"Inilah pusatnya."
Fregrin bersama dengan Attila, Rivou dan dua anggota grup Rivou juga bersama dengan orang-orang dari Pengelola Dungeon yang juga ikut menyelidiki selama beberapa hari terakhir ini sampai pada sebuah tempat yang mencurigakan di sebuah zona yang selama ini jarang didatangi karena monster yang sangat kuat pada kedalaman 23.
Mereka pun beberapa kali mengalami sedikit kesulitan saat menghadapi beberapa monster aneh yang berbentuk serigala yang dilapisi dengan api tersebut sebelum akhirnya sampai di tempat ini.
"Baiklah, kalian yang pengguna energi sebaiknya bersiap, Dungeon of Purgatory adalah wilayah kekuatan kalian bukan?"
Fregrin dan Attila mengangguk sedangkan yang berbicara adalah Albert Moegen, seorang petualang kelas S yang sedang berada di tempat ini untuk suatu hal. Ia juga terkenal akan keahliannya dalam menggunakan sihir dan energi secara bersamaan, sungguh makhluk unik yang mendapat 2 berkah, membuat Fregrin berandai-andai dapat memiliki hal semacam itu.
Tapi Fregrin kembali fokus pada apa yang ada di depannya, kemungkinan, itu adalah gerbang menuju ruangan yang memiliki sebuah hal mengerikan.
Albert mengumpulkan energi dan sihir menjadi satu pada pedang miliknya, aura yang membara, segera menebas sebuah benda yang berbentuk seperti gerbang yang terasa dilapisi dengan beberapa sihir pelindung dan barrier.
tebasan tersebut lantas berhasil menghancurkan gerbang tersebut.
Namun diluar dugaan, mereka mendapat serangan dari dalam gerbang maupun dari belakang, Ini mengejutkan, namun Fregrin dan Rivou dapat bertindak dan menghalau beberapa serangan dan membunuh orang-orang dari organisasi tersebut.
"Bajingan seperti ini menunggu saat-saat seperti ini, sialan!" Rivou mengumpat dan terus membunuh orang-orang berjubah putih dengan topeng polos tersebut.
Kekuatan mereka cukup baik, namun tak terlalu kuat, itu membuat para anggota Holy World segera dibantai oleh kekuatan murni milik Albert dan Rivou. Sedangkan Fregrin tak terlalu banyak berkontribusi begitupun dengan Attila yang tak berani membunuh orang lain.
Bahkan bagi Fregrin, membunuh orang-orang itu cukup melelahkan dan menimbulkan sebuah rasa bersalah walau orang-orang itu adalah orang yang jahat.
Kebanyakan dari mereka mati dan sebagian kecil kabur, walau begitu, entah kenapa rasanya ada sesuatu yang aneh dari mereka. Fregrin tak tahu pasti, namun pasti ada suatu hal.
Mereka semua memasuki tempat tersebut dengan Albert sebagai pemimpin di depan. Ternyata, tempat ini adalah sebuah gua dengan bentuk seperti bagian dalam sebuah kubah.
Di dalam tempat ini, banyak benda-benda layaknya sebuah lampu sorot yang menyorot bagian tengahnya seperti benda itulah yang menjadi peran utama. Lalu terdengarlah sebuah dentuman-dentuman keras yang berasal dari benda tersebut, benda yang berbentuk seperti organ dalam namun mengeluarkan cahaya keemasan.
"Orang-orang itu sudah pergi, namun sepertinya benda ini sudah diaktifkan walau entah apa isinya." Albert mengangguk dan melanjutkan, "apakah akan kita hancurkan?"
"Aku setuju."
"Aku setuju."
Fregrin dan Rivou mengatakannya secara bersamaan, mereka juga memikirkan hal yang sama, kekuatan yang berada di sekitar ruangan itu sangat aneh dan misterius.
"Baiklah, akan kuhancurkan saja, sepertinya itu akan lebih baik." Dengan helaan napas yang berat, Albert mendekat dan mengumpulkan seluruh tenaganya dan mengayunkan pedang miliknya, secara mengejutkan, benda itu dihancurkan dengan mudah.
