Chereads / BECOME A PRINCE WITH A DEMON IN HIS BODY / Chapter 9 - Menuju Kedalaman Dungeon

Chapter 9 - Menuju Kedalaman Dungeon

Di hadapan Fregrin, ratusan ekor monster yang memiliki gerakan seperti monyet namun memiliki cakar yang panjang dan juga gigi tajam dengan senyum yang mengerikan. Ini adalah hari kelima ia berada di Dungeon of Purgatory dan telah sampai pada kedalaman keempat.

Entah hanya perasaannya atau apa, tapi yang pasti monster-monster di tempat ini tak terasa terlalu menantang baginya, monster yang lemah dan lambat adalah alasan utamanya.

Padahal jika ia ingin melakukannya dari awal, ia bisa saja segera pergi menuju lebih dalam hingga lebih dari kedalaman kesepuluh, namun ia saat itu masih tak berani dikarenakan Attila yang menjadi teman setimnya, ia tak kuasa untuk menolak ajakannya untuk membuat grup.

Entah kenapa, tapi Fregrin tetap senang karena menjadi orang yang dapat diandalkan. Mungkin itu adalah sebuah sentimen masa lalu dimana ia menjadi orang tak berguna yang selalu mengecewakan orang lain.

Pada intinya, ia tak keberatan untuk melakukannya, bahkan secara mengejutkan, Kekuatan dan keahlian dalam pertarungan yang ditunjukkan oleh Attila jauh melebihi perkiraannya.

Dan caranya menggunakan panah miliknua dengan energi, mungkinkah itu Teknik khusus, mungkin saja begitu, itu sedikit abnormal seperti dirinya sendiri menggunakan teknik khusus dalam manipulasi energi.

Membersihkan monster monyet cukup mudah dengan kekuatan miliknya dan juga Attila yang menembaki panah dari belakang, ia juga tak perlu mengkhawatirkan Attila karena bahkan jika ia diserang dan terpaksa melakukan pertarungan jarak dekat, ia memiliki senjatanya sendiri.

"Fyuh, ini cukup mudah karena mereka hanya mengandalkan kecepatan tanpa durabilitas."

"Benar sekali, karena kita mengandalkan serangan kena pasti mati dengan kecepatan, kita bisa menjadi unggul."

Fregrin menatap pada anak panah yang menusuk monster-monster tersebut, semuanya hanyalah anak panah kayu biasa yang ujungnya dilapisi besi, sangat tak masuk akal dapat menembus monster dengan mudah.

"Attila, bolehkah aku bertanya sesuatu tentang teknik energi milikmu?"

"Boleh saja, aku akan menjelaskannya, ta-tapi ini adalah rahasia, karena kau adalah pengguna energi dengan teknik khusus kau harusnya mengerti bukan?"

Fregrin mengangguk, pada akhirnya ia juga akan mengungkapkan teknik energinya pada Attila. Tapi ia sangat penasaran dengan teknik milik Attila, jadi pertama, ia akan mendengarkan. "Anggap saja kita saling terbuka untuk ini."

"Entah bagaimana menjelaskannya, teknik milikku sebenarnya kuat saat menghadapi satu musuh dari pada banyak musuh. Energi tak dapat pergi jauh dari penggunanya, karena itu biasanya orang-orang hanya dapat memperkuat senjata jarak dekat dan tubuhnya saja. Namun aku memiliki teknik untuk mengikat energi ku pada sebuah benda dan akan bertahan selama beberapa saat. setelah itu, ia akan menghilang."

Diluar dugaan, ternyata itu cukup simpel dari bayangan Fregrin, itulah sebabnya Attila dapat menembus mereka walau ia menggunakan panah biasa. "Baiklah, ini giliranku."

Ia tak berbicara untuk menjelaskan, Ia mengarahkan tangannya kesamping dan membuat sebuah bola energi di tangannya, lalu bola itu melesat dengan cepat dan menghancurkan salah satu pilar alami di dalam goa Dungeon.

Fregrin menengok kembali kearah Attila dan mendapati ekspresi Attila yang sedang ternganga dengan lebar, sepertinya ia sangat terkejut dengan itu.

Bingung bagaimana menanggapi reaksi tersebut, Fregrin hanya tersenyum dan menggaruk dahinya. "Kurang lebih seperti itu, aku tak bisa menjelaskannya dengan baik."

Attila mendekatkan tubuh dan wajahnya pada Fregrin dan menggenggao kedua tangan Fregrin, matanya terlihat bersemangat dan berbinar, dipenuhi cahaya. "Tolong ajari aku teknik itu, tolong."

