Aletta terkejut dengan kehadiran daniel didepan pintu kamarnya. Dia mengira yang akan datang adalah makanannya yang sudah ia pesan. Daniel yang melihat Aletta dengan tampilan yang sangat sexy hanya bisa menelan ludahnya sendiri.
"Apakah kau sedang sibuk Aletta?" Daniel menatap Aletta dengan sangat lekat seperti menginginkan sesuatu hanya saja ia tahan.
"Iya aku memang sedang sibuk, kenapa kau mencariku el?" Aletta menjawab dengan sedikit jutek karena dia sekarang sedang sibuk mempersiapkan kepulangannya dan yang paling penting ia sedang lapar.
"Apakah bisa kita makan malam lusa, anggap saja ini ucapan terima kasih mu karena aku telah menolongmu kemaren" Daniel berucap dengan senyum manis di wajahnya.
"Baiklah aku akan mengabarimu nanti, tunggu sebentar" Aletta menjawab dengan masuk kedalam mengambil kartu namanya yang terdapat nomer teleponnya.
"Ini kartu namaku simpan, aku akan mengabarimu jika aku bisa hadir" Aletta keluar dari kamarnya dan menyodorkan sebuah kertas kecil pipih ke Daniel.
Setelah memberikan kartu namanya dia masuk ke kamarnya dan mengemas barang-barangnya untuk dibawa pulang. Banyak tugas yang harus Aletta kerjakan mulai dari urusan perusahaan dan perkuliahan.
Saat sedang mandi Daniel memikirkan siapa wanita yang cocok dan pas untuk dibawa menemui neneknya. Dia tak ingin melihat neneknya kecewa lagi, terlintas dipikirannya untuk membawa Aletta saja selain cantik dia juga berbakat walaupun cukup muda untuknya. Misinya sekarang adalah untuk menaklukan Aletta agar dia mau dibawa bertemu neneknya, walaupun dia tak menyukai Aletta tapi jika dilihat dari sudut pandang neneknya pasti sangat cocok dan pas dengan kriteria neneknya.
Aletta sekarang sedang diperjalanan pulang ditemani oleh Paul. Dalam benak Aletta dia bertanya-tanya apa yang sedang di rencanakan Daniel, kenapa dia mengajaknya untuk makan malam bersama. Apakah dia harus menerimanya tau malah menolaknya.
"Apakah saya ada jadwal untuk lusa?" Aletta yang duduk dibangku belakang dengan nyamannya bertanya kepada Paul yang sibuk mengemudi dengan kecepatan standar.
"Sepertinya ada Nona untuk sore harinya, dan setelah itu Nona tidak ada jadwal lagi" Paul menjawab dengan sopan sambil tetap menyetir"
"Oke" Aletta menjawab dengan menatap layar ponselnya.
Setelah beberapa waktu Aletta berfikir untuk menghubungi sahabat-sahabatnya untuk meminta pendapat, karena sahabat-sahabatnya lebih berpengalaman dalam hal percintaan. Aletta menelepon sahabatnya yaitu Oliver dan Serillya dengan telepon grup.
"Hallo?" Aletta sambil menghadap keluar jendela.
["Iya cantik, ada apa?"] Serillya menjawab dengan rebahan di kamarnya yang super megah.
["Kenapa kau hanya diam saja Aletta?"] Oliver yang menebak-nebak karena dia berfikir tumben sahabatnya ini hanya diam saja ditelepon biasanya pasti sudah heboh tak karuan.
"Apakah kita bisa bertemu nanti" Aletta menjawab dengan sedikit ragu karena ia takut sahabat-sahabatnya tak mempercayainya.
["Apakah kau memiliki masalah Aletta?"] Serillya menjawab dengan panik, posisi Serillya yang awalnya rebahan langsung terduduk dikasur.
"Tak ada teman-teman tapi aku ingin meminta pendapatmu tentang sesuatu"Aletta menjawab dengan sepelan mungkin, agar temannya tidak salah paham.
["Baiklah, kita bertemu di tempat biasanya"] Oliver menjawab dengan santai karena memang di sedang tidak ada pekerjaan.
Daniel yang berada di kantornya terus saja memandang ponselnya. Dia menunggu jawaban dari Aletta. Jika Aletta tak menyetujuinya dia akan berusaha mencari perempuan yang masuk dalam kriteria neneknya.
"Tolong cari informasi tentang wanita ini" sambil menyodorkan sebuah foto yang memperlihatkan Aletta sedang bermain ombak dengan senangnya.
"Baik Tuan, saya akan mencari segala informasi tentang Nona yang berada di foto" sambil membungkuk dan beranjak pergi dari ruangan Daniel.
