Chapter 2 - Chapter 2

Lily merasa kesal atas perlakuan yang diberikan Tuan Mudanya, dan ingin melayangkan protes. Namun saat memalingkan wajahnya ke belakang, dia melihat Tuan Mudanya sudah mengeluarkan tombak besarnya yang memiliki panjang 1,5 jengkal orang dewasa, bahkan sudah bersiap ingin meluncurkan tombak itu ke dalam guanya.

[Plak!!!] Suara tamparan pada pantat Lily, [Ahh!] disambung suara jeritan Lily yang terdengar kenikmatan.

"Apa ini?!" Edric menatap jari tengahnya yang terlihat basah gegara habis memasukkannya ke dalam vagina Lily. "Sudah tidak memakai celana dalam, sekali tamparan langsung basah! Dasar pelayan mesum!" Sekali lagi tamparan diberikan pada pantat Lily.

"Ahh!" Dihina dan ditampar, bukannya marah, malah membuat Lily semakin terangsang. "Lagi, Tuan Muda!" Wajah sudah memerah, bila di ilustrasikan akan terlihat pupil mata yang telah berubah 'love'.

"Tidak mau!" Ekspresi kecewa terlintas di wajah Lily, sebelum kembali cerah saat merasakan penis Edric menggesek pintu vaginya. "Kamu Pilih, tamparan atau penis kesayanganmu?!" Mengangkat tangan sedikit ke atas, sembari penis masih tetap menggesek vagina Lily.

Tanpa perlu waktu berpikir untuk menjawab pertanyaan Tuan Mudanya. "Penis! Tidak ada yang lebih penting dari penis Tuan Muda!" Saking tidak sabar merasakan penis Tuan Mudanya, pantatnya bahkan sudah bergerak dengan sendirinya, mencoba memasukkan penis itu ke dalam. Sayangnya saat berhasil akan masuk, Tuan Muda selalu memundurkan penisnya sehingga tidak jadi masuk.

"Bagus! Tuan Mudamu sangat suka dengan jawabanmu! Ini, terima hadiahmu!" Pelan-pelan Edric mulai mendorong pinggulnya ke depan, mengarahkan tombaknya ke pintu gua Lily.

1cm, 2cm, 3cm, penis itu mulai masuk. Wajah Lily terlihat sangat sumringah, penuh ekstasi akan penis Tuan Mudanya, dan di tengah penantiannya akan ujung penis Tuan Mudanya membobol rahimnya, tiba-tiba muncul keanehan yang menghilangkan nafsu mereka.

[Blitzz!] Suara yang terdengar seperti jepretan kamera, diikuti juga sebuah cahaya putih.

Itulah keanehannya, padahal tidak ada objek apapun yang bisa menghasilkan kedua hal tersebut di sekitar mereka, bagaimana bisa muncul. Yang lebih menganehkan, suara itu terdengar bak di samping telinga mereka persis, begitu juga cahaya yang terasa di depan mata. Sehingga mengakibatkan telinga mereka berdengung terasa tuli, dan mata buta.

Sebagaimana jepretan kamera, keanehan itu berlangsung sesaat, kurang dari 1 detik, sedangkan efeknya butuh beberapa saat untuk bisa kembali normal.

Sekalinya normal, secara bersamaan Edric dan Lily melontarkan sebuah pertanyaan yang sama. "Apa itu tadi?!" Mereka saling pandang dengan ekspresi yang terlihat kebingungan.

Kebingungan mereka, tidak, yang benar kebingungan seluruh makhluk hidup yang ada di dunia ini akan terjawab oleh keanehan fase ke dua yang sedang terjadi di langit. Berkumpulnya drone-drone canggih yang sama sekali tidak akan pernah diketemukan di belahan bumi mana pun, termasuk Oceania yang terkenal akan julukannya sebagai negara tercanggih di dunia.

Semua drone-drone yang ada sudah di program sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah formasi, jarak, dan titik yang sama di setiap sudut langit. Beberapa saat kemunculannya, drone-drone itu mulai menembakkan sebuah cahaya hologram, memperlihatkan visualisasi seorang pria mengenakan jas scientist, yang tak lain adalah Shi Shan. Bila di tanya ciri-cirinya, yang kalian perlukan hanya membaca novel 'My Journey with Mom'.

