Siera dan Dan Oh hanya saling pandang sambil kebingungan. Dengan ragu dan hati-hati mereka mengikuti perkataan Gwi dan masuk melewati guyuran air terjun tersebut. Melihat ketiga rekannya telah ikut menghilang ke dalam air terjun, Woon, Ryu dan Key juga masuk mengikuti mereka semua.
Keenam rombongan kerajaan Hwon itu langsung tercekat ketika melihat pemandangan yang nampak di depan mata mereka. Di balik air terjun itu terdapat beberapa lereng hijau tinggi dan nampak begitu segar. Di atas lereng tertinggi dibangun sebuah istana megah yang nampak bersinar terang. Istana itu didominasi dengan warna putih dan memantulkan cahaya biru yang bersumber dari lampu berbentuk tetesan embun panjang yang menggantung diantara pepohonan besar dan menjulang disekitarnya.
Saat itu, tiba-tiba muncul dua orang laki-laki yang mengenakan baju serba putih dari istana dan berjalan menuju rombongan kerajaan Hwon. Kedua laki-laki tersebut memiliki postur badan yang tinggi dengan rambut panjang berwarna coklat terang dan diikat rapi ke belakang. Penampilan mereka nampak begitu bersih dan tampan.
"bangsa peri?" tanya Ryu dengan bingung.
"selamat datang pasukan pahlawan, apakah perjalanan kalian menyenangkan?" kata salah satu dari mereka bertanya kepada rombongan tersebut dengan bahasa yang sopan dan tutur kata yang lembut.
"Apakah ini kerajaan Sung?" tanya pangeran Woon kemudian. Dia mengingat penjelasan Elmo tentang kerajaan di pusat katulistiwa dan tidak mudah ditemukan manusia lainnya. Kerajaan negeri peri pohon yang tersembunyi.
"benar putra kerajaan Hwon" jawab laki-laki itu dengan sopan.
"raja kami telah menunggu kedatangan kalian. Beliau ingin segera bertemu dengan pasukan pahlawan ini" ucap salah satu peri yang lainnya.
"jadi kalian lah yang terus mengawasi kami di hutan tadi?" tanya Ryu membuat spekulasi. Kedua bangsa peri itu tersenyum ramah sambil mengangguk pelan.
"kami akan mengantar kalian semua menuju istana raja Sung" kata kedua peri yang nampaknya merupakan pengawal kerajaan negeri tersebut.
Tanpa banyak bicara lagi, pangeran Woon dan anggota rombongan yang lainnya menuruti ucapan peri tersebut. Mereka mengikuti kedua pengawal kerajaan Sung yang menunjukkan jalan untuk menemui Raja negeri damai itu. Di sepanjang perjalanan menuju istana, mereka menjumpai banyak bangsa peri kerajaan Sung yang terlihat hidup makmur dalam kedamaian. Banyak diantara warga bangsa peri itu yang sengaja menghentikan kegiatannya untuk melihat kedatangan Dan Oh beserta rombongan kerajaan Hwon yang lainnya. Mereka semua terlihat sangat ramah dan tersenyum menyambut rombongan tersebut. Semua bangsa peri memiliki ciri-ciri fisik yang sama, yaitu wajah yang nampak bersih dan bersinar dengan rambut coklat terang yang di miliki mereka.
Keadaan di dalam kerajaan ini berbeda kontras dengan sebagian besar daerah lain di planet Mirac yang telah mengalami banyak kehancuran karena serangan pasukan Cheol. Tidak heran, kerajaan ini memang aman dari gempuran monster tersebut karena letaknya yang tersembunyi dan tidak semua bangsa lain mampu menemukannya. Hanya orang-orang tertentu yang diizinkan masuk saja yang mampu menemukan kerajaan ini di balik air terjun tadi.
Dari kejauhan di depan gerbang istana, nampak seorang raja kerajaan Sung yang sedang berdiri menunggu kedatangan rombongan pasukan Hwon yang telah ditemani beberapa pengawal peri di belakangnya. Raja Sung tersenyum ramah menyambut kedatangan rombongan tersebut. Senyumannya menyisakan garis lengkungan rembulan di matanya yang nampak indah dan menawan. Raja itu mengenakan pakaian serba putih namun terlihat lebih berwibawa dibandingkan rakyatnya. Pria tersebut memiliki rambut pirang panjang yang diikat rapi ke belakang.