Mereka bertiga sudah berkumpul di sebuah restoran kelas atas yang menghidangkan makanan-makanan lezat. Aletta datang paling akhir karena dia habis menyelesaikan permasalahan yang terjadi ketika dia tidak ada kemaren.
"Hai guys...." Aletta sambil duduk di kursi yang kosong di samping Serillya yang menghadap sebuah taman mini didalam gedung yang sangat indah.
"Apakah kalian lama menungguku?" Sambil memandang Oliver dan Serillya secara bergantian.
"Tentu tidak bebih...." Oliver menjawab sambil memberikan senyum kepada Aletta.
"Aku sudah memesan kue coklat kesukaanmu bersama minumannya" Serillya menjawab sambil memakan kue rasa stroberi miliknya yang datang duluan.
"Baiklah, sekarang kita masuk ke topik utamanya" Oliver menjawab dengan memandang bersemangat karena mulai dari dirumah di sudah penasaran.
"Aku bertemu seorang laki-laki tampan saat aku menemui klien kemaren" Aletta menjawab dengan melihat reaksi sahabat-sahabatnya.
"Apakah dia laki-laki baik Aletta" Oliver bertanya karena dia takut sahabatnya ini terjerumus ke lelaki yang salah.
"Kalau itu sepertinya iya, karena kemaren dia membantuku saat aku dalam masalah" Aletta mencoba meyakinkan sahabat-sahabatnya.
"Oh iya kemaren kau kenapa Aletta, menghilang begitu saja seperti ditelan bumi" Serillya sambil menatap Aletta dengan penasaran.
"Kemaren aku dijebak oleh seseorang, dia menyampurkan minumanku dengan obat perangsang, itu sangat menyiksa sekali" Aletta menjawab dengan mulai mengambil garbu untuk menyantap kuenya yang baru saja sampai.
"Untungnya ada Daniel yang menolongku, jika tidak mungkin saja aku sudah tak tau bagaimana keadaanku" Aletta melanjutkan perkataannya sambil memakan kuenya.
"Syukurlah kau baik-baik saja Aletta" Oliver menjawab dengan menyeruput minumannya.
"Terus Apa yang ingin kau diskusikan dengan kami Aletta?" Serillya menjawab dengan memandang view taman di depannya.
"Dia mengajakku makan Malam besok lusa" Aletta menjawab dengan terus memakan kuenya.
"What?" Oliver sedikit kaget seberani itu kah laki-laki yang mendekati Aletta, di pertemuaan pertama lelaki itu sudah berani mengajak Aletta.
"Terus bagaimana kamu memilih pergi atau tidak? Serillya bertanya dengan santai karena memang dia menginginkan Aletta memiliki kekasih agar ada yang menemani dan menjaga sahabatnya ini.
"Entahlah, aku masih bingung dan masih belum menjawabnya" Aletta berhenti memakan kuenya dan memandang lurus ke depan.
"Jadi, aku mengajak kalian keluar untuk meminta pendapat kalian para suhu. Hehehe...."
Aletta duduk tegak dan dan merapatkan tangan seperti di film-film cina yang minta diajari gurunya sambil tertawa.
"Apakah kau menyukainya Aletta?" Oliver bertanya seperti seseorang yang sedang mengintrogasi.
"Hmm.... entahlah" Sambil senyum-senyum salah tingkah.
"Baiklah aku sudah tau jawabannya" Oliver sambil senyum kepada Aletta karena dia tau sahabatnya ini mulai jatuh cinta dengan seorang laki-laki.
"Sepertinya ada yang mulai dewasa nih" Serillya sambil melirik sahabatnya Aletta yang tengah di mabuk asmara.
"Ih.... apaan sih kalian" Aletta menatap sahabatnya dengan sedikit salah tingkah.
"Terima saja, nanti kami yang akan mendandanimu secantik diriku" Oliver menjawab dengan senyum semanis mungkin dan memandam depan seperti seorang model profesional.
Gelak tawa terdengar dari mulut Serillya dan Aletta yang melihat sahabatnya yang satu ini terlalu percaya diri sejak lahir.
"Oke kalian berdua harus mendandaniku secantik mungkin" Setelah berhenti tertawa Aletta Berucap ke sahabat-sahabatnya sambil tersenyum.
Aletta beralih menatap layar ponselnya untuk memberitahu bahwa jika dia akan datang untuk makan malam lusa dengan senyum mengembang. Oliver dan Serillya hanya aling memandang dan senyum bahagia atas sahabatnya.
Daniel disisi lain yang sedang sibuk dengan laptopnya langsung berhenti karena bunyi notifikasi dari ponselnya dan mengecek. Dia bangkit dari kursinya dan kegirangan karena Aletta mau dia ajak untuk makan malam lusa.