Beberapa saat kemudian, semua lampu yang mebyorort dari dinding ruangan tersebut mati, dengan cepat salah satu anggotaanggota dari pengelola menyalakan sebuah cahaya yang terbuat dari api, kembali menerangi seluruh tempat.
"Entah kenapa terasa sangat mud-" Kata-kata Albert terhenti seketika, suara denyutan dan dentuman kembali terdengar, punggungnya pun terasa dingin karena merasakan sebuah tanda bahaya.
Di sisi lain, semua orang selain Albert melihat dengan jelas, karena memang semuanya menghadap Albert yang membelakangi benda tersebut.
Sebuah cahaya yang bersinar terang naik dari benda yang mati tersebut, cahayanya bagaikan detak jantung yang menghidupkan, namun juga terasa seperti sebuah teriakan kematian.
"Sial, aku harus menghancurkannya." Albert segera bergerak, ia mengarahkan serangannya pada benda bercahaya yang melayang itu. Namun kekuatan aneh yang berbentuk semacam gelombang menghalangi dirinya untuk menyerang, bahkan ia terlempar. "Kalian semua, cepat serang benda itu."
Bahkan sebelum Albert menyelesaikan kalimatnya, serangan bertubi-tubi sudah dilancarkan oleh semua orang, mereka benar-benar merasakan bahaya dari benda tersebut.
namun naas semua serangan tersebut tak berfungsi sama sekali menghadapi kekuatan tersebut.
Beberapa saat kemudian, sebuah entitas terlahir dan terasa akrab dalam pengelihatannya, Fregrin dengan jelas melihat sebuah entitas yang sepenuhnya berwarna putih, seperti karakter yang digambarkan sebagai dewa dalam beberapa film favoritnya.
Aura yang terpancar dari entitas tersebut pun memang sesuai dengan narasi yang pernah ia lihat, aura yang kuat serta memiliki keagungan yang membuat orang-orang tunduk.
"Manusia dengan kekuatan yang menakjubkan, dunia yang cukup hebat." Entitas tersebut berbicara dengan nada yang sombong dan suara yang terdengar seperti bertumpuk dengan beberapa suara.
"Kau, siapa kau? apakah kau iblis?" Rivou mengerutkan keningnya, merasakan kecurigaan.
"Iblis? membandingkan diriku dengan makhluk rendahan semacam kalian adalah sebuah penghinaan besar, karena aku adalah dewa, yang menguasai dunia ini. Karena itulah jadilah orang yang melayani diriku, niscaya aku akan memberikan kalian manfaat yang besar."
Nada yang disebut dengan huwa nlhh, namun bagaimanapun keagungan yang entitas itu miliki tak dapat dibantah. Semua orang menatap makhluk putih tersebut dengan berbagai perasaan dan suasana hening seketika.
Namun Fregrin memecah suasana aneh itu dengan perkataannya. "Kau hanyalah sebuah bentuk tak sempurna dari sebuah entitas, tak mungkin kau adalah sebuah entitas yang disebut sebagai dewa dengan titik lemah yang jelas itu."
"Diam kau manusia!" Ia melemparkan sebuah gelombang yang memiliki daya hancur masif.
Mereka semua segera menghindar, dan sebuah bekas yang tersisa terlihat dengan sangat jelas, jika saja itu mengenai mereka, mereka jelas akan mati. Hal yang paling menakjubkan dari benda itu adalah bahwa ia tidak meledak, ia seperti melenyapkan benda yang terkena oleh benda itu.
"Attila, ayo." Fregrin melirik arah Attila, Attila tanpa berbasa-basi segera menembakkan 3 panah secara beruntun dan semuanya ditahan oleh entitas itu dengan mudah tanpa pergerakan.
Fregrin, Rivou bersama dengan Albert menyerang secara bersamaan, itu berhasil membuat entitas tersebut bergerak. Melihat hal semacam itu, mereka semua melanjutkan serangannya dan membuat entitas tersebut menjadi terpojok.
Kekuatan mereka memang kalah, namun kerja sama mereka walau masih pertama kali bertarung bersama sangat baik.
