Aletta bangun sekitar pukul 09.00, dia menyadari jika dirinya terlambat langsung bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah selesai dia turun dan mencari-cari keberadaan ayahnya dan tak menemukannya.
"Pasti karena aku telat bangun jadinya ayah sudah berangkat ke perusahaan" Aletta berbicara sendiri sambil berjalan mencari ke tempat yang sering dikunjungi ayahnya.
"Bik.... apa ayah udah berangkat ke perusahaan?" Aletta bertanya ke salah satu pelayan yang sedang menyiram bunga dihalamannya.
"Iya Nona, Tuan besar sudah berangkat sejak tadi pagi, katanya jika Nona sudah bangun bisa menyusul ke perusahaan" Pelayan tadi menjawab dengan menghadap ke Nonanya yang berada di depannya.
"Kalau begitu, siapkan bahan-bahan untuk membuat masakan kesukaan Ayah" Aletta menyusuh pelayan yang tadi untuk menyiapkan bahan masakan. Dia akan menjalankan rencananya yang sudah dipikirkan tadi malam.
"Baik Nona, saya akan menyiapkan bahan-bahanya untuk Nona" Pelayan itu menjawab dengan sedikit menunduk sebelum Aletta pergi meninggalkannya.
Aletta pergi kekamarnya sebentar untuk mengambil ponselnya yang tak dibawanya tadi. Ia ingin sekali memberi kabar ke sahabat-sahabatnya tentang yang ia alami bersama pria yang menurutnya idaman itu.
Setelah mengambil ponselnya ada satu notifikasi yang mengejutkan menurutnya yaitu ada pesan yang bertuliskan.
"Jauhi Daniel, dia hanya milik gue!"
"Apa lo mau gue buat hancur hidup lo?"
"Gue tau semua tentang lo, jangan coba-coba rebut milik gue bang ***"
Aletta yang membacanya langsung berubah sedikit murung karena hanya dengan membacanya membuat dia berfikir.
"Apakah Daniel memiliki kekasih lain?" Aletta bertanya-tanya dibenaknya sambil memandang kosong ke arah dinding.
"Tak mungkin lah, kan kemaren dia sudah bilang tak memiliki kekasih ataupun seseorang yang dekat dengannya" Dia mencoba berfikir positif mungkin saja ini hanya salah satu perempuan yang cintanya tak terbalas oleh Daniel.
"Mungkin aku akan menanyakan langsung kepada Daniel agar tak akan ada yang tersakiti dari hubungan yang baru saja terjalin" Aletta mencoba untuk tak terlalu memikirkannya dan akan bertanya langsung karena menurutnya hubungan akan berjalan lancar ketika keduanya saling jujur dan tak ada landasan kebohongan didalamnya.
Aletta menyudahi dengan isi kepalanya karena tak ada gunanya memikirkannya terus menerus. Dia berjalan menuruni tangga dan berjalan menuju dapur untuk memulai memasak makanan kesukaan Ayahnya.
"Oke, kita akan mulai" Aletta meliat satu persatu bahan yang ada di depannya apakah sudah lengkap apa belum.
Setelah memastikan semua bahan sudah lengkap, dia memutar musik kesukaannya untuk mengembalikan moodnya yang tadi sedikit rusak karena pesan yang dibacanya. Aletta mulai memasak sup iga dengan ditemani alunan musik yang indah, tak begitu lama dia sudah selesai dan memasukan makanannya didalam box container makanan dengan sangat rapi. Dia bergegas ke kamarnya untuk berganti pakaian.
Tring.... tring.... tring.... bunyi ponsel Aletta berbunyi karena terdapat telepon masuk yang kontaknya bernama Daniel.
["Hallo, apakah hari ini kamu sibuk cantik"] Daniel yang melihat panggilannya diterima langsung bertanya kepada Aletta sambil melihat view dari atas gedung perusahaanna.
"Aku akan sibuk hari ini karena ingin menghabiskan waktu dengan ayahku" Aletta menjawab dengan sedikit dingin karena dia mengingat pesan yang tadi pagi ia baca.
["Apakah aku melakukan kesalahan cantik?"] Daniel yang mendengar nada bicara Aletta berubah langsung menyadari ada yang tidak beres dengan wanita diseberang telepon.
