Langit secara perlahan berubah menjadi cerah, sementara Kiara sibuk menyusun rencana di laptopnya. Dia telah membagi barang-barang yang perlu dia beli ke dalam beberapa kategori. Bahan pangan, pakaian, peralatan rumah tangga, alat transportasi, obat-obatan, peralatan medis, benih tanaman, serta beberapa hal lain.
Dia menamani ruang ajaib itu, 'Shangri-La'[1]. Kiara berencana menggunakan salah satu bangunan sebagai klinik. Kemudian dia akan memanfaatkan salah satu kamar di lantai atas sebagai ruang gym. Gadis itu juga ingin membeli kulkas serta kemari freezer tambahan untuk menyimpan bahan makanan.
Shangri-La memiliki kemampuan untuk menjaga semua barang yang masuk ke dalamnya tetap segar, tapi Kiara tidak bisa melupakan kebiasaannya. Jadi dia memutuskan untuk membeli kulkas multi pintu tambahan serta beberapa lemari freezer.
Dia juga memutuskan untuk membeli oven serta mixer komersial yang dapat digunakan untuk membuat banyak kue. Hey, makanan adalah salah satu kebutuhan utama untuk bertahan hidup, bukan?
Kiara juga membuat rencana secara detail, serta menyertakan timeline untuk membeli barang-barang kebutuhan yang dia perlukan. Dia memutuskan untuk mengambil cuti tanpa dibayar selama satu tahun. Selama bekerja di perusahaan, bisa dibilang dia tidak pernah mengambil cuti.
Kebetulan sekali, dia baru saja menyelesaikan proyek yang dia pimpin, jadi bagian HRD tidak banyak berkomentar saat gadis itu mengajukan permohonan cuti. Kiara menghabiskan waktu dua hari berikutnya untuk serah terima dokumen dengan penggantinya.
Pada hari Rabu, dia menawarkan diri untuk mengantar Audrey ke bandara. Pesawat Audrey dijadwalkan berangkat pada pukul tujuh pagi, jadi Kiara menjemput sahabatnya pada pukul empat pagi. Dia tidak ingin Audrey terlambat karena lama mengantri. Kedua sahabat itu saling berpelukan sebelum Audrey akhirnya memasuki pintu bagian keberangkatan.
Setelah mengantar sahabatnya, Kiara pulang ke rumah untuk sarapan. Dia telah menghitung semua uang yang dia miliki. Selain uang warisan kakeknya, dia memiliki uang sebesar 400 juta dolar. Uang itu merupakan hasil kerjanya sejak SMA, hasil investasi, hadiah dari kakek dan nenek, serta kerabat mereka saat ulang tahun dan tahun baru. Kiara merasa lega karena dia memiliki cukup uang untuk melaksanakan rencananya.
Langkah pertama yang dilakukan oleh gadis itu adalah menyewa sebuah gudang besar untuk menerima barang-barang yang dia beli. Karena dia tidak tahu kapan 'bencana' akan terjadi, dia memutuskan untuk segera mempersiapkan diri.
Hari ini Kiara fokus untuk membeli bahan makanan yang dia perlukan. Gadis itu mengunjungi beberapa cabang supermarket Coles dan Woolworths, serta supplier hotel untuk memesan barang-barang yang dia perlukan. Dia juga mengunjungi Costco yang dikenal menjual barang-barang dalam jumlah besar.
Kiara menggunakan alasan ingin membuka usaha jual beli online agar tidak menimbulkan kecurigaan. Setiap kali menerima pesanan, dia segera memindahkan barang-barang itu ke dalam Shangri-La. Kemudian dia pergi ke pasar tradisional untuk membeli berbagai macam daging dalam jumlah besar. Gadis itu hanya membeli sedikit seafood karena dia berencana mengunjungi pasar Tsukiji di Tokyo dan pasar ikan Jalgachi di Busan, Korea Selatan. Setelah selesai berbelanja, dia pergi ke salah satu agen properti terkenal di Melbourne untuk menjual rumahnya.
Keesokan harinya, Kiara membeli baju, peralatan rumah, serta obat-obatan. Dia juga tidak lupa menghubungi distributor peralatan medis. Kiara pergi ke IKEA untuk makan siang sekaligus berbelanja. Gadis itu merasa lelah setelah menghabiskan waktu seharian berkeliling kota. Untungnya, hari ini semuanya berjalan dengan lancar.
Pada saat makan malam, Kiara menerima telepon dari agen properti yang mengatakan telah menemukan pembeli potensial. Pembeli itu ingin mengunjungi rumah Kiara sebelum mengambil keputusan. Akhirnya, mereka membuat janji temu pada pukul sembilan pagi keesokan harinya.
Kiara bangun pada pukul lima pagi dan melaksanakan rutinitasnya seperti biasa. Setelah menyiram tanaman, dia memindahkan semua anggrek langka koleksi neneknya ke dalam Shangri-La. Kemudian gadis itu membuat oatmeal pisang untuk sarapan.
