Pagi hari yang cerah, Aku terbangun dengan perasaan bahagia, menatap diriku di cermin dan Aku tersenyum sendiri mengingat kejadian semalam yang membuat Aku bahagia. Anwar dangat baik sekali, Aku tersenyum... Hilda memanggilku
"Maria... Maria, Anwar datang nih" Hilda memanggilku
"Iya... Sebentar ya" Aku cepat-cepat keluar kamar
Aku langsung menemui Anwar, menyapa Anwar yang sudah menungguku. Disaat Anwar menunggu bersama Hilda, Aku pamit mandi dan siap-siap untuk ikut Anwar.
"Hari ini kemana?" tanyaku pada Anwar
"Rahasia..." jawab Anwar dengan tersenyum
"emmm" Aku kesal mendengar jawaban Anwar
"Anak manja sudah siap?" tanya Anwar menggodaku
"sudah" Aku pun memanggil Hilda
Dan kami berangkat, berjalan di jalan kecil yang penuh tanaman, seperti hutan kecil yang tenang. Aku masih bertanya-tanya mau kemana ini?... Tapi Aku sangat menikmati perjalanan ini.
Anwar berjalan disebelahku dan tangan Anwar menyentuh tanganku, lalu Anwar pegang tanganku sambil berjalan menyusuri hutan kecil. Terdengar suara air dari kejauhan membuat hatiku merasa dekat dengan air, Aku kembali bertanya pada Anwar
"Anwar... Kemana Kamu akan membawaku?" tanyaku dengan lembut
"Suatu tempat yang pasti Maria suka" jawab Anwar dengan tenang
Langkahku terhenti, terpana Aku melihat pemandangan di depan mataku, suara air berirama,burung berterbangan di atas
"Sungai yang sangat indah" ucapku...
Aku tidak bisa berkata-kata selain terdiam karena terpesona oleh pemandangan sungai ini. Anwar memandangku dan menyuruhku duduk di rumput-rumput, membiarkan Aku menikmati semuanya. Aku pun tersenyum dan tanpa kendali Aku berteriak dengan keras
"Anwaaaaaaaaaar"...
"Terimakasih Anwaaaaaaaaar"...
Anwar menatapku dan menjawab dengan lembut ditelingaku
"Sama-sama Maria"
Aku terus berteriak mengeluarkan semua yang ada dalam hatiku, Aku merasa hati ini tenang sekali. Hilda menyadarkan Aku dan kami tertawa bersama, tapi Aku tidak melihat Anwar, kemana Anwar?...
Anwar pun datang dengan membawa minum dan makanan untuk Kami, Anwar kembali duduk bersamaku.
Saat ini semuanya sudah kembali, ya.. Perasaan cintaku pada Anwar kembali semua tanpa ada yang tertinggal lagi. Aku bahagia, sangat bahagia. Usil dan jahilku pada Anwar ikut kembali saat ini, manjaku sudah kembali lagi. Anwar terlihat bahagia melihat perubahanku saat ini.
Hari ini Aku merasa terlahir kembali, suara air sungai dan pemandangan ini membuat hatiku tenang dan damai. Seharian Kami duduk menikmati pemandangan sungai, tertawa bersama dan bercerita segala hal. Tidak terasa hari sudah sore, Anwar mengajak Aku untuk pulang karena Nenek pasti sudah menunggu untuk pulang ke Kota.
Dengan berat hati, Aku berdiri dan berjalan meninggalkan sungai. Walau terkadang terhenti langkah ini hanya untuk melihat ke belakang lagi, ah... Aku masih ingin disini. Anwar lari dan kembali ke sungai, terdengar suara teriakan, ya... Itu suara Anwar yang sedang berteriak memanggil namaku
"Mariaaaaa... Mariaaaaaa"
Aku tertawa mendengar suara Anwar memanggil namaku, hari ini Aku, Anwar, Hilda bahagia dan kembali berjalan pulang dengan kondisi hati sudah merasa lega karena bisa berteriak dengan keras.
Sepanjang jalan kami bercanda, Aku pun merasa lelah, kaki sudah merasa malas untuk melangkah. Anwar tertawa melihatku yang sudah kelelahan dan Aku menghentikan langkahku sambil memohon pada Anwar
"Gendong..." Aku memohon pada Anwar
"Kakinya udah lelah ini" Aku kembali memohon dengan wajah lelah
"sini..." Anwar langsung jongkok
"Aku cape Anwar, jalan terus dari tadi" Aku yang mengeluh pada Anwar
"Iya... Iya..." sambil tersenyum Anwar menggendongku.
