Chereads / Back to the Qing Dynasty / Chapter 1 - Bab 1 Musim Semi di Melbourne

Back to the Qing Dynasty

tealover
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 18.6k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Bab 1 Musim Semi di Melbourne

Kiara, jangan tinggalkan aku. Tetaplah di sampingku hingga akhir hayat nanti… (Long Muchen )

Melbourne, Australia

Pagi itu temperatur udara di luar lebih hangat dari biasanya karena kota Melbourne telah memasuki musim semi. Di sebuah suburb yang tenang, seorang gadis sedang tertidur dengan pulas. Tiba-tiba ketenangan di pagi hari diganggu suara dering ponsel yang membangunkan gadis itu.

"Kiara?! Kemarin kamu pergi ke mana saja? Aku sudah meneleponmu berkali-kali tetapi kamu tidak pernah menjawab!" suara Audrey Kim menusuk telinga Kiara. Audrey adalah salah satu sahabat Kiara.

Kedua orang tua Audrey pindah ke Melbourne dari Korea Selatan ketika mereka masih kecil. Ibu Audrey berasal dari Pulau Jeju sedangkan ayah Audrey berasal dari Seoul. Mereka bertemu ketika kuliah di universitas yang sama. Nama asli Audrey adalah Kim Young Mi, tetapi dia lebih suka dipanggil Audrey.

"Audreeyy, sekarang masih pukul enam pagi. Kenapa kamu menelepon pagi-pagi sekali?" jawab Kiara dengan kesal. Gadis itu mengucek matanya dan menguap.

"Kamu berjanji akan menemaniku mencoba restoran makanan Korea yang baru saja buka di Jalan Lonsdale. Apakah kamu lupa?" tanya Audrey dengan berapi-api.

"Aduh, Ibu suri, mana mungkin aku lupa. Tadi malam aku baru tidur pukul sebelas malam. Apakah kamu tidak ingat? Siapa yang memintaku untuk membuat kue nastar tadi malam?" jawab Kiara dengan nada mengantuk.

"Oh? Kamu membuatkan kue nastar untukku? I love you, Kiara!" teriak Audrey dengan gembira. Gadis itu sudah bisa membayangkan kue nastar buatan Kiara yang meleleh ketika dimakan.

"Baiklah, baiklah. Apakah kamu masih ingin pergi ke restoran Korea itu? Bagaimana kalau kita makan siang di sana?" saran Kiara.

"Oke, apakah kamu keberatan kalau kita pergi ke sana agak siang? Aku tidak ingin berdesakan dengan para pekerja kantor pada jam makan siang." tanya Audrey dengan nada manja.

"Aku akan berangkat dari rumah pukul satu siang." kata Kiara sambil menguap.

"Kamu tidak perlu naik kereta, aku akan menjemputmu," balas Audrey.

"Aku mengerti. Beri tahu aku ketika kamu berangkat dari rumah. Sampai ketemu nanti." kata Kiara sebelum mengakhiri telepon.

Karena sudah terlanjur bangun, Kiara memutuskan untuk berenang sebelum membuat sarapan. Kiara berasal dari Indonesia. Ibunya meninggal ketika Kiara masih berusia dua tahun. Ayah Kiara menikah lagi dengan mantan kekasihnya sewaktu SMA dan memiliki seorang putri dengan istri barunya. Kakek dan nenek dari pihak ibu Kiara memutuskan untuk merawat cucu mereka, jadi mereka membawa Kiara pindah ke Melbourne, Australia.

Kiara suka mengisi waktu senggangnya dengan belajar bahasa. Sejauh ini dia menguasai 12 bahasa utama dan beberapa bahasa minoritas, seperti: Indonesia, Inggris, mandarin, Jepang, Jerman, Belanda, Korea, Spanyol, Rusia, Prancis, Portugis, latin, dan Arab.

Gadis itu mengambil jurusan kedokteran dan farmasi. Setelah lulus, dia mengambil program master di salah satu universitas di Beijing, Tiongkok. Kiara juga mengikuti pertukaran pelajar selama satu tahun di Jepang untuk belajar bahasa.

Setelah menyelesaikan studinya, Kiara bekerja di salah satu perusahaan farmasi asal Jepang yang bergerak di bidang onkologi. Kakek dan nenek Kiara merasa senang karena cucu mereka mendapat pekerjaan di Melbourne.

Kiara memiliki hobi traveling, membuat kue, memasak, membaca novel dan membuat kerajinan seperti sabun atau selai buah. Selain itu, Kiara juga memiliki pekerjaan sampingan sebagai seorang penerjemah.

Biasanya Kiara menerjemahkan dokumen resmi, hasil penelitian atau web novel yang sedang popular dari Tiongkok. Hubungan Kiara dan ayahnya tidak terlalu baik, jadi dia jarang mengunjungi pria paruh baya itu di Jakarta.

Sayangnya, sebuah tragedi menimpa gadis ini. Bulan lalu, kakek dan nenek Kiara meninggal akibat kecelakaan. Mereka mewariskan rumah, saham perusahaan keluarga dan uang sebesar delapan ratus juta dolar, serta sebuah kalung batu giok yang seharusnya menjadi hadiah ulang tahun gadis itu.