"Baiklah-baiklah, tapi kau terlalu dekat." Fregrin mendorong Wajah Attila dengan tangannya.

Terkadang Attila adalah gadis yang kikuk dan pemalu, namun terkadang, ia dapat menjadi hiperaktif seperti saat ini. Rasanya seperti kepribadian ganda dalam sudut pandang Fregrin.

"A-ah, maaf aku terlalu bersemangat." Setelah sadar melakukannya, wajah Attila segera memerah karena malu.

'Sialan, dia imut sekali, tapi aku sudah menaruh hatiku pada Aria.' di dalam hatinya, Fregrin mengangguk dan yakin akan keputusannya.

"Sebenarnya aku bisa mengajarimu, namun aku harus pergi menuju kedalaman yang lebih jauh lagi. Karena itu, maaf tak bisa melakukannya."

"Ah, ternyata kita satu tujuan, jadi kau pasti bisa mengajariku kan?"

'Gadis ini juga memiliki tujuan yang sama? yang benar saja.'

Pada akhirnya, Fregrin hanya dapat menghela napas dan menyetujui permintaan Attila tersebut. Sebenarnya ia enggan mengajarkan teknik ini pada orang lain, namun melihat Attila bukan sebuah individu yang buruk, sepertinya tidak masalah.

Pada hari itu jugalah Fregrin bersama dengan Attila pergi menuju Dungeon yang lebih dalam. Walau mereka tahu mereka tak akan mendapatkan kehidupan yang damai di kedalaman lebih dari 10, mereka tak menghiraukannya karena mereka sangat percaya diri dengan kekuatan mereka.

Mereka hanya membawa brang secukupnya, untuk air minum dan makanan, mereka tinggal mencarinya di tempat itu, lagipula Dungeon of Purgatory telah dijelajahi hingga kedalaman 80. Jadi mereka dapat melihat peta yang mereka dapatkan dari Pengelola Dungeon.

"Heh, sepertinya kau ingin menambah gadis baru lagi, sudah kuduga kau munafik." Azmo tiba-tiba saja berbicara, membuat Fregrin terkejut.

'Sialan, kau mengagetkan diriku, ngomong-ngomong kau akhirnya berbicara yah, ada masalah apa?'

"Cih, aku hanya malas berbicara pada manusia munafik semacam dirimu yang terus menambah gadis disampingmu."

"Sepertinya kau perlu sadar diri sialan."

Fregrin menghela napas, beginilah ketika ia berbicara dengan Azmo, selalu diakhiri dengan perdebatan yang entah darimana awalnya. Dan entah kenapa, setiap ia mendebgar suara Azmo, emosi dalam dirinya seketika naik dan merasa ingin menghajarnya.

"Apakah terjadi sesuatu Fregrin?" Attila sepertinya menyadari perubahan ekspresi Fregrin dalam sekejap.

"Ah... tidak ada, aku hanya sedikit melamun dan kau tahu, bertarung dengan diri sendiri?" Ia bahkan bingung bagaimana menjelaskannya, tidak mungkin bahwa ia mengatakan "Aku memiliki Iblis di dalam diriku." pada Attila.

Attila terlihat mengangguk paham. "Ah, aku juga sering mengalaminya, rasanya seperti pertarungan pikiran yang panjang."

Secara mengejutkan, alasan itu diterima sepenuhnya oleh Attila.

'Eh, jadi hal seperti itu menang ada secara nyata yah.'

Namun jika diingatkan kembali, berdasarkan sikapnya dari waktu ke waktu yang terus berubah dengan tidak jelas, ada kemungkinan bahwa ia memang memiliki kepribadian ganda, khususnya keahlian bertarung jarak pendek dan jauhnya.

Saat ini mereka berdua sedang berkemas di dalam kemar mereka masing-masing yang berada di pengelola Dungeon, mereka pun keluar dari kamar mereka dan bertemu di pintu masuk Pengelolaan Dungeon.

"Baiklah, apakah kau sudah siap Attila?"

"Tentu saja, kita segera berangkat, ayo!"

Mereka pun segera berangkat menuju kedalaman yang lebih dalam dari 10. Mereka membawa barang mereka sebanyak mungkin karena stelah kedalaman 10, tak ada lagi kantor maupun zona aman, mereka akan selalu berhadapan dengan bahaya, oleh sebab itu mereka harus mekpersiapkannya sebaik mungkin