Chereads / The Prima Donna's Medicine / Chapter 4 - Tambatan Hati

Chapter 4 - Tambatan Hati

Aletta duduk dengan sangat anggun di kursi bar yang berjejer, dia memesan sebuah wine dengan kadar alkohol yang sedikit, karena dia tak terlalu pandai minum. Beberapa menit dia duduk sendirian, ada seorang laki-laki paruh baya menyapanya dengan pandangan mengoda.

"Hay cantik sendirian aja kamu?" Laki-laki paruh baya menyapa dengan duduk di sisi Aletta.

"Apa mau aku temani minum?" menatap Aletta dengan nada mengoda.

Aletta menjawab dengan malas dan mengoyang-goyangkan winenya.

"Seperti yang kau lihat, aku sendirian saja" menatap laki-laki itu dengan malas.

"Jadi menyingkirlah, aku tidak butuh ditemani!" menjawab dengan nada sinis.

Lelaki itu pergi dengan decap kesal, merasa jika Aletta sangat sombong dan angkuh.

Di bar yang hanya orang-orang elite di dalamnya, semuanya tampak nyaman tanpa ada yang saling mengusik karena sama-sama saling berkuasa. Jika ada yang mengusik tidak segan-segan penjaga akan melemparnya keluar. Banyak laki-laki yang mencoba mendekati Aletta tapi dia terus saja menolak.

Ia beranjak pergi ke kamar mandi sebentar, karena dia ingin merapikan penampilannya dan beranjak pulang ke resort untuk beristirahat. Tetapi saat dia keluar dari kamar mandi dan menuju kursi bar yang tadi ia duduki, dari kejauhan dia melihat Joe biden, yaitu teman sekolah menengah atas, yang dulu yang mengucapkan cinta padanya, tetapi ia tolak karena ia sedang fokus untuk belajar di perusahaan ayahnya, dan tidak ingin memiliki kekasih dulu.

"Apakah kau masih mengingatku cantik?" menyapa Aletta dengan senyum mengembang sempurna dan sedikit mengedipkan sebelah mata.

Aletta menjawab dengan santai dan memberikan senyum simpul.

"Tentu saja aku mengingatmu Jo, kau laki-laki terpopuler di sekolah kita dulu" sambil duduk dibangku barnya yang ia duduki tadi.

Setelah sekalian lama mengobrol Aletta meminum-minumannya dan akan berpamitan tetapi Jo mengajaknya untuk mengobrol terus menerus itu semua membuatnya muak dengan semua omong kosong. Sampai Aletta sedikit sadar ada yang aneh dengan tubuhnya, dia bergegas beralasan untuk kekamar mandi sebentar tetapi Aletta pergi keluar untuk pulang ke resort.

Di lain sisi Daniel terpesona dengan mata indah Aletta sangat meneduhkan siapa saja yang melihatnya. Daniel memandangi Aletta dari kejauhan, dia melihat ada seseorang yang ingin menjebak Aletta tetapi dia diam saja. Dia akan bertindak ketika lelaki itu sudah mulai melakukan hal yang tidak pantas. Apalagi jika ia bertindak sekarang pastinya dia akan di tendang dari bar kelas elite ini dengan tidak terhormat.

Daniel yang melihat gerak-gerik Aletta sedikit mencurigakan langsung mengikutinya. Aletta masuk ke dalam mobilnya dan bergegas pergi dengan kecepatan tinggi. Daniel terus mengikutinya sampai di persimpangan jalan mobil Aletta berhenti, Daniel ikut berhenti.

Aletta mengendari kendaraannya dengan kecepatan yang tinggi tapi tiba-tiba mobilnya berhenti, seketika dia teringat jika tadi ia belum mengisi bahan bakar kendarannya. Ia mencoba menenangkan pikirannya untuk meredam hawa panas ditubuhnya. Setelah sedikit tenang dirinya keluar dari mobil dan mencoba mencari tumpangan untuk pergi ke resort. Aletta melambaikan tangan kepada mobil yang melintasinya tetapi tidak satu pun yang ingin membantunya.

Daniel yang melihat Aletta sedang kesulitan mencari tumpangan mencoba membantu dengan menawari Aletta tumpangan.

Daniel bertanya ke Aletta dengan memberhentikan kendaraannya.

"Apakah kau sedang mencari tumpangan Nona?" menatap Aletta dengan nada dingin.

Aletta menjawab dengan sangat sopan agar di perbolehkan menumpang.