Ketika Dan Oh melihat wajah raja Sung, gadis itu langsung terkejut. Wajah raja Sung yang berdiri tegak dihadapannya adalah wajah yang sangat begitu akrab dalam pandangan mata Dan Oh. Wajah yang sama yang selalu dia lihat dan menemaninya semenjak dia masih kecil.
"Dan Oh, bukankah itu kekasihmu?" bisik Key pelan yang nampak sama terkejut ya melihat raja Sung di hadapannya.
"jadi kekasihmu adalah juga seorang raja dari kerajaan Sung? Apakah dia juga pernah tinggal di Bumi sepertimu?" tanya Ryu menambahi dengan sangat penasaran. Nampaknya semua anggota rombongan sama sekali tidak mengira akan melihat wajah yang familiar muncul sebagai wajah dari raja kerajaan Sung yang misterius itu.
" Kyung-ah.... " panggil Dan Oh pelan kepada sang raja yang bijaksana.
Raja itu sedikit terkejut dengan panggilan gadis Bumi itu kepadanya. Gadis itu jelas sedang memanggilnya, namun dia tidak yakin siapa orang yang dipanggil Dan Oh dengan nama itu. Meskipun begitu pria tersebut masih menunjukkan senyum ramah dan tenangnya. Dia memandang ke arah Dan Oh dengan tatapan mata yang hangat.
Woon yang berdiri tak begitu jauh dari Dan Oh mampu dengan jelas mendengar suara gadis itu ketika memanggil sang raja. Sang pangeran juga terkejut mendengar panggilan Dan Oh kepada sang raja. Dia kembali mengingat foto lelaki yang bersama dengan Dan Oh yang sempat dilihatnya sekilas. Wajah lelaki di foto itu memang begitu mirip dengan wajah sang raja yang ada dihadapannya. Pangeran Woon memandang diam ke arah Dan Oh dengan perasaan yang tidak bisa dijelaskan. Dadanya terasa berat seolah semua beban yang sangat besar telah dilimpahkan ke atas pundaknya. Dia hampir kesulitan menghirup udara di sekitarnya.
"siapakah nama yang kau panggil itu nona?" tanya sang Raja penasaran kepada gadis mungil yang berdiri di hadapannya.
Dan Oh memiringkan kepalanya dengan bingung saat mendengar perkataan lelaki itu kepadanya. Memang, sang raja memiliki wajah yang mirip dengan Baek Kyung kekasihnya di Bumi, namun mereka memiliki rambut yang berbeda dan pancaran aura yang sangat berkebalikan. Kyung selalu memancarkan aura bad boy sementara raja ini memancarkan aura keadilan dan kebijaksanaan seorang raja yang mulia.
"ah... Maafkan saya, anda hanya begitu mirip dengan kekasih saya di Bumi, Baek Kyung namanya" ucap Dan Oh merasa canggung dan sedikit sungkan karena memperlakukan seorang raja dengan kurang sopan. Gadis itu menampakkan senyuman kaku di wajahnya.
"kekasihmu?" tanya sang raja tertawa ringan.
"sayangnya namaku adalah Zaltarish, Raja negeri Sung.... Senang bertemu anda, nona....?" tanya sang raja ingin mengetahui nama gadis yang mengatakan bahwa dia mirip dengan kekasih gadis tersebut.
"Dan Oh... Panggil saja saya Dan Oh yang mulia... Anda tidak perlu memanggil saya dengan panggilan nona" jawab Dan Oh tersenyum dan memperkenalkan dirinya dengan sopan.
"Baiklah Dan Oh...." sang raja setuju untuk memanggil namanya dengan akrab.
"senang bertemu dengan kalian semua, penduduk kerajaan Hwon..." sambut sang raja kepada anggota rombongan yang lainnya. Mereka semua saling bertukar hormat dengan sopan.
"Siera..." tiba-tiba terdengar seorang suara laki-laki lain yang muncul dari belakang sang raja.
Lelaki tersebut memiliki postur tubuh yang tinggi dengan bentuk badan yang berotot namun tidak terlalu besar. Rambutnya berwarna gelap dan sedikit bersinar kebiruan ketika terkena cahaya lampu dari tetesan air di langit-langit. Dari ciri fisiknya dapat dilihat jelas bahwa dia bukanlah keturunan dari peri hutan kerajaan Sung. Dia adalah manusia biasa sama seperti rombongan kerajaan Hwon yang datang itu.
