Chereads / "PkCk" POLISIKU, CINTAKU / Chapter 3 - Bab 3. 3 bersaudara yang menyukaiku

Chapter 3 - Bab 3. 3 bersaudara yang menyukaiku

Satu jam sudah Aku duduk di jendela sambil mengayunkan kedua kaki, Anwar belum juga datang. Hatiku mulai bertanya-tanya. Tanpa Aku tahu kapan Anwar datang, Tiba-tiba Anwar sudah ada di belakangku

"Lagi cari siapa?" bisik Anwar di telingaku

"Anwar!" Aku berteriak karena kaget

"Cari Aku ya?" Anwar tertawa kecil

"Kenapa harus selalu membuat Aku kaget sih?" dengan wajah cemberut Aku bertanya

"Kapan datangnya?" tanyaku pada Anwar

"Udah turun dulu ya" pinta Anwar sambil mengulurkan tangannya

Anwar menyuruhku turun sambil tersenyum, Dia pun lalu mengajak Aku keluar rumah. Tapi kali ini Kami tidak ke pulau, karena Anwar sebentar lagi mau main sepak bola di lapangan. Aku bersama Hilda ikut menemani Anwar. Saat tiba di lapangan, Anwar bergabung bersama Teman-temanya untuk bermain bola, Aku bersama Hilda duduk untuk menonton Anwar dan Temannya bermain bola.

Sebenarnya Aku tidak suka Sepak bola, tapi mau bagaimana lagi. Aku dan Hilda bercerita banyak hal sambil menunggu Anwar selesai, walau merasa kesal karena lama menunggu Anwar yang masih bermain sepak bola. Aku berusaha untuk tetap tersenyum saat Anwar istirahat dan menghampiriku untuk Minum.

Tapi Anwar mengerti kalau Aku sudah kesal menunggu lama, permainan pun di akhiri dan selesai. Anwar duduk di samping Aku sambil berkata

"Sudah kesal ya Maria..." tangan Anwar mengusap kepalaku

"Iya... Lama sih!" mulutku tidak berhenti menggerutu

"ya sudah, yuk kita pulang manja" sambil tertawa

Aku seperti anak kecil yang manja kalau sudah dekat sama Anwar, tapi Anwar tidak pernah mengeluh sama sekali dengan sifat Aku. Hilda pun tertawa melihat kelakuan Aku dan berkata

"Maria itu maunya dekat sama kamu Anwar, jadi Dia cemburu kalau kamu dekat sama bola"...

" Ih enak saja... Bohong itu" aku menunduk karena malu

Semua tertawa  dan Aku tersenyum karena malu, tapi lucu juga sebenarnya... kenapa Aku sama Anwar bisa sedekat ini, padahal Anwar belum bilang cinta selama ini. Hanya karena Anwar yang mendapatkan foto Aku, kami semakin dekat saja. Semua Orang menganggap Aku pacar Anwar, kami memang saling menunjukan rasa cinta. Aku pun berharap tetap seperti ini saja, karena Aku merasa takut jika Anwar bilang cinta padaku nanti, Aku malah jadi tidak suka sama Anwar. Aku pun tidak mengerti dengan diriku sendiri, disaat orang yang Aku suka menyatakan cintanya. Aku malah jadi tidak suka dan benci.

Kami semua pulang ke rumah masing-masing, begitu juga dengan Anwar, setelah mengantar Aku sampai rumah, Anwar pamit pulang juga.

Malam Minggu Aku dan Hilda duduk di teras sambil menunggu Anwar, Anwar datang dan kami duduk bersama menikmati udara malam yang dingin. Aku masih penasaran dengan cerita kenapa kakak dan Adik Anwar jadi pada mundur buat mendapatkan Aku, dengan sedikit merasa tidak enak Aku pun bertanya

"oh iya Anwar, kak Dedi dan Ahmad kenapa jarang kelihatan sekarang?" ...

"Pada sibuk cari pacar kayanya" kata Anwar sambil tersenyum

"Memang Pada tidak punya pacar?" dengan heran Aku bertanya

"Belum... Kakak dan Adikku suka sama Maria" jawab Anwar sambil tersenyum

"Kenapa bisa begitu!" dengan wajah kaget, Aku pura-pura tidak mengetahuinya

"Ya, karena kamu cantik dan tidak genit" jawab Anwar

"Padahal banyak yang cantik" Aku berkata pada  Anwar.

