3 hari telah berlalu saat Fregrin dan Attila menyusuri Kedalaman 23 yang memiliki suasana yang cenclderung suram dan dingin. Lalu keanehan yang lain juga terjadi, misalnya monster-monster di Kedalaman 23 itu lebih lemah dari kedalaman 15. Ini sedikit tidak masuk akal, seharusnya semakin dalam kau masuk pada sebuah Dungeon, maka kau akan menghadapi monster-monster yang lebih aneh dan kuat.
Anomali pada Kedalaman 23 pun membuat Fregrin sedikit tertarik untuk menyelidiki lebih jauh, ia hanya merasa bahwa setiap sangat karakter utama merasakan sesuatu yang tidak nyaman di sekitarnya, pasti akan terjadi sesuatu. Persepsi itulah yang membuatnya tetap berdiam di kedalaman 23.
Pada dasarnya ia kesulitan mengidentifikasi apa yang terjadi karena kurangnya pengetahuannya tentang hal-hal yang terjadi di dalam Dungeon secara menyeluruh, namun yang ia tahu adalah para monster akan bersembunyi jika ada sesuatu yang membuat mereka takut. Ya, walaupun mereka adalah monster, mereka bergerak berdasarkan insting mereka.
Namun apa yang membuat mereka bersembunyi?
Itu adalah pertanyaannya saat ini, lebih dari itu, sebenarnya apa yang sedang terjadi saat ini di kedalaman 23.
Padahal hanya dalam 2 bulan, mereka berdua sudah masuk lebih dalam dan lebih dalam, dan dari beberapa petualang yang mereka temui sebelumnya, ada yang melanjutkan untuk turun lebih dalam, ada juga yang kembali naik dikarenakan ketidakyakinan mereka tas kekuatan mereka.
Dan ada yang memilih bertahan di kedalaman 23 seperti dirinya dan ikut menyelidiki tentang kejadian ini. Ada juga salah satu petualang yang menuju kedalaman 10 untuk melaporkan kejadian ini pada Pengelola.
Saat ini Fregrin bersama dengan Attila dan seorang petualang tingkat A dengan julukan The God Slasher bernama Rivou Blade, nampaknya ia juga cukup gelisah dengan apa yang terjadi.
"Fregrin, lihat ini, ini... adalah pecahan organ manusia bukan?" Dalam suara Rivou, ia terdengar seperti orang yang sedang sakit dan lesu.
Fregrin dan Attila belum melihat hal itu, namun suasana dingin segera menyelimuti tubuh mereka, padahal suasana yang ada di Dungeon of Purgatory relatif panas.
Mereka berdua pun segera melangkah menuju posisi Rivou berada. Ketika mereka sampai dan melihat apa yang disebutkan oleh Rivou sebelumnya, mata mereka mengkonfirmasi hal itu, itu benar-benar organ dalam manusia.
Beberapa bola mata yang berserakan, ada jantung, paru-paru, otak bahkan beberapa untaian usus yang telah dilapisi dengan pasir dan tanah alami Dungeon.
Fregrin pun mengernyitkan keningnya, begitupun dengan yang lain. Perasaan tidak nyaman akan selalu ada ketika terjadi hal semacam ini, bahkan jika seseorang telah terbiasa.
Yah, Fregrin sendiri sadar bahwa ia masih belum pernah membunuh manusia secara langsung, namun dapat dipastikan bahwa mau tidak mau, di dunia seperti ini, Ia harus bersiap.
"Ck ini masalah, berdasarkan luka tubuhnya, ini jelas-jelas bukan ulah monster, ini adalah ulah manusia." Sekarang Rivou mengkonfirmasinya, wajahnya terlihat penuh dengan pertanyaan.
Fregrin juga sadar, monster menyukai wilayah kepala manusia, seharusnya mereka sudah memakannya, tak mungkin mereka meninggalkannya di tempat ini tanpa melahap bagian-bagian tersebut.
"Hei Fregrin." Attila menarik kerah lengan milikku dengan jari kecilnya, ia terlihat ingin membicarakan sesuatu.
"Ada apa?" Fregrin dengan cepat menanggapi.
Attila menggelengkan kepalanya dan memasang raut muka yang terasa bersedih. Fregrin bingung bagaimana menanggapinya, untuk itu ia mengabaikannya, Ia segera mengalihkan pandangannya dan berbicara pada Rivou.