Keluarga Kakek Kiara berasal dari Fujian, Tiongkok. Mereka memutuskan untuk mencari pekerjaan di luar negeri karena ingin mendapatkan hidup yang lebih baik. Keluarga kakek Kiara berlayar hingga tiba di Singapura. Mereka hidup di Singapura selama dua tahun sebelum akhirnya memutuskan untuk pindah ke Surabaya.

Nenek Kiara berasal dari Melbourne, Australia. Keluarga nenek Kiara juga beremigrasi dari Beijing, Tiongkok. Mereka bertemu saat kakek Kiara melanjutkan studinya di Universitas Melbourne. Pasangan itu memutuskan untuk menikah dan memiliki tiga orang anak. Ibu Kiara adalah putri bungsu pasangan itu.

Kakek Kiara merupakan seorang dokter yang beralih profesi menjadi pengusaha yang bergerak di bidang makanan, farmasi dan properti. Sedangkan nenek Kiara adalah salah satu dokter bedah syaraf yang terkenal di Australia.

Setelah memutuskan untuk pensiun, perusahaan keluarga diambil alih oleh kedua putra mereka. Kedua paman Kiara memperlakukan keponakan mereka dengan baik dan menganggap Kiara sebagai putri mereka sendiri.

Kiara jatuh dalam depresi karena kepergian kakek dan neneknya yang mendadak. Untungnya, Audrey dan beberapa orang teman lain menemani Kiara selama masa-masa sulit itu. Sekarang dia memutuskan untuk berhenti merasa sedih dan melanjutkan hidupnya dengan optimis.

Kiara memutuskan berhenti setelah berenang selama satu jam. Gadis itu segera mandi dan membuat sarapan. Pagi ini Kiara membuat bubur oatmeal dengan buah serta jus apel, buah bit dan wortel favoritnya.

Waktu menunjukkan pukul delapan pagi ketika dia selesai makan dan merapikan dapur. Setelah itu, Kiara mengerjakan novel yang sedang dia terjemahkan. Novel itu menceritakan mengenai seorang wanita modern yang meninggal kemudian kembali ke zaman kerajaan kuno sebagai putri seorang jenderal.

Waktu berlalu dengan cepat, tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul dua belas siang. Kiara menerima pesan dari Audrey dan memutuskan untuk berganti pakaian. Kemudian Kiara membungkus kue nastar dan chocolate chips cookies kesukaan sahabatnya.

Audrey tiba di rumah Kiara pada pukul 12.30 tepat. Kiara segera berjalan menuju mobil Audi Q8 berwarna hitam milik sahabatnya. Tidak lama kemudian kedua gadis itu meluncur ke restoran Korea yang terletak di pusat kota Melbourne.

Mereka membutuhkan waktu 15 menit untuk mencapai pusat kota karena Kiara tinggal di sebuah suburb bernama Richmond. Audrey memarkir mobilnya di sebuah tempat parkir komersial yang terletak tidak jauh dari restoran Korea. Kedua gadis itu segera turun dari mobil dan berjalan menuju restoran.

Suasana di restoran cukup sepi karena mereka datang setelah jam sibuk makan siang. Restoran masakan Korea yang mereka kunjungi adalah sebuah restoran BBQ khas Korea yang menyajikan berbagai menu, mulai dari sup khas Korea, ayam goreng khas Korea, BBQ khas Korea serta makanan penutup khas Korea favorit Kiara, bingsoo[1].

Seorang pelayan membawa Kiara dan Audrey ke tempat duduk mereka. Restoran itu dibagi menjadi beberapa ruangan kecil menggunakan partisi untuk menjaga privasi para pengunjung. Setelah mereka duduk, Audrey segera mengambil tablet yang ada di meja dan mulai memesan makanan.

"Kiara, siang ini kamu mau makan apa?" tanya Audrey dengan penuh semangat.

"Aku ingin makan sundubu jjigae[2] dan bingsoo kacang merah sebagai makanan penutup. Kamu dapat memilih makanan utama kita." kata Kiara dengan santai.

"Bagaimana kalau kita memesan seafood pajeon[3], bulgogi set dan deluxe set? Aku tahu kamu suka makan seafood, terutama gurita panggang." balas Audrey.

"Oke. Kamu mau minum apa? Aku ingin memesan lemon, lime bitters[4]." tanya Kiara lagi.

"Aku ingin minum shikye[5]." balas Audrey.

Setelah menunggu selama 15 menit, makanan pesanan mereka mulai datang satu per satu.

"Ayo kita mulai makan!" Audrey sudah tidak sabar ingin mencoba makanan di depannya.

"Tunggu dulu, aku akan membersihkan peralatan makan kita dengan air panas." kata Kiara dengan sabar.

Audrey segera mencoba pajeon setelah Kiara membersihkan piring dan sumpitnya. Kedua gadis itu sangat menikmati makan siang mereka dan pulang dengan perut kekenyangan.

[1] Bingsoo adalah makanan penutup asal Korea yang terdiri dari es serut dan berbagai macam toping, mirip seperti kakigori dari Jepang.

[2] Sundubu jjigae adalah sup tahu korea yang sangat terkenal.

[3] Pajeon adalah pancake khas Korea.

[4] Lemon and lime bitters adalah minuman khas Australia yang terbuat dari lemonade (contohnya: Sprite), air perasan jeruk nipis, beberapa tetes angostura bitters, es batu dan beberapa irisan jeruk nipis.

[5] Shikye adalah minuman tradisional Korea yang terbuat dari beras Korea.