Lelaki itu memiliki warna kulit coklat terang dan mata tajam dengan pupil berwarna abu tua. Dia memandang Siera dengan ekspresi tak percaya, seolah lelaki itu tidak pernah membayangkan bahwa dia akan bertemu dengan sang putri di tempat ini. Namun kebahagiaannya melihat Siera juga tidak bisa disembunyikan oleh matanya.
"Eros....?" panggil Siera pelan yang sama tidak percayanya ketika melihat lelaki itu disana.
Pangeran Eros langsung tersenyum setelah Siera memanggil namanya seperti itu. Hal itu membuktikan bahwa sang pangeran tidak hanya sedang berimajinasi. Eros segera berjalan cepat menuju Siera dan menggenggam erat kedua tangan wanita tersebut. Lelaki itu kemudian mengusap lembut pipi sang putri dan memegang lembut lengannya. Seolah ingin membuktikan bahwa sosok wanita di hadapannya benar-benar nyata dan bukan ilusi belaka.
"Siera... Aku sungguh bahagia karena kau masih hidup..." ucap Eros memandang lurus ke dalam mata Siera dengan penuh kebahagian yang tersirat sambil menggenggam erat kedua tangan sang putri. Siera juga memandang lelaki di hadapannya dengan penuh kehangatan dan tersenyum senang melihatnya.
" Eros... Aku kira kau sudah tiada... Aku sungguh bahagia mendengar bahwa kau masih hidup, dan setelah melihatmu secara langsung seperti ini.... Aku sangar berterima kasih..." ucap Siera mengungkapkan rasa syukurnya.
Dan Oh yang tidak biasa melihat Siera menunjukkan sisi kewanitaannya yang hangat merasa sangat heran ketika melihat keduanya. Mereka berdua nampak begitu akrab, seperti layaknya sepasang kekasih yang telah lama tidak bertemu dan akhirnya mampu bereuni setelah sekian lamanya. Dan Oh kemudian mengalihkan pandangannya kepada Key yang ada di sampingnya, dan bertanya kepada wanita tersebut tentang identitas dan hubungan Eros dengan Siera tanpa mengeluarkan suara dan hanya menggunakan gerakan mulutnya.
"Dia adalah pangeran Eros... Keturunan raja kerajaan Dam, tunangan putri Siera..." jawab Key dengan suara pelan agar tidak sampai terdengar oleh raja masa depan kerajaan Dam tersebut dan juga Siera.
"eh?!" ucap Dan Oh pelan dengan nada terkejut. Dia sangat kaget, pandangannya langsung dengan otomatis melihat ke arah Gwi.
Dan Oh tidak pernah mengira bahwa Siera telah bertunangan dengan pangeran negeri lain. Selama ini dia mengira bahwa ada sesuatu yang terjadi diantara Siera dan pengawal pribadinya. Gwi selalu menunjukkan perasaannya kepada sang putri. Meskipun dia tidak pernah mengungkapkannya dengan jelas namun gestur tubuhnya cukup nampak bagi anggota rombongan lainnya agar bisa merasakan bahwa manusia serigala itu mencintai sang putri yang dilayaninya. Siera memang tidak pernah menunjukkan ketertarikan yang sama kepada Gwi. Sebenarnya Dan Oh tidak tahu jika Siera memiliki perasaan yang sama atau tidak terhadap panglima itu. Sang putri sangat sulit untuk dibaca perasaan dan pikirannya.
Gwi nampak terdiam di tempat dengan wajah yang terluka. Matanya menyiratkan kesedihan yang teramat dalam. Dia diam mematung di tempatnya dengan ekspresi yang menyedihkan seolah semua dunia di sekitarnya telah runtuh dan hancur berantakan. Manusia serigala itu memandangi ekspresi wajah Siera dengan lekat. Dia merasa begitu sakit ketika melihat wanita itu tersenyum kepada laki-laki lain dihadapannya. Wanita yang dicintainya telah kembali bersama dengan tunangannya. Gwi tidak bisa melakukan hal apapun tentang itu. Pada akhirnya dia memutuskan untuk memalingkan wajahnya agar tak lagi melihat interaksi diantara keduanya yang dipenuhi dengan cinta kasih.
"Bagaimana mungkin kau bisa berada disini Eros?" tanya Siera penasaran. Sang pangeran tersenyum kemudian mengalihkan pandangannya kepada Raja Zaltarish.
