Pangeran Woon memandang berkeliling kemudian pandangannya berhenti pada sebuah gulungan rantai yang ada di dekat tangga. Nampaknya gulungan rantai itu dulunya terhubung pada sebuah pintu gerbang dalam yang sekarang tidak lagi berfungsi. Rantai tersebut digunakan untuk menarik pintu dan mengangkatnya supaya jalan terbuka.
Sang pangeran berjalan menuju gulungan rantai itu kemudian memegang dan mengamati benda tersebut dengan seksama. Dia menarik rantai itu dari gulungannya untuk mengetahui seberapa panjang rantai tersebut. Panjang rantai yang tersisa itu ternyata mencapai sekitar dua puluh tujuh meter. Sebenarnya panjang asli rantai tersebut jauh lebih panjang dari keadaannya sekarang. Namun rantai tersebut sudah putus. Sebagian lain bagian rantai nampak berada di sekeliling pintu dan menggantung di langit-langit dinding istana.
Woon menarik kuat rantai itu dari gulungannya menggunakan tangan kirinya kemudian mengayunkan pedangnya dengan kuat menggunakan tangan kanan untuk memutus rantai tersebut dari gulungannya. Dia harus menggunakan ayunan pedang yang cepat dan sangat kuat sehingga rantai yang dipegangnya dapat putus dengan sempurna.
" Kaitkan rantai ini pada anak panah mu, kemudian panahlah logam di puncak menara. Mari kita gunakan rantai ini untuk menaiki menara" ucap Woon memberikan rantai yang di pegangnya kepada Dan Oh.
Gadis itu menuruti ucapan sang pangeran kemudian memanahkan anak panahnya ke puncak menara. Semenjak melakukan pertarungan berurutan menggunakan panahnya, sekarang Dan Oh telah mampu menguasai teknik memanah dengan baik. Meskipun menara itu sangat tinggi dan sangat sulit untuk memanah ke puncak, namun Dan Oh mampu melakukannya.
Setelah anak panah itu tertancap dengan sempurna di atas, Woon kembali memegang rantai dan menariknya dengan kuat. Lelaki itu memastikan bahwa anak panah Dan Oh telah menancap dengan sempurna dan membuat rantai itu menjadi tali yang kuat untuk mereka panjat dan mampu menahan berat tubuh mereka berdua.
"Ayo!" ucap Woon mengajak Dan Oh memanjat rantai tersebut.
Ujung rantai tersebut berjarak sekitar dua meter dari dasar lantai. Woon yang memiliki tubuh yang tinggi tidak merasa kesulitan untuk memegang dan segera memanjatnya. Lelaki itu memijakkan kakinya di dinding menara dan memberikan rantai di bawahnya kepada Dan Oh untuk menyusulnya.
Namun hal ini menjadi kesulitan tersendiri bagi Dan Oh yang memiliki badan yang mungil. Gadis itu tahu bahwa dia akan kesulitan meraih rantai tinggi itu, tapi harga dirinya melarangnya untuk mengakui hal itu. Dia mencoba melompat tinggi agar bisa meraih rantai. Namun seberapa tinggipun lompatannya, badannya yang pendek tidak akan mampu meraih rantai tersebut.
Woon juga menyadari bahwa gadis itu tengah kesulitan, namun dia memilih untuk menunggu beberapa saat untuk melihat perilakunya. Dan Oh menipu kesal poninya kemudian berjalan mundur sambil membentuk kuda-kuda. Dia kemudian berlari kencang dari jarak yang cukup jauh dan melompat setinggi mungkin yang dia mampu. Tapi tetap saja, dia tidak mampu meraih rantai itu.
"Pfft..." sang pangeran tidak mampu menahan tawanya melihat kekonyolan gadis tersebut. Respon tersebut mengundang lirikan tajam dari mata Dan Oh. Gadis tersebut menatap Woon dengan kesal dan sorot mata yang begitu menakutkan.
Woon tersenyum melihat ekspresi wajahnya, dia akhirnya melompat dari posisinya dan berjalan menuju Dan Oh. Sang pangeran dengan mudah mengangkat tubuh Dan Oh dan membantu gadis itu agar mampu meraih rantai tersebut. Gadis itu tidak memberikan respon apapun atau berterima kasih kepada Woon. Dia masih kesal. Dan Oh memanjat menaiki menara dengan hati-hati kemudian diikuti oleh Woon di bawahnya.