[Yo, di mana pun kalian berada, maaf mengganggu, memaksa kalian untuk menyaksikan rekaman video darurat yang otomatis muncul setelah aku tiada!]

Mengawalinya dengan nada sopan, penuh senyum, sebelum dilanjutkan sebuah tarikan napas, dan nada bicara yang berubah menggebu-gebu seperti orang marah pada umumnya.

[Sudah berapa kali aku bilang di berbagai macam acara TalkShow bahwa BETA-X ini bukan senjata canggih sebagaimana hoax yang disebutkan oleh media berita! Entah apa kegunaannya aku sendiri kurang tahu lantaran alat ini bukan ciptaanku, aku secara tak sengaja menemukannya waktu menjelajahi Planet Xaxier, sebuah planet yang memiliki kehidupan seperti kita namun musnah gegara sebab yang tidak diketahui! Selain itu kalau ingatanku benar, aku juga pernah bilang, BETA-X ini menyatu dengan diriku, artinya bila aku mati maka akan mengaktifkan BETA-X! Anehnya masih saja tidak didengar, ada orang yang begitu pedenya membunuhku tanpa tahu akibatnya, yaitu mengaktifkan BETA-X yang notabene sama saja menghancurkan umat manusia!]

[Setidaknya itulah hasil penelitian yang bisa aku dapatkan untuk mencari tahu tentang alat itu! Ini belum 100% pasti, tapi tidak ada salahnya berjaga-jaga, entah itu menit, jam, hari harus selalu bersiap! Sudah cuma itu yang ingin aku sampaikan, aku doakan dari surga, semoga kalian selamat semua! Adios!!!]

Semua drone menghentikan memperlihatkan visualisasi Shi Shan, dan mulai membubarkan diri, terbang kesana-kemari entah mendarat ke mana.

Kembali ke Edric dan Lily, mereka berdua sudah kehilangan nafsu untuk melanjutkan hubungan seksual. Saat ini mereka tidak melakukan apa-apa, hanya berdiri bersebelahan, memandang ke langit di mana tempat visualisasi Shi Shan tadi muncul.

Setelah melihat drone-drone itu pergi, Edric dan Lily saling pandang, menampilkan dua macam ekspresi yang berbeda. Ekspresi Edric terlihat serius, alisnya mengerut sangat dalam, seperti sedang memikirkan jawaban dari soal TTS tersulit di dunia. Sedangkan Lily, tidak menampilkan ekspresi apa pun, bahkan bisa dibilang cuek.

"Tuan Muda tidak mungkin percaya dengan apa yang orang itu katakan, kan?!" Lily adalah orang pertama yang memulai berbicara, menatap perubahan ekspresi yang Tuan Mudanya perlihatkan mengundang rasa penasaran.

"Orang itu yang kamu maksud adalah orang yang sangat berjasa bagi kelangsungan hidup manusia! Jika kita tidak percaya kepadanya, kita harus percaya kepada siapa lagi?! Dah lah, sekarang mending kamu pergi temui Rose, suruh dia untuk menutup diskotek, lalu katakan ke saudarimu yang lainnya untuk segera datang ke ruang rapat!" Masih dengan wajahnya yang serius, Edric menyuruh Lily untuk segera pergi.

Entah bagaimana ada perasaan tidak enak yang mengganjal di dalam hatinya setelah menonton video barusan, dan gara-gara perasaan tidak enak itu, insting secara naluriah mengirimkan saran untuk cepat-cepat melaksanakan apa yang disarankan Profesor Shi Shan.

Baginya, 'insting' adalah sesuatu yang sangat penting dan tidak pernah salah karena berkat hal itu dia bisa melewati hari-hari berat berupa pertempuran antar geng yang mengancam jiwa.

Itulah mengapa dia buru-buru menyuruh Lily pergi, dan bagi Lily yang disuruh, perintah dari Tuan Mudanya adalah mutlak, jadi sekalinya diperintah dia langsung pergi tanpa ada sedikit keberatan.

