Air yang mengalir, pemandangan yang indah dan hijau, kicau burung seakan bernyanyi merdu sekali. Aku bahagia bisa bermain air di sungai ini membasahi badanku, Aku sangat bahagia tertawa dan bercanda bersama Hilda. Anwar yang tersenyum melihat kebahagiaanku tiba-tiba memanggilku
"Maria...Maria"
Tapi terdengar suara Anwar berubah menjadi suara perempuan memanggilku
"Maria... Bangun"
Oh... Hilda membangunkan Aku, jadi semua hanya Mimpi!... Ucapku pada Hilda
Hilda membangunkan Aku karena sudah jam 05.00 pagi dan Anwar sudah datang menjemputku untuk mengantarkan Aku pulang.
"Ternyata hanya mimpi" ucapku dalam hati
Aku pun bangun dan mencuci mukaku tanpa mandi karena takut kesiangan, kurapihkan bajuku dan pamit pada tante untuk pulang.
Udara pagi ini terasa dingin sekali, Anwar memberikan jaket tebal untuk Aku kenakan agar tidak kedinginan. Sepanjang jalan Aku sandarkan kepalaku di bahu Anwar karena masih mengantuk sekali, mataku berat apalagi masih gelap dan dingin sekali. Anwar menghentikan motornya untuk mengikatkan kedua lengan jaketku agar tidak jatuh. Aku tetap tertidur sambil sesekali menahan kepalaku agar tidak terjatuh. Sayangnya Anwar padaku... Sesekali tangan kiri Anwar menahan dan membetulkan kepalaku.
"Bangun Maria, sudah sampai ini" Anwar membelai rambutku
"Sampai?" kedua mataku terbuka perlahan
"Iya.. Sudah sampai rumah" Anwar yang terdiam karena belum berani membuka lengan jaketku
"Masih ngantuk Anwar..." jawabku dengan manja
"Ayo bangun, Sekolah kan pagi ini?" tanya Anwar
"Iya" Aku angkat kepalaku dari bahu Anwar
Anwar membuka ikatan lengan jaketku dan Aku pun turun dari motor, Anwar langsung pamitan pulang pada keluargaku, karena Anwar juga harus Sekolah pagi ini.
Jam istirahat Sekolah Aku tetap terdiam dikelas dan duduk di mejaku, mengingat semua kejadian demi kejadian yang membuatku bahagia. Sungai itu... Terbawa dalam mimpiku, keindahan sungai membuat Aku terlena sampai sekarang. Aku tersenyum sendiri dan tersadar karena "Bel" berbunyi tanda jam istirahat selesai dan harus kembali belajar lagi.
Hari demi hari hatiku bertambah kagum pada sosok Anwar, Aku merasakan rindu pada sosok Anwar yang selalu sabar padaku, pelindung terbaikku, tulus dalam segala hal dan yang pasti lelaki ganteng dengan senyuman yang membuat tenang hatiku. Menunggu hari Sabtu adalah hal yang membosankan untuk saat ini, terasa begitu lama hari berganti dan Aku sudah tidak sabar menantikan hari itu.
Malam ini adalah malam yang indah, malam yang diterangi oleh bulan dan dihiasi oleh bintang-bintang yang begitu banyak, teringat saat duduk bersama Anwar malam itu. Aku pun berdiri di luar melihat bintang-bintang sambil berharap
"Semoga Anwar melihat bintang juga malam ini"
Indah sekali malam ini.
Sabtu ini Aku berangkat sendiri karena Nenek sedang tidak enak badan, Aku membawa titipan dari Nenek untuk Tante. Aku diam-diam datang tanpa Anwar tahu kalau Aku sudah ada di rumah Tanteku. Aku tersenyum sendiri melihat jendela tempat Aku duduk mengganggu Anwar, Aku langsung duduk dan mengayunkan kedua kaki sambil melihat ke arah rumah Anwar, terlihat Anwar kaget dan lari menghampiriku. Aku tersenyum saat Anwar ada di bawah jendela
"Kapan datang?" tanya Anwar padaku
"Barusan" sambil tersenyum Aku menjawab
"Udah sana... Masa Teman-temanya ditinggalin" aku berusaha menggoda Anwar
"Yakin?" tanya Anwar padaku sambil tersenyum
"iya, Aku kan baru sampai" jawabku pada Anwar
Anwar pamit dan kembali ke teras rumahnya sambil sesekali melambaikan tangan nya. Tapi Aku ayunkan lagi kakiku, Anwar pun datang lagi
"Kenapa?" tanya Anwar
"Gak apa-apa, lagi iseng nih kakinya" jawabku sambil tertawa kecil
"Ha... Ha... Ha..." Anwar tertawa sambil kembali ke teras rumahnya
Lagi-lagi Aku ayunkan lagi kakiku dan Anwar kembali datang lagi, Aku tersenyum melihat Anwar datang
"Sudah Maria, turun sekarang!" Awar sepertinya tidak tenang melihat kakiku
"Iya... Iya..., lagian kan cuma kaki" jawabku sambil tertawa menggoda Anwar
"Iya kaki, tapi kakinya kebiasaan iseng terus" sahut Anwar sambil tersenyum.