Dengan perlahan dan penuh kehati-hatian keduanya menaiki menara sambil memijakkan kaki mereka di dinding. Akhirnya merekapun sampai di atas menara dan mampu merasakan angin yang begitu kencang menerpa tubuh mereka. Yah, berada di ketinggian menara seperti itu memang membuat tekanan udara di sekitar mereka menjadi lebih besar. Dan Oh harus beberapa kali menyeka rambutnya yang jatuh ke wajahnya karena terpaan angin yang kencang.
Pangeran Woon berjalan ke tengah menara kemudian memegang besi yang dipijaknya untuk mengecek ketebalannya. Dia memejamkan matanya dan menerawang ke dalam menara untuk menentukan posisi yang harus dia hancurkan secara tepat agar mampu menghancurkan menara ini dalam sekali serangan.
"kau.... Bisakah membuat bongkahan es besar dan runcing tepat disini?" tanya Woon kepada Dan Oh. Gadis itu terdiam mendengar pertanyaan tersebut sambil memiringkan kepalanya untuk menimbang jawaban yang tepat.
"kau tahu kan... Aku tidak pernah melakukan hal seperti itu sebelumnya..." ucap Dan Oh dengan penuh keraguan. Bergabung bersama rombongan pangeran ini menuntut gadis Bumi tersebut untuk mampu dengan cepat mengembangkan kemampuan yang tidak masuk akan yang selama ini tidak pernah dia pikirkan sebelumnya.
" coba saja, kita tidak akan tahu sebelum mencobanya kan?" ucap Woon mencoba meyakinkan Dan Oh. Yah, mereka memang tidak memiliki cara lain selain mencoba segala hal meskipun nampak mustahil untuk menghancurkan menara ini.
"Bagaimana jika tidak berhasil?" tanya Dan Oh dengan gusar. Dia tidak mau mengecewakan rekan-rekannya, namun dia juga belum yakin dengan kekuatannya.
Woon tersenyum dan berjalan mendekati gadis itu. Dia memegang lembut pundak Dan Oh dan menatapnya dengan serius. Matanya nampak begitu meyakinkan.
"aku percaya kau mampu melakukannya" ucap sang pangeran memberikan dorongan semangat dengan senyuman dan kalimat manisnya.
Dan Oh menghela nafas panjang, dia tidak memiliki pilihan lain. Mereka tidak bisa pergi begitu saja tanpa mengusahakan apapun sekarang. Gadis itu mulai memejamkan matanya dan mengangkat kedua tangannya di udara. Dia mengarahkan telapak tangannya ke depan dan memusatkan konsentrasinya pada tempat yang telah ditunjukkan oleh Woon.
Gadis tersebut mampu merasakan aliran darahnya yang terasa berbeda. Udara dingin di sekitarnya terasa seolah masuk ke dalam darahnya dan mengarah ke fokus telapak tangannya. Saat itu, dari kedua telapak tangan Dan Oh mulai muncul suatu asap mengepul yang terasa begitu dingin. Dengan perlahan tapi pasti sebuah bongkahan es mulai muncul di dekat kaki Woon yang saat ini telah berdiri kembali di pusat puncak menara.
Sang pangeran sedikit menggeser kakinya sambil berjalan mundur. Asap yang keluar dari tangan Dan Oh mengumpulkan pada suatu tempat tepat di pusat puncak menara. Beberapa saat kemudian bongkahan es kecil yang muncul tadi perlahan mulai membesar dan membentuk sebuah bola es besar yang diameternya dua kali lipat dari tinggi badan Woon. Setelah yakin bahwa Dan Oh telah mengeluarkan kekuatannya, gadis itu perlahan membuka matanya kembali.
"itu tidak berbentuk runcing" ucap Dan Oh ketika melihat bola es raksasa yang muncul di hadapannya. Dia nampak kecewa karena menyaksikan hasil karyanya yang tidak sesuai dengan harapan yang dia pikirkan.
"tidak masalah" ucap sang pangeran dengan ringan.
Woon mengambil kedua pedang dari sarung ya kemudian menggerakkan kedua tangannya membentuk sebuah huruf "V" dengan ayunan pedangnya. Bongkahan bola es yang dimunculkan oleh Dan Oh terbelah di kedua sisinya dan membentuk sebuah kerucut terbalik yang besar, kokoh dan dingin. Dan Oh hanya menatap sang pangeran dengan diam sementara Woon mengangkat kedua alis dan bahunya sambil tersenyum kepada Dan Oh.
"aku telah merusak hasil karyamu" ucap Woon ringan kepada gadis itu. Dan Oh hanya mampu menanggapi kalimat sang pangeran dengan senyuman di wajahnya.