"Iya Tuan, saya sedang mencari tumpangan karena mobil saya kehabisaan bahan bakar" sambil membuat senyum yang sangat manis.

"Apakah saya boleh menumpang ke mobil anda Tuan untuk ke resort depan sana?" menunjuk arah depan.

Daniel menjawab dengan spontan dan memberikan senyum simpul.

"Masuk lah" sambil mengoyangkan kepala mengisyaratkan masuk lah.

Daniel memberikan tumpangan karena takut Aletta kenapa-kenapa di jalan yang sepi seperti sekarang ini. Apalagi mengingat apa yang dia lihat di bar minuman Aletta di campur sesuatu oleh orang yang tak di kenali.

Daniel fokus menyetir dan Aletta melihat keluar jendela. Mereka berdua sama-sama canggung dilihat dari ekspresi keduanya. Tak lama Aletta mengajak ngobrol Daniel karena merasa tidak enak.

Aletta memulai percakapan dengan sedikit gelagapan.

"Apa kau kesini karena urusan pekerjaan atau sedang berlibur?" sambil terus memandang keluar jendela.

Daniel menjawab dengan tetap fokus menyetir karena pencahayaan dijalan yang yang kurang.

"Aku sedang berlibur, sepertinya kita pernah bertemu sebelumnya Nona?" sambil memandang sekejap saja dengan senyum yang membuat seorang wanita meleleh hatinya saat melihatnya.

Aletta menjawab dengan sedikit salah tingkah mengingat perbuatan bodohnya saat di lift.

"Iya, memang kita pernah bertemu, tadi saat kita menaiki lift untuk kekamar" membenarkan rambutnya untuk menghilangkan rasa salting nya.

Aletta mulai gelisah tak karuan karena tubuhnya sangat panas, dia tidak tau harus bagaimana lagi. Dia bergerak kesana kemari untuk menenangkan tubuhnya yang tak dapat ia kontrol.

Daniel bertanya ke Aletta karena melihat Aletta yang terlihat gelisah.

"Apa kau melupakan sesuatu nona?" melirik ke arah Aletta sekilas.

"Sepertinya Nona tidak merasa nyaman berada di dalam mobil ku" melirik untuk dua kalinya karena pertanyaan pertama tidak dijawab.

Aletta langsung menjawab dengan jujur karena dirinya sudah tidak merasa nyaman.

"Maaf Tuan, sepertinya saat saya di bar ada yang menyampur minuman saya dengan obat perangsang, yang mengakibatkan tubuh saya bereaksi berlebihan" sambil memandang Daniel.

Daniel yang sudah tau langsung bertindak untuk berhenti sejenak di pinggir pantai untuk menghirup udara segar dan memberikan air mineral untuk di minum Aletta agar efek dari obat perangsang tersebut tidak terlalu menguasai tubuh Aletta.

Daniel menyuruh Aletta keluar mobil dengan nada yang dingin.

"Keluarlah" sambil keluar mobil menuju ke bagasi.

Aletta yang tidak mengerti maksud dari lelaki disampingnya langsung menuruti perintahnya untuk keluar mobil.

Aletta bertanya-tanya ke laki-laki yang tidak tau mengambil apa di bagasi mobilnya.

"Kenapa kita berhenti di sini?" berjalan menuju ke depan mobil.

"Apa yang kau ambil di bagasi?" menoleh ke Daniel yang sedang sibuk mencari-cari sesuatu.

"Kau tak akan macam-macam kan?" Aletta mulai berfikir yang macam-macam.

Daniel menemukan apa yang dia cari, dan bergegas ke arah Aletta dengan membawa sebuah kardus yang berisikan air mineral yang sangat banyak.

"Aku tak akan macam-macam tenang saja" sambil berjalan ke arah Aletta.

"Aku mengambil air mineral untuk menurunkan hawa panas ditubuhmu coba lah minum" Daniel menyodorkan air mineral untuk Aletta.

Tanpa fikir panjang Aletta dengan cepat menyambar minuman yang disodorkan oleh daniel dan meminumnya sampai habis.

Aletta berdiam sejenak menikmati indahnya ombak yang bergantian menyapu tepi pantai.

"Terima kasih telah berbaik hati menolongku " sambil menatap mata lelaki di sampingnya yaitu daniel.

Daniel terus menatap mata indah Aletta, tak disadari oleh dirinya dia tersenyum dengan sangat indah ke pada Aletta. Mereka berdua saling menikmati indahnya malam yang cerah di temani oleh ombak dan bulan yang hanya setengahnya.