Mereka berdua menghabiskan waktu sepanjang malam, dengan mengobrol dan bercanda tawa. Tanpa mereka sadari hari sudah mulai pagi dan mereka memutuskan untuk melihat matahari terbit.
"Apa kau bahagia sekarang?" Daniel bertanya dengan memandang Aletta lekat.
"Iya aku sangat bahagia" Aletta memandang Daniel balik dan tersenyum.
Aletta di dalam hati meleleh, melihat Daniel yang memandangnya lekat. Dia berusaha menyembunyikan kebahagiannya, dengan berlari ke tepi pantai untuk menikmati segarnya air pantai dan ditemani cahaya matahari yang mulai menerangi bumi.
Daniel terus saja memandangi Aletta, yang bermain air pantai dengan sangat senangnya. Dia mengabadikan segalanya dengan memotretnya, dengan kamera yang memang selalu ada di mobilnya. Daniel terus saja mengambil foto Aletta bak model red carpet yang sangat mempesona.
"Kesinilah, ikut dengan ku bermain air" Aletta memandang Daniel dengan senyum sempurna.
"Apakah kau takut menjadi mermaid saat kau menyentuh air pantai Tuan?" berlanjut dengan senyum yang mengejek.
Karena ejekan dari Aletta, Daniel berlari meninggalkan kameranya dan berlari mengejar Aletta yang sedang asik bermain air. Melihat Daniel yang berlari ke arahnya, Aletta mencipratkan air ke Daniel dengan sekencang-kencangnya sampai daniel basah kuyup. Daniel yang tak ingin kalah dari Aletta langsung membalas cipratan air sampai Aletta basah kuyup juga.
Mereka berdua bermain air dengan sangat senangnya. Ketika mereka tak memperhatikan ombak besar datang, yang mengakibatkan Aletta terpeleset dan menyebabkan tubuhnya terhuyung menimpa Daniel. Aletta yang terhuyung karena di terpa air langsung memejamkan mata. Tanpa disadari bibir mereka bersentuhan, Daniel hanya diam saja dan aletta yang menyadarinya langsung bangun dan membetulkan bajunya.
"Apakah kita bisa pulang sekarang?" Aletta bertanya karena dia merasa canggung atas kejadian barusan dan berdiri tegak.
"Baik lah kita akan pulang" Daniel berjalan duluan meninggalkan Aletta yang mematung.
Daniel mengambil mantel di bagasi untuk dikenakan Aletta, karena tubuh Aletta membentuk lekukan yang seharus nya tidak dilihat siapa pun.
"Pakai lah ini agar tubuh mu tidak dilihat oleh orang lain" sambil menyodorkan mantel yang telah diambilnya tadi di bagasi.
"Terima kasih" sambil mengambil mantel yang di berikan oleh Daniel.
Kurang lebih 10 menit an mereka sudah berada di resort. Aletta yang ingin beranjak dari kursinya, tiba-tiba di tahan oleh tangan Daniel yang membukakan seat beltnya. Aletta lupa kalau dia belum membuka seat beltnya, dan merasa jantungnya berdetak lebih kencang dari seharusnya karena berdekatan dengan daniel.
"Terima kasih untuk tumpangannya" Aletta berterima kasih dengan sedikit salah tingkah dan keluar dari mobil Daniel.
Daniel bertanya-tanya dan sedikit bingung, dia bertanya-tanya di dalam hatinya.
"Apakah wanita itu sudah lupa apa yang terjadi tadi di tepi pantai?" sambil mencopot seat belt yang ia pakai.
"Kenapa dia merasa tak terjadi apa-apa antara aku dan dia?" sambil keluar dari mobilnya dan berjalan ke kamarnya.
Paul sangat khawatir dengan keadaan Nonanya, karena dari tadi malam tidak dapat dihubungi ponselnya telah mati dan mobilnya dia temukan di persimpangan jalan yang sepi. Itu membuat Paul harus mengerahkan semua pengawalnya untuk mencari Nona mudanya. Jika sampai pagi Nonanya belum ditemukan dia akan menelepon polisi. Saat hendak berangkat untuk melaporkan ke kantor polisi Nona mudanya datang dari arah parkiran dengan badan yang basah kuyup dan menenteng high heelsnya.
"Nona dari mana saja?" sambil berjalan cepat menuju Nonanya.
"Apakah Nona terluka?" sambil melihat badan Nonanya dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Aletta berhenti sebentar menghadap Paul.
"Seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja" sambil berputar di depan Paul agar bisa melihat jika Nonanya baik-baik saja.
"Aku akan beristirahat sebentar, nanti kita bicara lagi" sambil berjalan meninggalkan Paul yang mematung.
Paul memberitahu anak buahnya jika Nonanya sudah ketemu. Dia bertanya-tanya dalam hatinya kemana Nonanya pergi dan mantel siapa kah yang Nonanya pakai. Paul akan mencari tau semuanya demi keamanan dan kenyamanan keluarga Alexsander.
Daniel yang melihat Aletta di hadang oleh laki-laki hanya diam saja dan berfikir dalam hatinya.
"Siapa ya laki-laki tadi?" sambil berjalan dan melirik ke arah Paul yang sedang teleponan.
"Apakah dia pacar Aletta?" sambil mengeleng-gelengkan kepala dan terus jalan sampai lift.
"Ya sudahlah, ngapain aku mikirin kehidupan Aletta" sambil keluar lift dan menuju kamarnya yang tepat di samping kamar Aletta.
Aletta yang sudah di kamarnya berendam di bathtub untuk merileksasikan tubuhnya dengan menghidupkan musik-musik kesukaannya. Tanpa Aletta sadari dia mengingat Daniel dan tersenyum. Membayangkan tentang Daniel saja sudah membuat Aletta tersenyum dan bahagia.
Tring.... tring.... tring.... bunyi ponsel yang membuyarkan lamunan Aletta.
Aletta beranjak mengambil ponselnya yang di samping bathtub dan menggeser tombol hijau.
"Ada apa menelpon ku?" Aletta menjawab dengan nada yang sedikit sebal karena berendamnya di ganggu.
Suara di seberang telepon menjawab dengan nada sedikit khawatir. Yang tak lain dan tak bukan adalah sahabat-sahabat Aletta.
["Apakah kau baik-baik saja Al?"] sambil duduk menghadap sebuah taman di belakang mansion Serillya.
["Apakah aku dan Oliver harus menyusul mu kesana?"] Sambil Oliver ikut menguping di dekat Serillya.
"Aku baik-baik saja, kau jangan mengkhawatirkan ku" sambil Aletta menaruh hpnya di samping bathtub dan memejamkan mata.
"Apakah kalian berdua ingin tau kemana aku menghilang?" sambil senyum-senyum sumringah walaupun matanya terpejam menikmati hangatnya air.
["Kau jangan bercanda Aletta, kami kemaren sangat takut saat kau tak bisa dihubungi dan mobil mu ditemukan di persimpangan jalan"] Oliver sudah mulai muak sahabatnya ini terlalu banyak bercanda.
"Aku bermalam dengan seorang pangeran berkuda, hehehe...." Aletta dengan serius menjawab dan setelah beberapa saat langsung tertawa terbahak-bahak.
["Jangan bercanda Aletta!"] Serillya mulai kesal dengan candaan Aletta karena kemaren malam di buat khawatir dan tidak bisa tidur.
"Aku serius, kemaren aku bermalam dengan seorang laki-laki yang tampan" Aletta dengan nada serius dan langsung membuat sahabat-sahabatnya terdiam.
"Apa kau tak mempercayaiku, jika aku bercerita bahwa aku bermalam dengan seseorang lelaki tampan di tepi pantai ditemani oleh bulan sabit dan yang paling membuatku bahagia aku melihat cahaya matahari terbit dengan nya?" Aletta menceritakan apa yang dia alami dengan Daniel itu membuat hatinya bahagia.
["Apa kau sudah gila Aletta?"] suara gelak tawa terdengar dari dua sahabat Aletta yaitu Serillya dan Oliver.
"Aku tidak sedang bercanda kawan" Aletta mencoba meyakinkan sahabat-sahabatnya.
["Baik lah aku percaya sekarang, setelah itu kau di lamar di hadapan sinar matahari pagi yang sangat menyilaukan mata"] suara gelak tawa Serillya dan Oliver terdengar sangat merdu.
Karena sahabat-sahabatnya tak mempercayainya, Aletta memilih mematikan sambungan telepon. Itu semua membuatnya muak, apa karena Aletta tak pernah ingin berkencan yang membuat sahabatnya tak mempercayainya. Setelah beberapa menit berendam terdengar suara ketukan pintu.
Aletta langsung membilas badannya, dan langsung memakai sebuah kimono yang disediakan resort. Dia membuka pintu dengan keadaan rambutnya yang basah, dan itu menambah kesan sexy siapapun yang melihatnya.