"Zaltarish dan pasukannya lah yang menyelamatkanku... Ketika bangsa Cheol menyerang kerajaan Dam, aku mencoba meloloskan diri ke dalam hutan ini, lalu kemudian Zaltarish membukakan pintu kerajaannya kepadaku sehingga para monster itu tidak mampu menemukan ku lagi... " ucap pemimpin kerajaan Dam berterima kasih kepada raja peri hutan yang telah dengan senang hati menerimanya dan pengawalnya yang tersisa di kerajaan mereka. Zaltarish hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
" baiklah mari kita cukupkan obrolan kalian disini, kami telah menyiapkan hidangan yang lezat untuk kalian semua.." ucap sang raja mempersilahkan tamunya untuk masuk ke dalam istana.
Istana kerajaan Sung sungguh megah dan terlihat begitu hijau menyatu dengan alam. Bangunan itu memiliki langit-langit yang sangat tinggi dan transparan sehingga mereka tetap bisa menikmati keindahan langit meskipun berada di dalam ruangan. Setiap dinding bangunan ini terbuat dari batang pohon yang besar dan memiliki lengkungan indah dan menawan.
Ketika mereka memasuki aula ruang makan, ada banyak makanan lezat yang telah terpampang di atas meja kayu yang nampak sangat estetik dan natural. Mata Ryu dan Dan Oh nampak berbinar senang ketika melihat hidangan lezat dan beragam di hadapan matanya. Hidangan tersebut terlihat sangat mewah dan menggugah selera. Rasanya sudah lama sekali sejak terakhir kali mereka menikmati hidangan semewah itu selama perjalanan mereka. Dua orang pecinta makanan itu tidak mungkin mampu melewatkan saat yang sangat berharga seperti ini.
"jadi... Kalian akan bertarung melawan Binju?" tanya Zaltarish kepada tamunya. Dia telah mendengar berita tentang rombongan kerajaan Hwon melalui burung-burung yang selalu mengirimkan keadaan dunia luar kepada sang raja.
"benar... Dan kami membutuhkan bantuan anda dan kerajaan Sung untuk melawan lelaki itu" ucap Woon mewakili rombongannya kemudian.
"apa yang bisa kami bantu pangeran yang mulia raja Woon?" tanya Zaltarish dengan penuh perhatian menunjukkan keramahannya.
"menurut Elmo, kami harus membuat kelima kristal elemen bersatu kemudian menghancurkannya bersama, itulah cara untuk menghilangkan kerakusan Binju terhadap kekuatan abadi selamanya...." cerita Woon kepada sang raja kerajaan peri.
Raja muda nan tampan itu sedikit menegakkan badannya dan memundurkan badannya di sandaran kursi setelah mendengar ucapan Woon. Raut wajahnya yang ramah seketika berubah menjadi serius.
"kami tidak menyangka bisa bertemu dengan bangsa peri kerajaan Sung seperti ini, tapi saya rasa hal ini merupakan sebuah keberuntungan untuk dapat menemukan kristal hijau sekaligus..." ucap sang pangeran melanjutkan tanpa memperhatikan perubahan mimik muka sang raja.
" tunggu! Jadi maksudmu kami harus menyerahkan kristal penjaga kerajaan kami dan membiarkan kalian menghancurkannya? " tanya Zaltarish sedikit ragu sambil melipat jemari tangannya di hadapannya sambil menopang tangannya di atas meja.
"benar yang mulia" jawab Woon dengan hati-hati. Sang raja kerajaan Sung menatap pemimpin kerajaan Hwon dengan ragu sambil mempertimbangkan perkataannya.
"apa yang akan terjadi jika semua kristal telah dihancurkan?" tanya raja Zaltarish kemudian.
"semua kekuatan elemen akan kembali ke alam, Elmo berpendapat bahwa hal ini adalah hal yang lebih baik dibandingkan jika kekuatan ini dialah gunakan oleh makhluk jahat seperti Binju, dan saya setuju dengan hal itu..." kata Woon sambil mengangguk-anggukan kepalanya setelah memikirkan ulang perkataan Elmo tentang kekuatan elemen kristal.
" bisakah kalian memberikan kami waktu untuk memikirkan hal ini dengan lebih bijaksana? " tanya sang raja kepada pangeran Woon.
"tentu... Namun kami harap kalian akan memberikan jawaban dengan cepat, keberlangsungan planet kita sangat bergantung dengan jawaban itu" kata Woon kemudian. Zaltarish mengangguk paham kemudian tersenyum.