Agen properti dan calon pembeli tiba pada pukul 08.45. Kiara menemani mereka berkeliling properti. Nama calon pembeli itu adalah Tuan dan Nyonya Lee dari Seoul, Korea Selatan. Mereka berencana untuk pindah secara permanen ke Australia. Nyonya Lee sangat menyukai kebun sayur di halaman belakang rumah. Dia berkali-kali memuji Kiara saat melihat sayur-sayuran dan buah yang siap dipanen.
Setelah bernegosiasi, Kiara menjual rumah itu dengan harga delapan juta dolar. Lokasi rumah Kiara sangat strategis dan arsitek yang membangun rumah itu sangat terkenal di Australia. Nyonya Lee mengatakan mereka ingin mendekorasi ulang rumah itu, jadi Kiara diminta untuk mengosongkan rumah dalam jangka waktu satu bulan. Gadis itu mengatakan dia hanya perlu waktu seminggu untuk mengosongkan rumah. Kedua belah pihak mengakhiri pertemuan mereka dengan hati puas.
Kiara mengantar para tamu ke pintu depan, lalu dia masuk ke dalam Shangri-La untuk memeriksa apakah masih ada barang yang terlupa. Gadis itu menepuk dahinya sambil berkata, 'Aku lupa membeli benih tanaman serta minuman beralkohol! Tunggu dulu, bagaimana jika aku tidak bisa memasak di tempat baru? Mungkin, sebaiknya aku membeli makanan siap saji.'
Dia mulai membuat daftar baru. Zaman dahulu, minuman beralkohol yang baik dapat digunakan sebagai alat pembayaran atau sebagai hadiah. Jadi Kiara memutuskan untuk mengumpulkan berbagai jenis seperti anggur, vodka, rum, sampanye, dan masih banyak lagi.
Keesokan harinya, Kiara memesan makanan dari berbagai restoran yang ada di kota Melbourne. Dia tidak lupa memesan kebab favoritnya dari sebuah toko di Chapel st. Gadis itu memandang rak besi yang mulai terisi bahan makanan dengan tatapan puas.
'Ya ampun! Aku lupa membeli air mineral!' teriaknya dalam hati. Kiara segera memesan air mineral secara online dan membeli beberapa alat penjernih air minum untuk berjaga-jaga.
Malam berganti pagi, hari ini Kiara menunggu kiriman berbagai benih tanaman yang telah dia pesan. Gadis itu memutuskan membeli biji agar tidak memakan banyak tempat. Dia menghabiskan sepanjang pagi menyemai berbagai biji sayuran dan buah di Shangri-La. Tiba-tiba, dia mendengar suara memanggil dirinya, "Tuan, kami sudah bangun." kata suara anak kecil.
Tubuh Kiara tersentak karena terkejut. Dia segera menuju ke rumah untuk memeriksa keadaan kedua anjingnya. Begitu membuka pintu, dia melihat dua ekor anjing sedang menunggunya. Kedua anjing itu segera mengitari tubuh Kiara, lalu menjilat tangan Kiara untuk memperkenalkan diri.
"Tuan, kami adalah penjaga ruang ajaib ini. Kami siap membantu Tuan." kata anjing Akita.
"Siapa nama kalian?" tanya Kiara sambil tersenyum lebar. Kedua anjing ini sangat menggemaskan.
"Kami tidak memiliki nama. Apakah Tuan ingin memberi kami nama?" balas anjing German shepherd.
"Baiklah, aku akan menamai kalian milktea dan mochi." kata Kiara. Milktea adalah anjing akita dan mochi adalah nama anjing German shepherd.
"Ruang Ajaib ini bernama Shangri-La. Oh, aku hampir lupa! Apakah kalian merasa lapar? Kalian ingin makan apa?" lanjutnya.
"Kami akan makan makanan yang Tuan makan." jawab Milktea.
"Jangan panggil tuan. Aku merasa sangat aneh. Kalian bisa memanggilku 'Kiara'." kata Kiara sambil mengelus kepala Milktea dan Mochi.
Kemudian dia menuju ke dapur dan mulai menyiapkan steak yang telah dipotong dadu untuk kedua anjingnya. Milktea dan Mochi makan dengan penuh semangat. Kiara menyiapkan snack dan air untuk Milktea dan Mochi, lalu dia keluar dari Shangri-La.
Besok pagi dia memiliki janji temu dengan agen properti untuk menerima pembayaran dan melakukan serah terima rumah. Kiara menyimpan semua perabotan rumah di Shangri-La. Dia juga membawa abu kakek, nenek dan ibunya, lalu mengubur guci berisi abu di salah satu sudut Shangri-La. Kiara memandang rumah yang kosong dengan tatapan sedih. Gadis itu memutuskan untuk tidur di Shangri-La bersama kedua anjingnya.
[1] Shangri-La berasal dari Bahasa Tibet yang berarti tanah suci dan damai.