Karena kondisiku yang tidak membaik, Aku dan Nenek pulang ke kota dengan jemputan. Anwar sepertinya sangat cemas dengan kondisi Aku saat ini. Aku tersenyum pada Anwar dan meyakinkan Anwar kalau Aku Akan baik baik saja.
Sebulan Kami tidak bertemu karena hujan hampir setiap hari, kondisi Aku saat ini belum membaik. Aku tidak bisa lepas dari selimut, mata sudah lelah dengan kondisi ini yang tidak berhenti selalu bersin-bersin dan hidung terasa beku karena dingin. Kerinduanku pada Anwar sudah tidak terbendung lagi, tapi kondisi Aku tidak mungkin Aku abaikan saat ini.
Suatu hari, Hilda datang ke rumah dan memberikan surat dari Anwar untukku. Bahagia, senang, sedih karna rindu tapi belum bisa bertemu. Aku buka surat dari Anwar dan Aku baca isi suratnya, Aku merasa sedih membaca awal surat dari Anwar karena Dia pun merindukan Aku. Anwar menulis bahwa Dia akan datang ke rumahku, tapi....diujung tulisan surat Anwar tertulis satu kalimat yang membuat Aku terdiam saat itu
"Maria, Aku mencintaimu"
Aku harusnya bahagia!... Ada apa denganku sebenarnya, kenapa perasaan rindu pada Anwar hilang begitu saja saat Aku baca kalimat itu?... Aku kehilangan semuanya saat itu. Aku langsung merobek surat dari Anwar, dan membuangnya karena Aku merasa tidak suka dengan isi surat dari Anwar.
Hilda pun datang dan bertanya padaku tentang isi surat Anwar
"Apa kata Anwar?" tanya Hilda...
"Biasa saja" jawabku
"oh iya... Katanya Anwar mau datang nanti" Hilda bercerita padaku
"Gak usah, bilang Anwar Aku baik-baik saja" Aku meminta Hilda agar Anwar tidak datang
"Kenapa?" tanya Hilda
"Gak apa-apa, Cuma Aku lagi ingin sendiri saja" jawabku
"Kenapa Maria?" Tanya Hilda yang merasa aneh padaku.
Aku pun akhirnya bercerita pada Hilda yang sebenarnya, tentang keanehan Aku dan tentang isi surat Anwar. Hilda merasa bingung padaku saat ini dan tidak mengerti kenapa Aku seperti ini, tapi Hilda menyarankan Aku untuk istirahat dulu hingga kondisiku membaik, biar Aku nanti bisa berpikir untuk memberi jawaban pada isi surat dari Anwar. Aku setuju dengan saran Hilda dan semoga saja nanti Aku bisa mengembalikan perasaan yang dulu pernah ada untuk Anwar.
Saat ini Aku merasa bingung, tidak bisa tidur karena memikirkan surat Anwar dan bertanya-tanya kenapa Aku seperti ini?... Harusnya Aku bahagia karena Anwar mencintai Aku. Tapi kenapa Aku merasa benci sama Anwar, padahal Anwar baik dan tidak salah. Aku bingung bagaimana caranya menjawab surat Anwar agar Dia tidak tersakiti hatinya dengan jawabanku ini. Perasaanku pada Anwar sudah hilang.
Hari demi hari sudah terlewati, Aku sudah melupakan isi surat Anwar bahkan Aku sudah tidak mau memikirkan Anwar lagi, kondisiku saat ini mulai membaik, tapi belum sepenuhnya sembuh. Siang ini hujan kembali turun, Aku tertidur karena pengaruh obat Alergi.
"Maria bangun" Ibu membangunkan Aku
"Iya ibu..." jawabku sambil kubuka mataku
"Itu ada Anwar" Ibu memberitahu Aku
"Bilang saja lagi tidur" Aku memohon pada ibu
"Kasihan Anwar datang kehujanan, kamu harus menghargai Anwar" Ibu memarahi Aku
Aku pun keluar dengan terpaksa, dengan wajah tanpa senyum Aku menyapa Anwar. Aku merasa saat ini Aku menjadi wanita jahat yang tidak peduli dengan pengorbanan Anwar, datang kehujanan, membawa buah-buahan dan menanyakan kondisiku saat ini. Tapi Aku merasa tidak peduli semua itu, Anwar pun pamit pulang agar Aku kembali istirahat.
Hari demi hari Aku membaik dan kembali sehat, tapi pikiranku tetap tidak baik, Aku banyak diam dan mencari kesibukan agar melupakan semuanya, terutama melupakan bahwa Anwar memberi surat padaku. Sebulan terlewati tanpa bertemu Anwar lagi, Aku sudah lupa tentang isi surat itu, dan rasa rinduku pada Anwar mulai terasa lagi. Ada perasaan ingin ketemu Anwar, tapi Aku masih merasa malas juga.