Aku meminta pada Anwar agar bisa ke sungai lagi hari ini, Aku seperti anak kecil yang ingin mainan saat meminta pada Anwar agar membawaku ke sungai lagi. Anwar tertawa melihatku seperti itu. Terlihat tambah ganteng saat Anwar tertawa lepas
"Iya putri Manja..." Anwar menenangkanku
Aku sangat senang, bahagia, Aku pun langsung jalan di depan Anwar sambil menarik tangan Anwar
"Mau kemana?" tanya Anwar
"Sungai... Sekarang" jawabku dengan santai
"Maria sayang... Ini sudah sore, besok pagi ya" Anwar menarik tanganku
"Emmm... Sore ya ini?" Aku bertanya sambil melihat jam tanganku
"Besok ya, gak akan keburu kalau sekarang" Anwar mengusap rambutku
Aku pun terdiam dan menganggukan kepala, tapi Anwar selalu bisa membuatku kembali tersenyum lagi seperti saat ini, Anwar janji malam ini ajak Aku jalan-jalan jadi Aku kembali tersenyum dan senang mendengar ajakan Anwar.
Malam ini Aku bersama Anwar dan Hilda bersama Soni, Kami menikmati malam keliling jalanan dengan motor. Anwar yang selalu melarangku memakai pakaian seksi memberikan jaket tebal untuk Aku pakai. Kami menikmati udara malam bersama, duduk di pinggiran jalan dan makan di tepi jalan, semua itu membuat Aku sadar bahwa dengan kesederhanaan pun Aku sangat bahagia. Anwar selalu menjagaku setiap saat, apapun yang Aku lakukan selalu ditemani Anwar. Malam ini menjadi malam pertamaku jalan bersama Anwar menikmati udara malam dan keindahan jalanan dimalam hari.
Pagi hari Aku sudah bangun dan siap menunggu Anwar datang untuk pergi ke sungai, sungai yang terbawa sampai ke mimpiku. Setelah malam kami jalan-jalan menikmati indahnya malam disini, pagi harinya Aku tetap semangat mendatangi sugai yang selalu ku mimpikan itu. Anwar dan Temannya sudah datang, Hilda dan soni sudah siap bersamaku, kami berangkat ke sungai membawa tikar agar bisa duduk dengan nyaman disana nanti. Sepanjang jalan Aku terlalu bersemangat datang ke sungai, suara air seperti sudah ada ditelingaku, indahnya pemandangan sungai seperti sudah ada di kedua mataku.
Aku terdiam terpana melihat pemandangan di sungai, tanganku menyentuh air sungai yang bersih, hati ini seakan tenang dan damai. Kututup kedua mataku menikmati suara aliran air dan kicauan suara burung dengan telingaku, ah... Tenang sekali hati ini. Saat kubuka mataku Anwar sudah duduk di depanku, melihatku, tersenyum padaku.
"Sempurna sudah keindahan ini" ucapku dalam hati
Aku tersenyum pada Anwar dan Anwar bercerita banyak hal tentang sungai ini, Aku menjadi pendengar yang baik saat ini. Hilda bersama yang lain sedang sibuk menyiapkan bekal makanan untuk Kami semua makan siang ini. Buat mereka... Sungai ini biasa saja tapi untuk Aku sungai ini luar biasa.
Kami duduk beralaskan tikar dekat batu besar, menikmati makanan yang Kami bawa dari rumah. Teman Anwar bermain gitar sambil bernyanyi bersama Soni dan Anwar, Aku dan Hilda masih menikmati makanan
"Kesederhanaan ini menjadi kebahagiaanku"
Kalimat itu yang terus terucap dalam hatiku, Aku ingin terus seperti ini, sebahagia ini, Aku tidak mau lagi berjauhan dengan Anwar.
Tapi Aku merasa sedih... untuk beberapa lama Aku tidak bisa bertemu dulu dengan Anwar karena Aku, Anwar, Hilda sama-sama harus belajar untuk menjalani ujian kelulusan Sekolah.