Sepanjang jalan Anwar bercerita banyak hal sambil menggendongku, Anwar tidak merasa kelelahan sama sekali, begitu baik dan tidak mengeluh, begitu besar rasa sayang Anwar padaku. Aku adalah wanita paling beruntung di usiaku saat ini karena dipertemukan dengan Anwar.
Aku pun minta Anwar untuk berhenti menggendongku, Aku terlalu manja pada Anwar yang selalu baik terhadapku.
"Sudah Anwar, Aku mau turun" pintaku pada Anwar
"Kenapa turun... Maria kan lelah" jawab Anwar yang terus berjalan
"Aku malu diliatin Orang lain..." Ku bisikan ditelinga Anwar
"Ha... Ha... Ha..." Anwar tertawa sambil menurunkan Aku
Aku malu karena Orang-orang melihat dan tersenyum padaku, seperti anak kecil yang sedang digendong kakaknya karena kelelahan. Aku berjalan sambil menunduk karena malu tapi Anwar menarik tanganku untuk lari bersama-sama.
Sore ini Aku merasa lelah untuk pulang ke Kota, Aku masih belum ingin pulang saat ini karena Aku baru merasakan lagi semua perasaanku kembali pada Anwar. Aku pun memohon pada Nenek agar tidak pukang hari ini. Karena Nenek sudah siap-siap Akhirnya Nenek pulang ditemani Tanteku, Aku dibolehkan pukang besok pagi diantar Anwar dengan motornya.
Bahagiaku saat ini masih bisa bersama Anwar, entah kenapa saat ini Aku merasa seperti Aku sedang jatuh cinta kembali pada Anwar. Indahnya hari ini membuat Aku merasa menjadi wanita paling bahagia, Aku hanya tersenyun sendiri memikirkan semua hal yang terjadi di hari ini.
Malam pun tiba... Anwar bersama temannya datang membawakan Aku sebungkus rokok, Aku dan Hilda merasa bingung kenapa Anwar bawa rokok untukku? Tapi ya sudahlah pikirku... Anwar kan memang selalu mengerti Aku, dengan tersenyum Aku ambil rokok dari Anwar.
"Tunggu Maria" Anwar menghentikan tanganku
"Hemmm" mulutku cemberut karena kesal
"Ada syaratnya... Kalau masih mau merokok, boleh... Tapi harus langsung nyalakan 3 batang rokok, bisa kan?" Anwar memberikan 3 batang rokok padaku
"Maksudnya apa?" tanyaku dengan heran
"Maria... Anwar mohon, jangan merokok lagi ya" Anwar mengelus rambutku
"Belajar ya berhenti" pinta Anwar padaku
"Iya" jawabku dan Aku terdiam saat itu, ternyata Anwar memintaku berhenti merokok malam ini. Anwar menjelaskan semua padaku bahwa maksudnya karena Dia sayang padaku.
Malam ini Aku menangis karena Anwar berbicara dengan lembut, menjelaskan dan memohon agar Aku berhenti merokok. Aku pun menangis bukan karena Aku tersinggung tapi Aku terharu, Aku senang ada orang yang mau mengingatkan Aku apalagi Orang itu adalah Anwar.
Anwar mengelus rambutku, mengusap air mata yang terus mengalir, meminta maaf karena membuatku menangis. Untuku Anwar saat ini adalah penyelamat hidupku, manusia berhati malaikat yang datang untuk memberikan kasih sayang padaku. Anwar tersenyum dihadapanku, tangannya memegang jemariku dengan lembut dan hangat.
"Sudah Maria... jangan menangis lagi, Aku ingin Kamu selalu tersenyum"
Kalimat yang keluar dari mulut Anwar membuatku tersenyum kembali, ada ya... Lelaki seperti Anwar pikirku dalam hati, yang tidak pernah ada rasa kesal, benci dan marah. Anwar memang hebat, lelaki idaman para wanita, sepertinya banyak di Sekolahan yang mengharapkan Anwar menjadi pacarnya..., hatiku malah bertanya-tanya sendiri sambil menatap Anwar yang sedang tertawa bersama Temannya dan Hilda.
Aku terus saja bertanya dalam hatiku tentang Anwar, Aku mulai merasa takut kalau Anwar tertarik pada wanita lain dan meninggalkanku
"Apakah Kami akan selalu bersama?"
"Apakah Anwar akan selalu setia padaku?"