Pangeran Woon kemudian menyarungkan pedangnya ke dalam sarungnya kemudian mengambil kedua pedang bersarung itu dari punggungnya. Kedua pedang itu dia angkat tinggi di udara dan pada saat itu pula dia melompat setinggi mungkin yang dia bisa. Lompatannya membuat Woon terbang di udara setinggi kerucur es tersebut. Woon memukulkan kedua pedang bersarungnya di atas bongkahan es itu dengan sekuat tenaga dari atas udara.
"kretek kretek" terdengar suara logam yang pijak Woon telah mulai retak. Seluruh menara perlahan-lahan mulai bergetar.
"bless" kerucut es raksasa yang telah di pukul oleh pangeran Woon mulai tenggelam dan masuk ke dalam logam puncak menara yang kemudian memunculkan retakan logam yang panjang dari pusat puncak tersebut. Retakan itu dengan cepat merambat ke segala arah sampai ke dasar menara yang paling bawah.
Woon segera menarik tangan Dan Oh kemudian mengajak gadis itu untuk berdiri di atas bongkahan es yang sekarang hanya terlihat bagian atasnya saja. Saat itu juga kerucut es tersebut memberikan tekanan yang lebih kuat ke logam yang ada di bawahnya. Bongkahan es itu meluncur ke bawah dengan cepat sementara Dan Oh dan Woon berdiri di atasnya. Hal itu menyebabkan logam yang menyusun menara tersebut hancur dan ikut terjatuh ke bawah seiring dengan bongkahan es yang meluncur.
Sang pangeran dan keturunan kerajaan Yeon itu merasakan getaran yang hebat ketika bongkahan es itu terus meluncur dan menghancurkan menara dari puncaknya menuju pada pusat wadah kristal yang menjadi incarannya. Selama itu Woon menggenggam tangan Dan Oh dengan erat begitu juga dengan gadis tersebut. Mereka menyiagakan kakinya untuk menghadapi hantaman besar yang akan segera terjadi.
"lompat!!" ucap Woon menarik Dan Oh dari atas es dan melompat menjauh tepat saat es itu akan menghantam dasar dan menghancurkan wadah kristal di bawahnya.
"Deemm!!!" suara keras muncul dan memenuhi seluruh istana saat bongkahan es kerucut tersebut menghantam dasar dan meruntuhkan menara beserta isinya. Woon dan Dan Oh mendarat tidak jauh dari tempat hancurnya menara. Sang pangeran berjalan berjalan mendekat dan melihat wadah kristal itu telah hancur berkeping-keping di antara reruntuhan menara dan bongkahan es yang pecah menjadi bagian kecil.
"menaranya!!" ucap salah satu monster Cheol dengan panik yang ada di dekat gerbang ketika melihat menara hitam tak lagi terlihat berdiri mengangkasa.
Dan Oh berlari kecil mendekati Woon untuk memastikan kehancuran wadah kristal itu. Dia tersenyum dengan senang ketika melihat bahwa mereka telah berhasil dengan baik menyelesaikan misi pertamanya.
"Waaaah! Kita berhasil!!" ucap Dan Oh dengan ceria menepuk kedua tangannya. Dan Oh tersenyum kepada Woon dan memandang sang pangeran dengan tatapan mata uang penuh binar yang bersinar di dalam matanya.
Tatapan mata yang begitu nampak hidup dan mempesona. Putri keturunan negeri Yeon itu nampak begitu cantik dan bersinar dengan sorot mata dan senyuman lebar yang ditampakkannya. Ekspresi bahagianya mempesona sang pangeran yang berdiri tepat di hadapannya. Lelaki itu begitu ingin memegang lembut wajah gadis itu dan menghilangkan jarak diantara mereka.
Mata Woon terfokus dan menatap Dan Oh dengan penuh kelembutan. Tanpa ia sadari sang pangeran telah mengangkat kedua tangannya dan meraih kepala Dan Oh. Dia hampir saja menangkupkan kedua tangannya di pipi lembut gadis itu, namun sebelum hal itu terjadi Woon telah kembali dalam kesadarannya. Dia segera mengendalikan tangannya dan segera beralih memegang lembut kedua bahu Dan Oh.
"kau sangat luar biasa" puji Woon dengan nada suara yang begitu lembut.
Hati Dan Oh berdebar dengan kencang melihat bagaimana Woon memperlakukannya dengan penuh kelembutan. Gadis itu berkali-kali mengedipkan matanya kemudian menundukkan wajahnya. Dia benar-benar berfikir bahwa Woon akan menciumnya tadi. Namun dia salah dan itu sungguh memalukan. Dia merapikan rambutnya di belakang telinga dengan kedua jari telunjuknya.