Chereads / BECOME A PRINCE WITH A DEMON IN HIS BODY / Chapter 4 - Kebangkitan Phoenix

Chapter 4 - Kebangkitan Phoenix

Saat ini, Fregrin sedang berjalan menuju kedai yang dikelola oleh gadis yang diberi berkah oleh sang Phoenix yang agung. Daripada harus bertarung dengan Phoenix suatu saat nanti, lebih baik ia membicarakan ini dengan gadis tersebut.

Ia sudah sampai di depan pintu kedai tersebut. Ia ingin mengetuk pintunya, namun pintu itu sudah terbuka sebelum ia mengetuknya dan gadis tersebut berada di balik pintu yang terbuka itu, namun di dalamnya gelap dan wajahnya terlihat pucat seperti orang sakit. Dan dari gerakannya, ia terlihat hampir pingsan.

"Maaf tuan, hari ini, kedai kami tutup dikarenakan kami memiliki sedikit masalah, tolong datang lagi nanti." Tepat setelah mengatakannya, ia pun pingsan dan hampir saja jatuh ke tanah jika tak ditahan oleh Fregrin.

Tubuhnya berkeringat hingga membasahi seluruh pakaiannya. Dan sepertinya, tak ada orang lain di dalam kedai, jadi Fregrin membawanya menuju lantai atas dan menaruhnya di tempat tidurnya.

Entah apa yang harus ia lakukan sekarang, Tiba-tiba saja menjadi seperti ini, padahal harusnya ia berbicara dengan gadis ini.

"Wuuhuu, apa yang akan kau lakukan? memperkosanya lalu membunuhnya? dia gadis yang cukup cantik bukan?" Azmo keluar dari tubuh Fregrin dan mulai mengeluarkan tatapan yang terlihat seperti seseorang yang telah mendapatkan mangsanya.

"Diam kau dasar sampah!" Tatapan Fregrin dipenuhi dengan amarah, ia mengertakkan giginya. Nadanya yang mengancam membuat Azmo ciut dan kembali kedalam tubuhnya.

Rasa takut Azmo menuju pada tahap ketika ia melihat saudara-saudaranya, ketika ia melihat bahwa semua saudaranya jauh lebih hebat dari dirinya.

Saat ini Fregrin mengalami sedikit kepanikan dalam hal ini. Untungnya Azmo pernah mengatakan tentang kemungkinan terjadinya hal semacam ini. Walaupun itu hanyalah perkiraan, perkiraan tersebut benar-benar terjadi secara nyata dan ia lihat secara langsung.

Berarti Phoenix memang benar-benar mati sejak pertarungan antara bangsa demon dan dunia humanity ribuan tahun yang lalu. Dan jika itu benar dan saat ini ia berada di dalam tubuh gadis di hadapannya saat ini, maka kejadian ini adalah saat dimana Sang Phoenix bereinkarnasi pada tubuh seseorang dan menghabiskan daya hidup orang tersebut. Hanya satu orang pada zaman dahulu yang selamat dari fase ini, fase yang bernama Awakening.

Awakening atau kebangkitan adalah ketika kekuatan Phoenix akan melesat dengan sangat cepat. Ini jujur saja menguntungkan bagi makhluk Humanity di dunia ini karena naga sudah matai dalam pertempuran ribuan tahun lalu itu.

Namun Fregrin mencoba untuk menjadi egois saat ini, ia akan memberikan energi hidupnya pada gadis di hadapannya yang dalam keadaan setengah sekarat itu.

Walau Phoenix tak akan bangkit jika gadis di hadapannya saat ini masih hidup, setidaknya jika gadis ini dapat mengendalikan kekuatan sang Phoenix, itu bahkan dapat melebihi kekuatan Phoenix itu sendiri. Setidaknya itulah yang dikatakan oleh catatan dari si penguasa Phoenix, seorang wanita yang pernah menguasai kekuatan Phoenix entah di masa yang mana.

Energi nya berkurang dengan cepat, sekitar 20% tenaganya terserap secara instan, namun untungnya itu hanya terjadi sekali dan dalam waktu kedepan, itu hanya menyerap energi secara perlahan dari tubuhnya.

Bahkan saat waktu terus berjalan sembari memberikan energi pada gadis itu, jumlah energi milik Fregrin sama sekali tak berkurang, hal itu dikarenakan energi milik Fregrin sendiri, sebenarnya sangat melimpah hingga dapat digunakan dalam pertempuran selama seminggu penuh tanpa istirahat walau pada akhirnya kemungkinan ia sekarat sangat besar mendekati kata pasti.

Lebih dari 5 jam berlalu, dan keadaan gadis tersebut mulai membaik, keringat yang keluar dari tubuhnya mulai berkurang, namun kegelisahan masih tetap nampak dari ekspresinya. Fregrin tahu itu adalah hal yang berat ketika hidupmu diserap.

