing karna sudah lumayan lama di tinggal tidak heran kalo rumput yang ada di perkebunan terlihat memenuhi lahan perkebunan 'tapi mereka dengan sabar membersih kan nya' begitu lah kegiatan semua pegawai yang di bing-bing Hamdan'

Sudah waktu nya istirahat ayo kita istirahat dulu setelah itu nanti kita lanjut ajak Hamdan pada semua teman nya.'' Mereka semua membuka bekal mereka masing-masing dan makan bersama di gudang penyimpanan kopi ' kang seperti nya mau musim kemarau kata salah satu dari mereka.'' Iya mudah-mudahan saja kemarau nya tidak terlalu lama jawab Hamdan.'' Iya kang semoga saja tidak terlalu lama jawab mereka.

Kalo sudah ada solat ayo kita mulai lagi kerja nya ingat bulan ini kita harus dapat hasil lebih bagus dari sebelum nya kata Hamdan menyemangati mereka.'' Siap kang ayo kita kerja lagi 'semangat mereka membuat Hamdan yakin kalo dia bisa menjalan kan amanah dan titipan juragan nya .

Doa kan saya juragan supaya saya di berikan kesehatan dan kekuatan sama Allah gumam Hamdan dalam hati nya sambil terus membersih kan pohon kopi yang ada di hadapan nya.

Hari sudah mulai sore semua pegawai pun sudah siap-siap untuk pulang 'setelah semua pegawai pulang Hamdan pun siap-siap untuk pulang 'ditutup nya pintu gudang lalu dia mengunci nya lalu dia segera pulang .

Sebelum pilang dia mampir ke pemakaman Hamzah tidak henti nya H Hamdan minta doa nya dari almarhumah supaya dia bisa menjalan kan amanah nya' semoga juragan mendapat kan kebahagiaan di sisi Allah Gan kata Hamdan sambil berdiri dan pergi meninggal kan pemakaman.

Hamdan pun melanjut kan langkah nya menuju rumah 'sesampai nya di rumah Siti dan Susi masih berada di dapur mereka di ajar kan memasak oleh Hamdan supaya kalo Hamdan lagi banyak pekerjaan mereka bisa melakukan nya 'Bapak sudah pulang tanya Siti sambil memberi kan segelas air kepada Bapak nya.'' Iya teh hari ini pekerjaan Bapak banyak sekali jadi maaf ya kal Bapak pulang nya telat.'' Iya tidak apa-apa pak jawab Siti lagian sudah beres kok memasak nya tinggal masak air jawab Siti.''

Oh iya lain kali kalo mulai masak dahulukan memasak air minum jadi pas kita mau makan air minum nya sudah dingin kata Hamdan sambi tersenyum .'' Siti terdiam sambil mengernyit kan dahi nya kemudian dia tersenyum dan berkata' hehehe... iya juga ya kata Bapak masa iya kita mau makan air minum nya masih ngebul kata nya sambil tertawa.''

Nah sekarang teteh paham kan maksud Bapak .'' iya Pak maaf jawab Siti,'' iya tidak apa-apa nama nya juga belajar 'kan kita masih bisa memperbaiki nya besok 'oh ya teh tadi siang kamu ke rumah Ibu tidak tanya Hamdan kepada Siti .'' iya pak kan mengajak main Hasanah dan Hamidah jawab Siti .'' bagai mana keadaan mereka tanya Bapak.'' Alhamdulillah baik- baik saja .'' syukur lah kalo begitu jawab Hamdan .

Siang akan segera berganti malam ' Hamdan sudah siap dengan kokoh dan kain sarung untuk pergi ke mesjid' alangkah terkejut nya Halimah saat berpapasan dengan Hamdan karna baju dan kain sarung yang Hamdan pakai adalah aju mendiang suami nya' Halimah hanya terdiam menahan air mata 'melihat hal itu Hamdan merasa bersalah dia pun langsung pergi tanpa menoleh ke arah Halimah.

Masaallah Pak Umi belum bisa mengikhlaskan Bapak sepenuh nya maaf kan Umi ya pak kata nya sambil menangis memeluk kedua putri nya ' Hamidah yang sudah sedikit mengerti kesedihan ibu nya pun memeluk ibu nya sambil ikut menangis .'' melihat putri sulung nya menangis Halima menghenti kan tangis nya dan bertanya teteh kenapa menangis sayang Umi tidak apa-apa mata Umi kelilipan ' sudah ya teteh jangan menangis masa anak cantik menangis nanti cantik nya hilang dong kata Halimah menenang kan putri nya .

Hamidah pun mengangguk dan memeluk ibu nya' sudah ya sayang Umi yakin kita bisa melewati nya Bismilah ya sayang kata Halimah sambil tersenyum.'' Ya sudah teteh bobok ya tuh lihat adik nya sudah bobok .'' Hamidah pun naik ke atas tempat tidur lalu tidur di samping adik nya.

Halimah pun melanjut kan mengaji nya sambil menunggu waktu Isa tiba 'besok Ema kesini lagi ga ya sepi banget tidak ada Ema kata Halimah terlihat bingung 'ya sudah lah aku tidak boleh bergantung pada siapa pun aku harus bisa melewati semua ini kata ya dengan tegas Allah pasti memberi jalan buat semua hal yang akan aku lewati kata nya dengan yakin seyakin mungkin.

Selesai mengaji Halimah pun menyusul Hamdah tidur 'seperti nya hari ini Halimah merasa lelah terlihat tidur nya yang sangat lelap 'dengan berputar nya waktu malam pun akan berganti siang 'suara ayam berkokok melengking tinggi membangun kan tidur nya Halimah 'Alhamdulillah ya Allah malam ini aku tidur nyenyak sekali Halimah bersyukur atas nikmat yang Allah beri kan pada nya saat ini.

Halimah pun bangun dari tidur nya dan segera pergi ke kamar mandi' dengan waktu bersamaan di rumah Hamdan pun terbangun mendengar kokokan ayam yang nyaris berada di pinggir rumah nya. Dengan sigap nya dia bangun dan langsung pergi ke mesjid.

Kedua putri Hamdan pun ikut bangun lalu mereka melaksana kan solat dan segera pergi ke dapur untuk menyiap kan sarapan untuk mereka.