Di atas arena.
Bola api itu langsung menghujani Levina secara acak, tidak peduli apakah itu besar atau kecil. Kecepatan bola api semakin lebih cepat ketika membidik Levina. Tidak membiarkan lawannya bereaksi, seolah predator yang mengunci mangsanya. Bola api itu menabrak dengan keras.
Ada ledakan keras yang terdengar, untuk kesekian kalinya arena itu tertutupi debu yang begitu lebat dan tebal.
Mereka yang diluar melindungi diri mereka dari puing-puing yang berserakan dan menunggu debu-debu itu menghilang. Ledakan keras terus berlanjut sementara Arov terus melancarkan serangannya.
Serangan Arov tanpa belas kasih membuat para siswa yang menonton merasa merinding dan bersyukur. Mereka merasa lega tidak menjadi lawan Arov. Bisa dipastikan Arov tidak akan memberi kesempatan kepada lawannya untuk menyerang.
Debu-debu yang semakin tipis memperlihatkan siluet seseorang serta bayangan lingkaran yang kabur. Lingkaran itu menyelimuti siluet itu dengan seluruhnya.
Saat debu menyebar, apa yang ada dibaliknya perlahan mengungkapkan dirinya. Dinding air semi-transparan mengelilingi Levina dan berhasil menahan serangan Arov yang ganas.
Para siswa terfokus dengan penghalang itu sehingga mereka tidak memperhatikan arena yang penuh dengan lubang, ada beberapa retakan terlihat. Arena itu lebih rusak sekarang. Satu-satunya tempat yang masih utuh adalah bagian dalam di penghalang Levina, di luar penghalang itu arenanya telah rusak.
"Sihir lanjutan!" gumam Gargon saat matanya memandang arena dengan lebar.
Gargon menatap penghalang air Levina di atas arena. Matanya berkedip beberapa kali untuk melihat pemandangan di depannya, tidak berubah berapapun waktu berlalu. Dia tidak salah lagi, itu bukan ilusi, Gargon melihat Levina memakai sihir lanjutan.
Water Barrier, seperti namanya, itu adalah sihir yang bisa melindungi penggunanya dari serangan sihir maupun fisik. Tidak hanya itu, jika penggunanya cukup terampil, dia bisa menyerang dan bertahan disaat yang bersamaan.
Kening Gargon mengerut dalam, umumnya siswa yang lulus sekolah dasar hanya bisa menguasai sihir-sihir dasar. Itupun jika ada yang bisa, mereka hanya bisa mencapai tahap pemula. Sihir lanjutan satu tingkat di atasnya!
Levina tidak salah lagi adalah seseorang yang jenius yang hebat. Mampu menggunakan sihir lanjutan setelah lulus sekolah dasar.
Tingkatan-tingkatan sihir dimulai dari Sihir dasar, sihir pemula, sihir lanjutan, sihir menengah, sihir akhir, sihir puncak dan terakhir master atau bisa disebut penyihir agung. Perbedaan antara satu tingkat antara sihir sangat mencolok, terutama dimulai dari sihir tingkat menengah dan di atasnya.
Sihir dasar, sihir pemula, dan sihir lanjutan adalah tingkat di mana semua penyihir dapat mewujudkan sihirnya, bisa diartikan sebagai hal yang cukup umum, tentu saja kesulitannya tetap berbeda namun tidak signifikan. Mengingat bahwa Levina bisa menggunakannya di usia yang muda menandakan dia jenius. Jika dia sudah bisa melakukannya di usia dini, Gargon bisa memastikan bahwa masa depannya akan cerah.
Sementara itu ada sihir menengah, sihir akhir dan sihir puncak. Sihir-sihir ini hanya bisa digunakan oleh orang yang berbakat, jenius saja tidak mencukupi jika seseorang ingin menguasai sihir pada tahap ini. Pada tahap ini, hanya orang-orang yang hebat yang bisa menguasainya, mereka adalah orang langka. Inilah yang membedakan penyihir yang ahli dan tidak.
Tingkatan-tingkatan antara sihir menengah dan sihir akhir sangat lebar, begitu juga dengan sihir puncak. Kesulitan untuk menguasai sihirnya berbeda dengan tingkatan di bawahnya, semakin tinggi tingkatannya semakin sulit penguasaan yang dibutuhkan.
Adapun master atau penyihir agung, itu adalah eksistensi yang berbeda. Mereka yang bisa mencapai tahap ini sangat langka.
Gargon saat ini berada di tahap sihir akhir. Dia berhasil mencapainya ketika dia lulus sekolah lanjutan, itu juga sebab dia bisa mengajar di Altair akademi walaupun usianya cukup muda dari guru-guru biasanya.
Sedangkan untuk tahap master, itu adalah sebuah sihir yang luar biasa hebat. Hanya ada beberapa orang yang bisa mencapai tahap itu. Kepala sekolah Altair akademi adalah salah satunya dari orang hebat tersebut.
Levina yang sudah bisa menggunakan sihir lanjutan di usianya yang muda membuat tubuh Gargon bergetar bahagia.
"Ha ha, Ini bagus."
Dia ingin pertarungan ini cepat selesai dan mengajar anak berbakat ini kemudian, tapi Gargon juga ingin melihat sihir mereka lebih lama.
Riak penonton mulai bermunculan.
"Dia bisa menahannya? Bagaimana caranya?"
"Sihir apa itu?"
Beberapa siswa yang menonton menjadi kaget. Sebagian besar mereka tidak tahu sihir yang digunakan Levina. Tentu saja, ada juga sebagian kecil yang mengetahuinya.