Mungkin itu menyakitkan dan ia benar-benar tak bisa membantu dalam rasa sakit tersebut, setidaknya ia dapat menjaganya tetap hidup.

Fregrin tenggelam dalam lamunannya, pikirannya tertuju pada hanya satu orang. Gadis di hadapannya, walau ia bahkan belum mengetahui namanya, entah kenapa hati kecilnya menyuruhnya untuk menolong. Ada kemungkinan bahwa gadis itu dapat menolongnya di masa yang akan datang.

Waktu terus berjalan dan matahari mulai tenggelam, Keadaannya semakin membaik, namun sekarang seluruh tubuhnya dibasahi oleh keringat sehingga pakaian dalamnya terlihat dikarenakan pakaian luarnya yang menjadi tembus pandang.

Pada akhirnya, Fregrin tak dapat melakukan apa-apa tentang hal itu selain menguatkan pikirannya dari godaan.

Di sisi lain, di dalam tubuh gadis tersebut, ia sedang berhadapan dengan sang Phoenix yang Agung. Namun sorotan matanya menjelaskan bahwa ia sama sekali tak gentar walau di hadapan sebuah entitas terkuat di dunia humanity.

"Wahai gadis kecil, kuharap kau menyerahkan tubuhmu padaku. Pada akhirnya kebangkitanku bertujuan untuk melindungi kalian dari dunia iblis." Suara yang membuat bulu kuduk merinding dikarenakan keindahannya, namun gadis itu tetap kukuh pada pendiriannya, ia tak akan menyerahkan tubuhnya pada Phoenix.

"Apakah hanya itu tujuanmu wahai Phoenix?" Pertanyaan itu membuat sang Phoenix terlihat sedikit bingung. Bukan karena pertanyaan tersebut, namun yang membuatnya sedikit terkejut adalah aura yang dikeluarkan gadis tersebut. Rasanya seperti hal yang pernah ia rasakan walau ia tak ingat dengan pasti.

"Ada apa? apakah kau mengingatku? tak mungkin kau lupa pada diriku bukan? jahat sekali, padahal kita telah melakukan banyak hal hersama." Kali ini gadis tersebut mulai mengeluarkan air mata, namun itu hanya untuk mengejek Phoenix dan Phoenix pun tahu itu. Namun begitu ia sadar siapa orang di hadapannya saat ini, ia segera tersentak.

"Kau adalah, kau?!" Phoenix segera membakar apinya, membuat api miliknya terus membara dengan warnanya yang emas.

Gadis itu hanya tersenyum lalu rantai yang tak terhitung jumlahnya keluar dari manifestasi tubuhnya itu, ia pun hanya berdiam diri dan tak melakukan apa-apa. "Bagaimana? pada akhirnya, kau tak akan pernah mengalahkanku dan akan kembali menjadi budakku, Phoenix."

"Keparat kau?! Kali ini tak akan kubiarkan kau memperbudakku, sang Phoenix yang Agung sekali lagi, dengarkan aku!" Api yang membara segera melesat dengan cepat ketika teriakan Phoenix dilantunkan.

Suara yang indah namun sangat mematikan, itu terus membakar gadis tersebut tanpa batas. Namun ketika api yang membakar gadis tersebut hilang, Phoenix melihat bahwa gadis tersebut tak bergeming sama sekali. Itu membuatnya takut sekaligus marah.

"Kau masih belum dapat mengeluarkan lebih dari 1% kekuatanmu yah? sayang sekali, kalau begitu waktu sudah habis dan jadilah seorang budak." Rantai-rantai yang sejak tadi hanya diam, kini mulai bergerak menuju Phoenix.

Ia sama sekali tak dapat kabur maupun melepaskan diri dari rantai tersebut. Rantai tersebut terus mengikatnya hingga seluruh tubuhnya tertutup oleh rantai yang diikuti oleh teriakan sang Phoenix.

"Baiklah tugasku telah selesai dan diluar sana sepertinya terjadi sesuatu yang menarik. Yah dia juga cukup menolong."

Di dunia nyata, Fregrin menatap gadis tersebut yang melayang di udara dan terus memancarkan aura panas yang mengerikan, namun ia tetap mempertahankan energi miliknya untuk melindungi bangunan agar tidak rusak dan menarik banyak perhatian.

Beberapa saat kemudian, aura di tubuh gadis tersebut meledak dan membuat sebuah gelombang yang kuat, untungnya berkat dinding energi milik Fregrin, energi tersebut tak merangsek keluar dan menghancurkan jalan.

Gadis itu pun mulai membuka matanya dengan matanya yang sangat indah.

"Terima kasih tuan pangeran."