Hari Sabtu tiba, Nenek mau berangkat ke rumah Tante, Aku diam saja karena memang udah tidak pernah ikut selama sakit hampir 2 bulan. Ada perasaan ingin ikut, ingin bertemu Anwar tapi masih malas juga. Aku mencoba untuk ikut Nenek dan tidak akan bertemu Anwar, hanya ingin tahu apakah Aku benar benar sudah tidak suka pada Anwar atau perasaan itu akan kembali?.
Tiba di rumah Tante, Aku melihat jendela itu... Ya, jendela dimana Aku biasa duduk untuk memanggil Anwar, Aku tersenyum sendiri dan mendekati jendela itu, Aku pun duduk mengayunkan kedua kaki sambil membayangkan kebiasaan dulu. Hilda mendekati Aku dan bertanya
"Bagaimana perasaanmu saat ini?" tanya Hilda
"Aku merasa ada sedikit rindu pada Anwar" jawabku sambil masih membayangkan dulu
"Mau ketemu Anwar tidak?" Hilda bertanya lagi
"Jika Anwar melihat kakiku ini, Dia pasti datang" jawab ku
Aku masih duduk di jendela dengan membayangkan semuanya, terdengar suara gitar dari jauh jadi mendekat. Saat Aku mencari suara gitar berasal dari mana, terlihat Anwar yang tersenyum berdiri tidak jauh dariku. Aku menatap Anwar dan terasa hatiku tersentuh melihat Anwar tersenyum padaku, Aku pun membalas senyuman Anwar dengan memberikan senyum padanya.
Anwar mendekat padaku, bertanya kabarku tanpa membahas isi surat. Itu semua membuat hatiku tenang dan sedikit demi sedikit mengembalikan perasaanku kambali hadir lagi. Aku menjadi senang kembali bisa melihat Anwar yang dulu. Aku anggap Anwar tidak pernah menyatakan cintanya padaku, dengan cara itu Aku merasa kembali seperti dulu tanpa harus membuat Anwar kecewa dan sakit hati
Hari ini Anwar mebawaku mengingat semuanya, membawa Aku ke pulau, menikmati pemandangan dan bercanda membahas banyak hal. Anwar seperti yang mengerti akan Aku saat ini, tidak menanyakan jawaban tentang isi suratnya. Apapun yang terjadi untuk saat ini Aku senang karena Anwar tidak berubah walau Aku sempat berubah.
Malam Minggu kembali seperti dulu, membawa gitar dan bernyanyi bersama-sama. Tapi tidak sampai tengah malam karena Anwar tidak mau Aku sakit lagi, jadi hanya sampai jam 09.00 saja Aku boleh diluar. Setelah itu Anwar pamit dan menyuruhku untuk masuk rumah. Hari Minggu pagi Hilda membawaku ke rumah Anwar, Hilda memperkenalkan Aku ke semua keluarga Anwar.
Keluarga Anwar memang baik semuanya, ibu Anwar banyak bercerita padaku tentang Anwar. Tapi Aku tidak melihat Anwar saat ini, Aku bertanya pada Hilda
"Anwar mana?" tanyaku pada Hilda
"Lagi bantu ayahnya dulu" jawab Hilda
"Kenapa Cuma Anwar yang tidak ada?" Aku kembali bertanya
"Karena Cuma Anwar yang rajin bantu Ayahnya" jawab Hilda
Ternyata Anwar sayang pada keluarganya juga, Aku tersenyum dan ini semua benar-benar membuat Aku yakin akan kebaikan Anwar.
Aku dan Hilda duduk di ruang tamu, Aku pun bertanya pada Hilda
"Hilda, kenapa Anwar tidak membahas suratnya padaku?" tanyaku
"karena Aku yang melarang Anwar agar tidak bahas itu padamu" jawab Hilda
"Maksudnya?" Aku merasa bingung
Hilda ternyata menceritakan pada Anwar bahwa Aku tidak suka jika ada lelaki yang menyatakan cinta padaku, itu semua yang membuat Aku berubah pada Anwar selama ini. Jadi Hilda minta pada Anwar jika memang sayang padaku jangan bahas tentang surat, yang pasti Maria sebenarnya memang suka dan cinta sama Anwar.
Aku pun terdiam dan mengerti kenapa Anwar dari kemarin tidak membahas suratnya, oh... Pantas saja Anwar seperti itu karena Hilda yang sudah menjelaskan pada Anwar. Ada perasaan malu, bingung dan hal lain yang Aku rasakan saat ini, Aku pun berkata dalam hati
"Semoga ini semua tidak membuat Aku berubah lagi pada Anwar".