"Apakah kau tahu jika mungkin ada kelompok orang yang suka membuat hal seperti ini?" Seperti biasa, Fregrin melakukan dialog dengan orang lain dalam memecahkan masalah.
Inti dari pertanyaannya adalah sebuah kemungkinan yang mungkin terjadi dalam novel fantasi dunia lain semacam ini, sebuah organisasi yang bergerak dalam heningnya malam dan melancarkan teror pada orang-orang untuk sebuah idealisme aneh yang mereka miliki.
Rivou memegang dagunya terlihat berpikir sejenak sebelum mengemukakan pendapatnya, "itu... benar, aku mengingatnya, ada 3 kelompok yang membuat kerusuhan beberapa tahun terakhir. Holy World, Black Corpse, dan yang paling keji adalah The Unnamed King Servant."
"Hm, bagaimana?"
"Entahlah, mereka semua cukup brutal dan ini cukup biasa jika ada keterlibatan dengan mereka, namun The Unnamed King Servant walau yang terkejam, hanya akan melakukan ini di wilayah utara atau disekitar kerajaan Pangea dan Hutan Elf."
Perkataan Rivou sungguh mengejutkan Fregrin, ia benar-benar tak pernah mendengar tentang Organisasi tersebut walau ia adalah Pangeran Pangea. Tapi mengesampingkan hal tersebut, Ia tahu berarti mereka dapat menyempitkan kecurigaan pada 2 organisasi.
"Aku harus memanggil timku untuk hal ini. Fregrin, kau lanjutkan saja pencariannya, aku akan kembali."
"Baiklah, jangan terlalu lama, ini cukup mengerikan untuk dilihat."
Fregrin mengatakannya dan Rivou hanya memberi jempolnya lalu segera pergi. Sekarang Ia hanya berdua dengan Attila yang sejak tadi menatap potongan-potongan organ manusia itu dengan tatapan takut dan ngeri.
Yah itu wajar saja, mungkin inilah pertama kali dirinya melihat hal mengerikan seperti ini. Walaupun dirinya sama-sama pertama kali melihat hal ini secara nyata, Fregrin cukup menyukai fiksi dengan genre gore yang membuat dirinya cukup terbiasa walau hal tersebut masih cukup mengerikan.
"Fregrin, kedua orang tuaku dibunuh dengan cara yang sama seperti ini." Attila mengatakannya dengan berat.
Ketika perkataan tersebut memasuki telinganya, Fregrin melotot, itu hanya reaksi terkejut, namun entah kenapa itu sangat mengejutkan. Namun kenapa ia mengatakan ini sekarang?
"Mereka berdua dibunuh oleh Holy World, aku sempat bersembunyi dari mereka, dan sebelum mereka pergi dan mengambil mayat kedua orang tuaku, mereka membicarakan tentang sebuah pemanggilan sangat dewa dan semacamnyaa-aku." Ia terhenti sebelum melanjutkan, "A-aku... itu-"
Mulutnya terhenti dengan terkejut karena Fregrin membuat wajah Attila terbenam pada dada Fregrin.
"Baiklah, kau tak perlu berkata apapun lagi, itu sudah cukup." Fregrin berkata dengan nada datar, ia benar-benar tak memiliki maksud tersembunyi apapun. Ini hanyalah tindakannya untuk menenangkan Attila yang mengalami kerusakan mental pada saat ini, Ia hanya melakukan apa yang Ia lihat di dalam film. Lagipula, Ia sudah memiliki orang lain dihatinya.
Setelah beberapa saat berada dalam dekapan Fregrin, Attila mencoba untuk melepaskan pelukan Fregrin, namun karena terlalu kuat, ia mencoba untuk memukul-mukul tubuh Fregrin dengan sedikit tenaga.
"Ah maaf, sudah mendingan?"
Attila tidak menjawab dan berbalik lalu berjalan menjauhi Fregrin.
"Maaf karena selalu menjadi beban bagimu."
Attila lalu pergi menjauh dan mulai menyelidiki sendiri.
Keputusan yang salah untuk memeluk seorang gadis, Fregrin menyadarinya, itu benar-benar salah. Namun tidak salah bahwa Attila adalah gadis yang cantik, ia tak meragukan hal itu.
'Dasar gadis tsundere memang merepotkan.'
Fregrin menghela napas, ia tak mengerti tujuan hidupnya di dunia ini selain mengikuti alur.