Anwar hanya tersenyum, lalu pamit pulang dulu untuk membawa gitar. Akhirnya Aku bersama Hilda duduk di depan teras rumah, Hilda bercerita bahwa sebenarnya kakak dan Adik Anwar sudah lama suka dan mengejar Aku. Tapi ternyata awal melihat Aku, Anwar juga langsung suka, hati Anwar gelisah karena harus bersaing dengan kedua saudaranya. Mereka bertiga sepakat untuk bersaing dengan sehat, siapa yang pertama bisa dapat foto Aku , Dia adalah pemenang dan boleh terus mengejar Aku, yang kalah harus mundur, harus menerima dengan lapang dada dan tidak mengganggu.

Jujur Aku sangat kaget karena baru mengetahui saat ini, 3 bersaudara menyukai Aku... Aku sudah tidak bisa ngomong apa pun, selain Aku merasa bahagia juga karena mengetahui bahwa Anwar juga menyukai Aku. Tersentuh hatiku dengan tahu Kakak dan Adik Anwar mundur dengan lapang dada tanpa harus saling menjatuhkan.

Anwar kembali datang dengan membawa gitarnya, lalu bernyanyi dengan indahnya, suara Anwar sangat merdu, membuat hatiku berbunga-bunga dan Aku pun tersenyum sendiri.

Tak terasa sudah semakin malam, semakin dingin, Anwar pamit pulang. Rasanya susah berpisah sama Anwar Walau hanya duduk, bercerita, bernyanyi. Aku bahagia dan merasa jadi wanita yang paling beruntung di dunia ini, bisa bertemu lelaki yang sangat luar biasa. Anwar selalu memperlakukan Aku dengan baik, menemani Aku, bahkan selalu membuat Aku nyaman saat bersamanya.

"Jadi 3 bersaudara mengejar cintaku?" Aku bertanya pada Hilda

"Iya Maria, Dedi dan Ahmad dari dulu suka sama Kamu" jawab Hilda

"Kamu malah suka sama Anwar, padahal baru ketemu lagi" Hilda masih melanjutkan kata-katanya

"Anwar menarik perhatianku" jawabku

"Tapi Aku setuju Maria, karena Anwar memang paling baik" balas Hilda

"Sangat baik..." jawabku yang masih berdiri di pintu

"Maria, mau sampai kapan berdiri?.. Yuk tidur" Hilda menuntun Aku ke kamar

"Aduh Hilda... Kenapa bisa ada lelaki seperti Anwar ya?" dengan tersenyum Aku bertanya

"Ada, itu kan Anwar" jawab Hilda yang membuat Aku menjadi tertawa sendiri.

Aku masih terus saja bercerita pada Hilda, saat Aku bertanya tidak ada jawaban dari Hilda. Ternyata Hilda sudah tertidur dengan pulas, Aku pun terdiam membayangkan wajah Anwar. Udara semakin dingin dan hujan pun turun malam ini, Aku tertidur dengan selimut menutupi badanku.

Pagi hari cuaca tidak mendukung, setelah sarapan bersama Nenek dan keluarga Tante, Nenek menyuruh Aku masuk kamar lagi biar tidak bersin – bersin karena Aku Alergi dingin. Dari malam sudah hujan jadi Aku kedinginan, Aku kembali ke kamar untuk menutupi badanku dengan selimut, karena udara pagi dengan cuaca hujan seperti ini aku tidak akan kuat, hidung, telapak kaki dan telapak tangan sudah terasa dingin sekali. Badan Aku saat ini sudah tidak kuat lagi, aku kembali menutupi badan dengan selimut hingga tertidur kembali.

Nenek dan tante sudah cemas dengan kondisi Aku saat ini. Anwar pun datang karena mengetahui kondisiku saat ini, Anwar ikut cemas melihat kondisiku saat ini, saat Anwar menyentuh tanganku... Anwar kaget

"kenapa tangan Maria dingin seperti ini?" tanya Anwar pada Hilda dengan berbisik pelan

"Memang seperti itu Maria, karena punya Asma dan Alergi dingin" jawab Hilda

Anwar terlihat sedih melihat Aku yang tidur kedinginan, hatinya cemas Melihat kondisi Aku saat ini. Tanganku terus Anwar pegangi agar hangat... Tapi Aku terbangun, dengan kondisi masih kedinginan Aku tersenyum melihat Anwar ada di dekatku.

"Maria... Aku mohon sehat Maria" Anwar membelai rambutku

Aku pun tersenyum.