Woon kemudian menceritakan semua percakapan mereka tentang cara mengalahkan Binju. Mereka juga mengungkapkan tentang serangan yang harus mereka lakukan sebelum gerhana bulan merah terjadi.
"jadi kalian harus mengalahkan Binju sebelum gerhana bulan yang akan terjadi satu pekan lagi?" tanya Zaltarish setelah mengetahui rencana Woon dan rombongannya. Sang pangeran mengangguk mantap menanggapi pertanyaan tersebut.
"menurut perhitungan langit, gerhana akan terjadi sekitar pukul sebelas malam, satu jam sebelum tengah malam, kita harus sampai di kerajaan Yung selamat-lambatnya saat matahari tenggelam. Aku rasa waktu kita cukup untuk melakukannya" kata Zaltarish kemudian.
"Aku akan bertarung bersama kalian dan membawa pasukanku yang tersisa, jumlah kami tidak lagi banyak, namun setidaknya mampu menambah jumlah kekuatan untuk melawan pasukan Binju" ucap pangeran Eros ikut bergabung dalam merencanakan strategi perang bersama dua pimpinan kerajaan lainnya. Lelaki itu memalingkan wajahnya kepada Siera dan wanita tersebut mengangguk menyetujui saran tunangannya.
"aku mungkin tidak bisa pergi meninggalkan kerajaanku, namun aku akan mengirimkan pasukan kerajaan kami dalam peperangan ini, tidak ada yang bisa memungkiri kekuatan pasukan Binju yang hampir tak terbatas itu" Zaltarish merasa bersalah karena dia tidak mampu ikut turun ke medan peperangan, tapi kehadirannya di dalam kerajaan adalah jaminan keberlangsungan kehidupan bangsanya.
"kita harus memastikan bahwa bangsa Cheol tidak ada yang menyadari kehadiran pasukan kerajaan agar serangan kita berhasil" Gwi sang panglima terbaik di kerajaan Hwon dan juga ahli strategi perang ikut bergabung dalam obrolan tersebut. Semua orang yang terlibat dalam diskusi makan malam itu mengangguk dan menyetujui ucapan Gwi.
"Oleh karena itu kita harus menyerang secara sembunyi-sembunyi, kita harus menyerang istana Sung dari tiga titik yang berbeda dan mengepungnya bersama dari tiga penjuru" ucap Siera menanggapi perkataan panglimanya. Meskipun dia adalah seorang wanita, namun sejak kecil Siera telah banyak mempelajari banyak hal tentang memimpin kerajaan termasuk beberapa buku tentang strategi perang.
Ketiga pimpinan kerajaan itupun bersepakat bahwa pasukan mereka akan dibagi menjadi tiga kelompok. Woon akan memimpin pasukan pertama dan mengambil jalur melewati hutan biru. Eros akan memimpin pasukan kedua melewati jalur lembah hujan, sementara pasukan peri hutan akan dipimpin oleh panglima terbaiknya Alvero untuk mengambil jalur melewati pegunungan. Mereka setuju untuk muncul di istana Yung ketika matahari terbenam.
"Oh ya, jadi anda adalah pemilik kristal kedua? Keturunan kerajaan Yeon?" tanya Zaltarish kepada Dan Oh ketika menyelesaikan pembahasan strategi penyerangan mereka. Raja tersebut mampu merasakan dengan jelas aura kristal biru yang dipancarkan oleh Dan Oh.
" sepertinya begitu.. " jawab Dan Oh singkat sambil tersenyum.
"dahulu kala leluhur kami memiliki hubungan yang baik dengan kerajaan Yeon. Mereka sempat merencanakan pertunangan di antara dua kerajaan kita. Aku rasa tidak salah saat kau menyebut I sebagai kekasihmu, mungkin saja kita berdua sebenarnya akan terlibat dan bertemu dalam tali pernikahan" ucap Zaltarish tersenyum ketika mengingat ucapan Dan Oh beberapa waktu yang lalu.
Gadis SMA itu hanya mampu tersenyum canggung mendengar ucapan sang raja sementara Woon sejujurnya merasa sedikit terganggu dengan percakapan mereka berdua. Sang pangeran tidak mampu berkonsentrasi dengan makanannya meskipun hidangan di hadapannya sangatlah lezat.
"setelah makan malam, silahkan kalian beristirahat dengan nyaman, kami telah menyiapkan kamar untuk kalian semua" ucap sang raja menunjukkan keramahannya dalam menyambut tamu-tamu istimewanya.