Pada saat dimana entitas tersebut terlihat terpojok, sebuah panah kembali melesat yang dilancarkan oleh Attila dan menembus tubuh entitas tersebut.
Walau tak mengeluarkan darah atau semacamnya, namun ia terlihat sangat kesakitan.
"Dasar makhluk rendahan!" Kekuatan itu kembali muncul dan menyasar ke segala arah dan semacam sebuah tarikan yang membuat semua orang tak bisa bergerak.
Namun ada semacam sebuah keajaiban, salah satu dari teman Rivou merapal sebuah mantra yang entah bagaimana membuat mereka semua dapat bereaksi tepat waktu dan menghindar.
Namun gadis itu muntah darah setelahnya dan Rivou segera menyelamatkan gadis itu, sepertinya efek dari penggunaan sihir tersebut cukup berat.
Albert segera mundur, dan ketika ia melakukannya, Fregrin berbisik sesuatu padanya, Ia segera berlari menuju Attila dan menggendong gadis itu, kemudian segera kabur dari wilayah pertarungan, pun begitu dengan semuanya.
"Tunggu, Fregrin masih disana." Attila berteriak dan terlihat panik ketika melihat Fregrin tertinggal sendirian berhadapan dengan Entitas misterius tersebut.
Albert mendecih. "Aku tahu sialan! namun aku tak punya pilihan lain, ia juga yang mengajukan diri untuk menahan disana, lagipula mungkin ia memiliki sebuah kekuatan yang bisa digunakan atau semacamnya, aku tak tahu." Walaupun nadanya datar, wajah Albert menampakkan kesan yang jelas bahwa Ia khawatir pada Fregrin. "Bocah itu padahal sangat berpotensi."
"Tuan Albert, kemana kita? sepertinya Dungeon ini akan mengalami kehancuran." Rivou bertanya dengan khawatir pada Albert yang sedang menggendong Attila.
"Sebuah jalan rahasia."
Sedangkan Fregrin masih berhadapan dengan Entitas misterius tersebut.
"Sayang sekali, kemanapun mereka pergi, tempat ini akan hancur sebentar lagi akibat lemparanku yang kedua." Entitas itu bicara dengan sombong.
"Cih, siapa peduli, aku akan bertarung denganmu sampai mati, Demonisasi." Rambut Fregrin memutih dan tubuhnya berubah secara drastis dengan kulit yang keras. "Ayolah, makhluk tak sempurna."
Termakan emosi, entitas itu menggetarkan Dungeon of purgatory, ia pun segera mengumpulkan sejumlah aura yang besar.
"Sayang sekali, aku gagal bangkit di dunia ini sepenuhnya, namun setidaknya, aku akan menyingkirkan dirimu sebelum kebangkitan yang selanjutnya, selamat tinggal, bocah kecil." kata-katanya diakhiri dengan dengusan.
Itu sungguh diluar perkiraan Fregrin, ia tak menyangka makhluk aneh itu akan menyerah begitu saja, ia segera memutar otaknya dan menemukan sebuah cara bunuh diri namun efektif.
Ia mengumpulkan kekuatan di tangan kanannya, karena sudah melakukan demonisasi, Fregrin mendapatkan kekuatan besar pada fisik dan dapat mengeluarkan setidaknya 10% sekaligus walau tangannya akan langsung hancur.
Itu tentu akan sangat sakit, namun setidaknya orang-orang masih sempat menyelamatkan diri melalui sebuah jalan. Dungeon akan tetap hancur, Fregrin tahu itu, ia akan mati.
Namun meski begitu, Ia merasa hidup singkat di dunia ini cukup menyenangkan daripada kehidupan masa lalunya.
Tangan kanannya membentuk barriee yang menutupi tubuh Entitas misterius yang hampir meledak itu.
Ledakan terjadi, masih ada beberapa efek dari ledakan yang keluar, namun itu setidaknya meredam daya ledaknya secara masif.
Fregrin terpentak sangat jauh, tmsalah satu tangannya hancur, ia terbaring di tanah dengan keadaan Dungeon yang sudah bergetar dengan keras.
Ia pun menutup matanya
__________
Akhirnya bisa masuk yang mulai seru