Chereads / Back to the Qing Dynasty / Chapter 6 - Bab 6 Perhentian Pertama: Bali

Chapter 6 - Bab 6 Perhentian Pertama: Bali

Kiara memiliki waktu satu bulan untuk membeli barang-barang yang dia perlukan, lalu bertemu dengan Audrey di Busan. Setiap malam sebelum tidur, dia akan tinggal di Sangri-la selama beberapa saat untuk berkebun.

Gadis itu membagi lahannya menjadi dua area. Area pertama adalah kebun sayuran yang akan dia gunakan untuk memasak setiap hari. Sedangkan area kedua adalah kebun sayur dan buah yang hasilnya akan dia jual.

Kebun di area pertama menggunakan system no dig. Kiara membuat raised bed tanaman, lalu melapisi raised bed itu dengan kardus bekas. Setelah itu dia membasahi kertas dengan air, lalu mengisi raised bed yang ada dengan potongan kayu, daun kering, kompos dan tanah.

Kemudian dia menanam sayuran dan buah-buahan yang telah dia semai. Meski di Shangri-la tidak ada hama, Kiara tetap menggunakan sistem permakultur saat membangun kebunnya.

Secara singkat, kebun permakultur dapat diartikan sebagai sebuah kebun yang meniru ekosistem alami sehingga menciptakan keberagaman dan daya tahan terhadap hama serta memberikan stabilitas.

Contoh pertanian yang menggunakan system permakultur yang ada di Indonesia adalah Bumi langit yang ada di Jogja. Di satu area, Kiara menanam tanaman yang memerlukan bantuan penyangga seperti, timun, cabai, tomat, melon, pare, labu, gambas, kacang panjang, buncis, brussel sprout, dan beberapa tanaman lain.

Di antara tanaman-tanaman itu, Kiara menanam lobak dan wortel sehingga tidak ada lahan yang kosong. Benih lobak tumbuh lebih cepat dari benih wortel. Jadi, ketika wortel siap dipanen, tanaman lobak sudah dipanen oleh Kiara.

Gadis itu menanam sayur-sayuran daun di raised bed kedua. Ada berbagai macam selada, bok choy, sawi putih, bayam, sawi hijau, berbagai macam kale, swiss chard dan kangkung. Kiara juga memanfaatkan sebuah lahan kecil untuk menanam tanaman herbal yang akan dia gunakan sebagai bumbu. Ada rosemary, thyme, basil, sage, daun salam, seledri, serai, daun bawang, fennel. serta beberapa tanaman herbal lainnya.

Di raised bed berikutnya, Kiara menanam bawang bombay, bawang merah, dan bawang putih. Dia juga menanam jagung dan pumpkin di raised bed sebelah. Di raised bed terakhir, dia menanam berbagai tanaman umbi seperti kentang, singkong, ubi manis, dan beberapa macam talas.

Kiara juga membuat trelis untuk labu manisa, loofah dan labu botol. Gadis itu mendirikan sebuah trellis anggur di sebelah rumah. Kiara meletakkan satu set meja teh dan sofa di dekat trelis anggur. Dia berencana untuk membaca buku sambil bersantai di sana.

Selain tanaman sayuran dan buah-buahan, Kiara juga menanam berbagai jenis bunga. Ada mawar, marigold, lavender, chamomile, nasturtium, anggrek dan masih banyak lagi. Gadis itu memandang hasil karyanya dengan tatapan puas. Berkebun adalah kerja keras, tetapi hasil yang Kiara dapatkan sebanding dengan rasa capek yang dia rasakan.

Setelah menyelesaikan kebun pribadinya, Kiara mulai mengerjakan kebun yang akan menjadi sumber penghasilan di masa depan. Dia menanam berbagai sayuran, buah, grains seperti sorghum, millet dan bunga yang dia tanam dalam skala besar. Ditambah dengan tanaman obat yang harganya cukup mahal seperti ginseng. Kiara juga menanam vanili, bambu, pohon jati, mahogani, pohon jati belanda, pohon meranti, dan pohon maple. Ketika akan keluar dari Shangri-la, tiba-tiba Mochi membawa amplop yang bertuliskan strawberry. Kiara menepuk dahinya. Dia lupa menanam strawberry! Gadis itu segera membuat raised bed baru dan menanam strawberry, blueberry dan raspberry.

Kiara memerlukan waktu seharian untuk menata kebun di Shangri-la. Gadis itu memastikan tidak ada yang terlupa, lalu berpamitan pada paman, bibi, serta kakak sepupunya sebelum memulai perjalanan. Dia mengundang mereka makan malam bersama.

Paman Kiara sangat terkejut saat mendengar Kiara ingin traveling berkeliling dunia. Tetapi dia mengira Kiara masih sedih atas kepergian kakek dan neneknya, sehingga perlu sedikit waktu untuk menyendiri. Dia menyetujui rencana Kiara, bahkan memberi uang saku yang jumlahnya cukup fantastis.

Tante Kiara berpesan agar gadis itu memberi kabar secara rutin dan tidak boleh ragu-ragu menelepon jika mengalami masalah. Kedua kakak sepupu Kiara juga mewanti-wanti agar adik kesayangan mereka agar selalu berhati-hati saat traveling sendirian.