"Tidak ada, hanya saja ada sesuatu yang membuat moodku rusak pagi ini" Aletta akan menyembunyikan dulu tentang pesan itu, dan akan langsung menanyakan ketika bertemu.
["Ooo sekarang turunlah lihat apa yang aku kirim kepadamu, mungkin akan bisa membuat mood mu sedikit membaik"] Daniel yang berada di kantor telah memesan bunga kesukaan Aletta, dan akan datang sebentar lagi.
"Baiklah, aku akan turun sebentar lagi dan melihat apa yang kau kirimkan kepadaku" Aletta menjawab dan setelah itu dia mematikan panggilan telepon Daniel.
Daniel yang berada di kantornya sedang menunggu reaksi Aletta ketika dia mengirimkan bunga. Dengan senyum yang mengembang seperti pria yang sedang dimabuk cinta. Dia membayangkan pasti nanti saat melihat bunganya, Aletta akan tersenyum manis seperti sewaktu di pantai.
Pelan-pelan Aletta menuruni tangga dan tak sengaja berpapasan dengan salah satu pelayan mansion yang sedang menentang bunga tulip berukuran sedan berwarna-warni.
"Tadi ada kurir yang mengirimkan bunga untuk Nona" Pelayan yang menenteng bunga memberikan bunga tersebut kepada majikannya.
"Oke, terima kasih bik" Aletta mengucapkan terima kasih untuk Pelayannya karena menurutnya walaupun dia seorang pelayan harus dihargai agar para pelayannya nyaman dan betah tinggal satu atap dengannya.
"Wow cantik sekali bunganya" Sambil menghirup wangi bunga yang dia pegang"
Aletta membuka aplikasi kamera dan memotret dirinya dengan membawa bunga yang dikirim daniel dengan senyum yang menampakan gigi rapinya dan lesung pipi yang dimilikinya. Setelah memotret dirinya, dia mengirim fotonya yang barusan di ambil kepada daniel dengan mengucapkan.
"Terima kasih untuk bunganya" Aletta menaruh bunganya di meja dan mengetik pesan bersama fotonya kepada Daniel.
Setelah beberapa menit Aletta memandangi ponselnya dan bunga yang dimeja tetapi tak ada balasan dari Daniel, dia memutusakan untuk berangkat ke perusahaan karena pastinya ayahnya sudah menunggu kedatangannya.
"Bik, tolong taruh bunga ini kekamar saya yaa di samping tempat tidur" Aletta menyuruh salah satu pelayan yang sedang berada tak jauh darinya.
"Baik Nona, apakah ada lagi yang dapat saya bantu?" pelayan tersebut bertanya kepada Aletta karena untuk basa-basi saja.
"Tidak perlu cukup itu saja, saya akan pergi ke perusahaan tolong jaga mansion" Aletta menjawab karena memang tidak ada yang dibutuhkan lagi dan akan pergi ke perusahaan untuk menemui ayahnya membawa masakan yang telah dia siapkan.
Dia mengendarai mobilnya sendiri membelah jalan dengan kecepatan sedang. Kurang lebih setengah jam dia mengemudi dan telah sampai di perusahaan yang sudah beroperasi sebelum dia dilahirkan. Aletta turun di lobi dan menyerahkan kunci mobilnya kepada seseorang yang tugasnya memarkirkan mobil, dia berjalan dengan santainya melewati semua pegawai yang bekerja di perusahaan.
"Selamat siang Nona" Salah satu pegawai yang mengucapakan dengan memberikan senyum mengagumi.
Aletta hanya menatapnya dan tersenyum kepada pegawai tersebut.
"Apakah Ayahku ada didalam ruangan?" Aletta bertanya kepada asisten yang ada didepan ruangan ayahnya, untuk mengetahui apakah ada tamu atau tidak didalam.
"Iya Nona, Tuan besar ada didalam dan sudah lama menunggu kedatangan Nona" Asisten Ayahnya menjawab dengan nada sopan dan mengarahkan Nonanya untuk masuk ke dalam ruangan.
"Oke terima kasih" Aletta mengucapakan kalimatnya, berjalan meninggalkan Asisten ayahnya, dan berjalan ke ruangan Ayahnya tak lupa membawa masakan yang telah ia siapkan.
Aletta membuka pintu dan menampakan seseorang....