"Hm, siapa yang menduga ada seseorang yang bisa menggunakannya," ucap seseorang dari bagian kecil yang mengetahuinya. Senyumnya miring sambil memandang di atas arena dengan tertarik. "Bukan hanya itu."
Di arena, keringat Levina perlahan mulai turun dari dahinya.
Dia tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Meskipun Water Barrier cukup hebat, sihir itu menguras mananya lebih cepat, konsumsinya juga banyak.
Levina tidak yakin bisa bertahan lebih lama, dia harus keluar dari situasi ini, segera.
Dia harus memikirkan sebuah cara!
***
Rentetan serangan dan debu menghiasi arena belakang sekolah.
Arov terus menembakkan sihirnya selama lebih satu menit tanpa menunjukkan tanda-tanda akan berhenti. Semakin lama, ledakan yang terdengar semakin besar. Arov mulai ragu apakah serangannya berguna atau tidak.
Penghalang yang terus diserangnya mulai terlihat buram. Melihat ini, Arov merasa senang, serangannya akhirnya menunjukkan pengaruhnya. Dia pun menambah kekuatan sihirnya.
"Ayo--huh?"
Namun saat dia ingin menembaknya, muncul tali tipis dari panghalang Levina, tentu saja itu terbuat dari air. Bukan hanya satu tali yang terlihat tapi ada lima dari mereka. Tali-tali itu mengelilingi sekitar penghalang sampai mengarah ke Arov.
Arov semakin berhati-hati. Berkat pengalaman yang baru saja dia dapatkan, dia tidak akan meremehkan serangan lawan di depannya. Arov meningkatkan kewaspadaannya begitu tali itu mengarah kepadanya.
Benar saja, saat tali itu mencambuk tanah, itu menimbulkan goresan yang memilukan. Dampak yang dihasilkan memang tidak seberapa tapi, jika terkena benda itu tetap akan membuat korbannya merasa kesakitan.
Kekuatan yang dihasilkan tidak boleh diremehkan.
Sementara itu Arov tidak mengetahui bahwa saat ini Levina hanya bisa menghasilkan tali-tali air yang berukuran tipis karena mananya tidak cukup untuk membuat yang lebih besar. Bayangkan saja jika Levina membuat yang lebih besar dan mencambuk tanah, dampaknya tidak hanya sebuah goresan. Tentu saja, mengendalikannya juga akan susah, ini juga alasan Levina. Dia belum menguasai sihir ini sepenuhnya.
Tapi itu saja sudah cukup.
Tali air itu memanjang dan mulai memborbardir Arov dengan cambukan yang memilukan. Arov berusaha keras untuk menghindar dari cambukan itu tapi, seberapa hebatnya dia menghindar, dia tetap tergores karena kecepatan tali-tali itu. Bukan hanya itu, elemen air sebagai dasar pembentukan sihir itu membuat tali air menjadi sedikit transparan dan sulit untuk dilihat, kecuali untuk seseorang yang mempunyai penglihatan yang bagus. Sayangnya, Arov masih jauh dari kemampuan itu membuatnya terkena beberapa cambukan yang mengiris kulitnya.
"Ugh."
Darah mengalir keluar dari goresan yang diakibatkan tali air itu. Meskipun darah yang keluar tidak banyak, dengan beberapa anggota tubuhnya yang telah terkena cambukan itu membuatnya sesekali meringis kesakitan saat bergerak. Di baju Arov, banyak terlihat goresan dan sedikit bercak darahnya yang terlihat di bajunnya yang teriris.
Penampilan Arov yang menyedihkan membuat beberapa siswa mengerutkan keningnya. Dengan jarak mereka, mereka tidak tahu apa yang menyebabkan penampilan Arov menjadi seperti itu. Kecuali Gargon, yang terdiam dari atas. Mata Gargon bisa dikatakan cukup baik sehingga dia bisa melihat apa yang terjadi di arena itu.
Apa yang membuatnya terdiam bukan tentang sihir Levina, meski sihir itu membuatnya menambah rasa senangnya. Apa yang membuatnya seperti itu adalah penampilan Arov yang sedang menghindar.
Meski goresan yang mengenainya bertambah banyak, penghindarannya mulai membaik. Jika sebelumnya Arov berusaha keras untuk menghindari setiap cambukan yang mengarah kepadanya, sekarang dia mulai bisa merasakan arah datangnya tali air itu. Seiring waktu berjalan, goresan yang tercipta di bajunya mulai melambat. Juga, pergerakan Arov tidak lagi kaku seperti sebelumnya.
Gargon mengangguk ringan dengan penampilan keduanya. Sepertinya ada manfaat dari latih tanding ini.
Sayangnya saat Arov mulai bisa menghindari tali itu sepenuhnya, dia sudah terlambat.
Dia tiba-tiba merasakan dorongan yang kuat dari perutnya dan membuatnya terdorong jauh ke belakang. Dia perlu beberapa langkah sebelum berhasil berdiri dengan baik. Matanya menatap tajam ke depannya, dia manatap siluet yang hampir dia lupakan sepenuhnya.
Lawannya, Levina berdiri di depannnya dengan tangan kanannya terkepal, sihir menyelimuti lancar di tangannya.
Arov telah terpukul olehnya. Karena dia fokus untuk menghindari pada setiap tali yang menyerangnya, dia melupakan lawan yang sebenarnya yang harus dia lawan.
"Sialan!"
Arov menggeram rendah, matanya semakin tajam saat dia menatap sosok di depannya.