Hati Kiara terasa hangat saat merasakan perhatian yang diberikan oleh keluarganya. Sebelum berpisah, Kiara menyerahkan sebuah amplop pada pamannya. Amplop itu berisi surat yang menyatakan Kiara memberikan saham yang dia miliki kepada paman dan dua orang kakak sepupunya. Kiara juga memberikan satu set perhiasan untuk tantenya. Anggap saja itu adalah hadiah perpisahan untuk mereka.

Setelah menyelesaikan masalah administrasi (visa, reservasi hotel, etc) dan memastikan tidak ada barang yang lupa dia beli, Kiara memulai perjalanannya ke beberapa negara. Kota pertama yang akan dia kunjungi adalah Bali. Gadis itu memesan kamar di Ayana resort Jimbaran, setelah mendengar banyak review positif mengenai hotel ini.

Kiara juga tidak sabar ingin menikmati sunset di Rock bar yang terkenal, meski dia tidak minum minuman beralkohol. Sayangnya, Kiara tidak bisa membawa Milktea dan Mochi keluar dari Shangri-la. Kedua anjing itu sempat protes dan baru tenang setelah Kiara berjanji akan mencari kesempatan untuk membawa mereka keluar. Sebelum meninggalkan Shangri-la, dia menyiapkan makanan Milktea dan Mochi agar mereka tidak kelaparan jika dia tidak sempat memberi makan.

Gadis itu meninggalkan rumah dengan satu koper, satu backpack dan satu tas jinjing. Kiara telah menyimpan mobilnya ke dalam Shangri-La, jadi dia harus naik taksi ke bandara Tullamarine. Waktu masih menunjukkan pukul 05.30 ketika taksi meluncur ke arah bandara. Kiara mengamati jalanan sambil mengucapkan selamat tinggal pada kota Melbourne yang telah menjadi tempat tinggalnya selama lebih dari dua dekade.

Setibanya di bandara Tullamarine, Kiara membayar sopir taksi lalu menuju ke gate keberangkatan. Pesawat dijadwalkan untuk berangkat pada pukul 10.00, jadi dia memiliki banyak waktu untuk menjelajahi airport dan sarapan. Gadis itu segera melakukan proses check-in, lalu melanjutkan ke pemeriksaan keamanan dan melanjutkan ke konter imigrasi.

Kiara memutuskan untuk sarapan di business lounge yang disediakan sebelum boarding ke pesawat. Setelah sarapan, dia melakukan window shopping untuk menghabiskan waktu. Di terminal keberangkatan internasional terdapat banyak toko barang-barang mewah seperti Furla, Tiffany, Salvatore Ferragamo, Michael Kors, Rolex, dan masih banyak lagi. Awalnya, Kiara tidak berniat membeli apa-apa karena dia sudah berbelanja di CBD. Namun, dia akhirnya membeli beberapa produk kecantikan di toko L'occitane dan Aesop.

Tanpa terasa, waktu boarding sudah tiba. Kiara segera menuju ke gate yang sudah ditentukan. Perjalanan dari Melbourne ke Denpasar membutuhkan waktu 6 jam, oleh karena itu dia memesan tiket kelas bisnis agar lebih nyaman. Seorang pramugari membawa Kiara menuju ke kursinya. Setelah membantu Kiara menaruh barang di kabin, pramugari itu bergegas membantu penumpang lain.

Kursi penumpang terasa cukup nyaman, seorang pramugari datang untuk menyajikan welcome drink berupa jus jeruk dan memberikan handuk basah pada Kiara. Penerbangan pagi itu tidak terlalu penuh, kursi kelas bisnis hanya terisi setengah. Fasilitas yang diberikan oleh pihak maskapai cukup lengkap. Kiara mendapat tas berisi produk L'occitane yang dapat dia gunakan. Gadis itu menghabiskan waktu dengan menonton film di laptop dan membaca buku.

Saat makan siang, pramugari menyajikan jus ambarella aka jus kendondong dan sepotong kue risoles sebagai makanan pembuka. Kemudian pramugari itu menyajikan beberapa jenis roti dan butter di meja Kiara. Untuk menu utama, gadis itu memilih sop buntut dan nasi kuning. Kiara memilih buah-buahan sebagai dessert. Gadis itu merasa cukup puas dengan pelayanan yang diberikan oleh maskapai ini. Yah, meski Kiara merasa menu yang disajikan agak kurang sinkron, rasanya cukup enak.

Setelah selesai makan siang, gadis itu melanjutkan membaca novel di tablet sambil mendengarkan musik. Kiara menggunakan pikirannya untuk memasuki Shangri-la. Milktea dan Mochi menyambut kedatangan tuan mereka dengan penuh semangat.

Mochi bahkan meminta Kiara untuk memberi snack tambahan. 'Dasar foodie!' omel Kiara dalam hati. Namun, dia memberi beberapa potong biskuit untuk mereka. Milktea menjilat tangan Kiara sebagai tanda terima kasih. Gadis itu segera keluar dari Shangri-la karena tidak ingin menimbulkan kecurigaan.

Kiara memeriksa waktu dan pesawat akan mendarat di Denpasar dalam waktu tiga puluh menit. Dia segera mematikan semua peralatan elektronik dan menyimpan laptopnya.