Pagi itu matahari bersinar cerah. Kiara baru saja selesai sarapan dan dia membawa Mochi dan Milktea ke Shangri-la, lalu mengemasi barang-barangnya. Proses check-out tidak memakan waktu lama karena waktu masih menunjukkan pukul 7 pagi. Setelah meninggalkan kompleks resort, Kiara mengeluarkan kedua anjingnya.
Perjalanan ke kebun kopi memakan waktu hampi 3 jam. Namun Kiara tidak merasa bosan karena pemandangan yang indah selama perjalanan ke sana. Waktu check-in hotel adalah pukul 14.00, untungnya kamar Kiara sudah siap sehingga dia bisa check-in lebih awal.
Perkebunan ini didirikan oleh pasangan dari Belanda yang jatuh cinta pada alam di sekitar resort. Mereka menjalankan perkebunan yang sustainable dan berusaha mempertahankan keindahan natural serta budaya yang ada. Seluruh staf yang bekerja di perkebunan ini asli dari Bali. Pemilik resort memang sengaja memberdayakan masyrakat yang ada di sekitar perkebunan.
Perkebunan Munduk terdiri dari 9 villa yang cukup luas dan 3 kamar suites yang didesain oleh arsitek Popo Danes. Perpaduan antara desain tradisional Bali dan sentuhan kontemporer membuat para wisatawan tertarik untuk menginap di sini. Resort ini terletak di dataran tinggi Bali, jadi para pengunjung disuguhi pemandangan hutan yang asri.
Kiara sangat menyukai resort ini. Begitu memasuki area lobby, salah seorang staf menyambutnya dengan hangat. Sambil menunggu giliran check-in, Kiara disuguhi secangkir kopi panas yang dicampur dengan jahe dan kayumanis. Ada sedikit masalah dengan reservasi Kiara. Dia memesan vila 1 kamar dengan private pool, tetapi kamar yang dia inginkan sudah ditempati oleh tamu lain. Sebagai permintaan maaf, pihak resort menempatkan gadis itu di vila 2 kamar dengan harga yang sama. Setelah proses check-in selesai, staf lain mengantar Kiara ke kamar menggunakan mobil buggy.
Pemandangan hijau selama perjalanan membuat Kiara semakin menyukai tempat ini. Udara di perkebunan sungguh berbeda dengan daerah Jimbaran tempat Kiara menginap sebelumnya. Siang itu suhu udara mencapai suhu 20C dan akan semakin dingin saat malam hari. Untungnya, Kiara membawa sweater hangat.
Staf itu bercerita mengenai fasilitas yang dimiliki oleh resort dan berbagai kegiatan menarik yang tersedia di sana. Mata gadis itu bersinar cerah ketika tiba di depan pintu vila. Kiara buru-buru mengucapkan terima kasih dan memberi tip pada staf yang mengantar dirinya.
Begitu memasuki kamar vila, Kiara melihat area ruang tamu dan ruang makan. Di luar terdapat kolam renang dengan pemandangan lembah hutan dan ada kolam jacuzzi di sebelahnya. Di sebelah kiri kolam terdapat bale yang tampak nyaman. Di sebelah kanan kolam renang terdapat 2 sun bed dan payung besar.
Kembali ke ruang tamu. Sofa di ruang tamu sangat besar sehingga bisa digunakan untuk tidur. Fitur yang membuat Kiara jatuh hati adalah perapian yang terletak di antara ruang tamu dan ruang makan. Dia membayangkan duduk-duduk di sebelah perapian sambil minum hot chocolate dan membaca buku atau menonton film Bersama kedua anjingnya. Di salah satu sudut ruang tamu ada sebuah lemari kayu yang dipenuhi dengan koleksi buku dan DVD film.
Di sana juga terdapat meja kayu yang terlihat elegan. Di atasnya ada fruit platter dan beberapa toples berisi cookies. 'Pelayanan di resort ini cukup bagus. Sesuai dengan harganya yang tidak murah,' pikir Kiara dalam hati.
Gadis itu melanjutkan inspeksinya. Kali ini dia memeriksa salah satu kamar tidur. Di dalam kamar terdapat tempat tidur berukuran king, satu sofa di ujung tempat tidur dan meja dengan TV di atasnya. Di bagian depan kamar terdapat pintu kaca menuju ke kolam renang outdoor.
Kiara sudah bisa membayangkan tidur sambil melihat bintang di langit. Kamar itu tidak memiliki AC karena udara di malam hari sangat dingin. Tetapi ada pemanas ruangan di salah satu sudut kamar. Gadis itu memeriksa kamar mandi yang ada di dalam kamar tidur.
Kamar mandi di sana tidak terlalu besar. Ada bathtub dari batu, rain shower, wastafel dan toilet modern. Di salah satu sudut terdapat sebuah lemari berisi safe deposit box dan handuk serta linen. Kemudian di dekat shower terdapat rak berisi handuk.
Setelah puas memeriksa vila, Kiara memeriksa Milktea dan Mochi di Shangri-la. Melihat kedua anjingnya sedang tidur, dia tidak mengganggu mereka. Kiara memutuskan untuk keluar dan menjelajahi resort. Resepsionis mengatakan sesi minum teh untuk para tamu dilaksanakan pada pukul 3 hingga 6 sore.