Menatap Lily yang sudah masuk ke dalam ruko nomor 3 lewat pintu belakang, dia juga ikut meninggalkan tempatnya berdiri. Berniat pergi ke ruang rapat, menunggu kedatangan mereka semua yang dimaksud di dalam perintahnya kepada Lily.

Langkah kaki terus berjalan hingga sampai di depan pintu belakang ruko nomor 2 yang dihitung dari kanan. Masuk ke dalam, apa yang menyambutnya adalah ruang dapur yang gelap, sebenarnya tidak terlalu gelap-gelap amat berkat ada pencahayaan dari ruang lainnya. Cukup untuk melihat barang-barang apa saja yang ada di sana, ada Meja Konter Dapur yang termasuk Kabinet Bawah dan Kabinet Atas, Kabinet Rangka Kulkas, perkakas dapur, semua hal itu tertata rapi di sebelah kanannya.

Langkahnya pun berlanjut, melewati ruang kamar mandi lalu tembok kamar, dan akhirnya tiba di sebuah ruangan terbuka yang luas, apa lagi kalau bukan ruang keluarga atau dengan kata lain ruang rapat yang dimaksudnya tadi.

Mengapa ruang keluarga ini bisa begitu luas? Itu karena beberapa ruangan yang menurutnya tidak penting dihilangkannya dari desain ruko ini pada waktu awal pembangunan. Di antaranya, pertama ada ruang tamu, sangat jarang ada tamu datang, kalaupun ada akan diajaknya ke diskotek atau nongkrong di kursi yang telah disediakannya di depan ruko. Kedua ada ruang gudang, ruang ini tidak lagi diperlukan lantaran sudah ada ruko nomor 1 yang dijadikannya sebagai gudang tempat penyimpanan barang, entah stok barang dagangan buat diskotek atau stok barang konsumsi sehari-hari para pegawai yang mes di sini. Ketiga ada kamar tidur yang berlebih, di sini hanya ada satu kamar tidur, dan itu berisi ranjang berukuran king size, artinya tahu kan, yap para pelayannya tinggal seruangan dengan dirinya.

Berhenti membahas mengenai rumahnya secara keseluruhan, mari masuk ke pokok pembahasan, dia akan menjelaskan mengenai ruangan keluarga. Untuk awalan mungkin perabotan apa saja yang mengisi ruangan ini, tidak banyak hal penting yang mengisi, hanya beberapa hiasan karya seni tangan yang menempel di dinding, berupa lukisan, wayang, ukiran topeng. Lalu ada juga beberapa tanaman hias sintetis yang mengisi sebagian ruang kosong, dan dari berbagai macam barang yang mengisi ruang kosong di sini, ada dua hal yang sangat mencolok, yaitu sofa dan TV.

Sofa panjang yang membentuk huruf 'U', menghadap ke tembok sebelah kanan ruko, yang mana di sana terdapat sebuah layar televisi yang sangat besar. Mungkin layar itu bisa memenuhi seluruh bagian tembok tersebut bila tidak ada speaker di kanan-kiri-atas layarnya.

'Sepertinya aku tidak sendiri di sini!' Di tengah matanya berkeliling sekitaran ruangan itu, dia mendapati dua sosok wanita yang sedang duduk di sofa.

Wanita sebelah kiri berambut hitam panjang, sementara kanan pendek kurang dari sebahu dengan warna juga hitam. Posisi kedua wanita itu membelakangi dirinya dan asyik menonton televisi sehingga tidak menyadari kedatangannya.

Selain itu, bila dilihat lebih teliti lagi akan terlihat kedua wanita itu sedang menggendong sesuatu di tangan kiri mereka. Sesuatu itu adalah bayi berusia kurang lebih 1 tahun, dan tebak siapa ayah dari kedua bayi itu? Yap, jawabannya tentu dirinya. Namun kenyataan tentang dia adalah ayah dari kedua bayi itu hanya diketahui oleh dirinya saja. Para pelayannya tidak tahu lantaran pada saat itu mereka masih menjalani pelatihan di tempat yang berbeda.

Lalu bagaimana ceritanya dia bisa menjadi seorang ayah? Sangat panjang bila diceritakan semua, jadi secara singkat ini dimulai dari dua tahun yang lalu, saat dia masih sendirian menjalankan usaha diskotek dengan dibantu beberapa pegawai.