Sekarang masih pukul 11.00 siang. Kiara memutuskan untuk mengikuti sesi berkuda di sekitar perkebunan. Seorang staf mengantar gadis itu ke kandang kuda. Dia memilih kuda bernama Chestnut. Seorang pemandu menemani Kiara sepanjang sesi. Setelah membiasakan diri dengan Chestnut, mereka memulai perjalanan berkeliling perkebunan. Sesi berkuda ini memakan waktu 1 jam.
Kiara sangat menikmati kegiatan berkuda. Setelah selesai, dia memutuskan untuk makan siang di restoran sebelum kembali ke kamar karena kedua anjingnya sudah merengek minta makan. Dia mencuci pakaian menggunakan mesin cuci sembari menunggu si kembar makan. 'Ternyata punya anjing itu seperti punya anak,' gumamnya.
Tiba-tiba sebuah ide melintas di benak gadis itu, "Milktea, Mochi, apakah kita bisa memelihara binatang di Shangri-la?"
"Bisa. Kamu juga bisa membawa orang masuk ke sini, tapi Shangri-la hanya menerima orang yang kamu izinkan untuk masuk." Mochi menjawab pertanyaan tuannya.
"Kami juga bisa membantumu memilih hewan yang baik," Milktea ikut menambahkan.
"Bagus sekali! Aku berencana memelihara beberapa hewan seperti ayam, bebek, angsa, sapi, kambing, dan kuda." Kiara segera menyusun rencana. Pertama, dia memesan kamar di Hotel Hilton yang terletak di dekat bandara, lalu dia menghubungi pihak maskapai untuk mengubah tanggal tiket pesawat. Setelah selesai, Kiara menonton video bagaimana cara merawat hewan ternak di Youtube. Kemudian dia mengumpulkan peralatan dari gudang untuk membuat kandang sederhana.
Kiara menentukan lahan untuk memelihara ternak, lalu membuat pagar sederhana dari kayu. Cuaca di Shangri-la tidak pernah berubah. Jadi untuk sementara waktu, Kiara hanya membatasi 10 area menggunakan kayu dan papan kayu. Dia berencana memelihara beberapa hewan ternak seperti sapi perah, sapi potong, kambing, ayam potong, ayam petelur, bebek, angsa, babi, dan kelinci.
Gadis itu akan memelihara hewan ternaknya menggunakan metode free range. Jadi, para hewan ternak akan hidup bebas di lahan yang telah disediakan. Kiara tinggal di Shangri-la selama 3 hari untuk menyelesaikan kandang-kandang itu. Sebelum keluar, Kiara menaburkan benih rumput alfafa di kandang untuk makanan ternak. Dia juga meletakkan tempat minum ternak di beberapa lokasi yang strategis.
Ketika memeriksa waktu setelah keluar dari Shangri-la, Kiara menyadari dia baru pergi selama 2 jam. Dia segera membuka laptop dan mencari informasi mengenai gudang di sekitar area Mengwi. Kiara berniat membeli beberapa hewan di pasar hewan Mengwi. Dia menemukan penjual sapi yang menawarkan sapi jenis limosin, ongole dan sapi Bali.
Keesokan harinya, Kiara check-out lebih awal lalu pergi ke Mengwi. Kali ini Milktea dan Mochi tinggal di Shangri-la. Perjalanan ke pasar hewan memerlukan waktu 1 jam. Namun, Kiara berhasil menempuh perjalanan dalam waktu 45 menit karena jalanan masih sangat sepi.
Begitu tiba di pasar, dia berkeliling untuk melihat keadaan pasar dan memeriksa hewan apa saja yang tersedia di sana. Ternyata pasar hewan itu cukup lengkap. Kiara menemukan sebagian besar hewan yang dia cari. Dia bahkan menemukan kerbau dan hewan unik seperti burung merak dan burung elang.
Di pasar itu terdapat banyak perantara yang bertugas menghubungkan penjual dan pembeli. Kiara mendekati seorang pria paruh baya setelah mendapat saran dari Milktea. Dia segera bernegosiasi dengan bapak itu. Wajah bli Wayan terlihat sangat gembira ketika mendengar permintaan Kiara.
Hari ini Kiara berniat membeli ayam, bebek dan angsa dewasa masing-masing 50 ekor, 10 ekor sapi ongole, 10 ekor sapi limosin, 10 ekor kerbau, 20 ekor anak babi, dan 20 ekor anak kambing. Setelah merenung selama beberapa saat, Kiara memutuskan untuk membeli 2 ekor burung merak, 2 ekor burung elang dan 20 ekor kelinci. Dia meminta bli Wayan memeriksa keadaan hewan ternak dengan saksama sebelum mengirim mereka ke gudang yang telah dia siapkan.
Proses pemeriksaan dan pembayaran membutuhkan waktu hampir 3 jam. Rombongan itu pergi ke gudang yang telah Kiara pesan. Sebenarnya Wayan merasa aneh ketika melihat gudang yang kurang cocok untuk dijadikan tempat tinggal ternak, tetapi dia menahan diri untuk tidak bertanya. Setelah memastikan tidak ada yang salah, Kiara memberi tip kepada sopir truk dan Wayan. Kedua pria itu berkali-kali mengucapkan terima kasih sebelum meninggalkan gudang.