Setelah menghabiskan hidangan lezat yang disajikan oleh kerajaan Sung, Woon dan para rombongannya serta pangeran Eros pergi ke kamar tidur yang telah disiapkan khusus untuk setiap orang. Kamar para lelaki disiapkan khusus di bagian ujung kanan lorong sementara kamar para perempuan telah disiapkan dibagian sisi lain lorong. Raja Zaltarish telah menyiapkan ruangan kamar terbaik bagi tamunya agar mereka mendapatkan istirahat yang nyaman sebelum melanjutkan perjalanan panjang untuk menyerang markas utama Binju.
Dan Oh tidak bisa tertidur dengan pulas. Meskipun kamarnya sangat nyaman dan memiliki kasur yang sangat empuk dan lembut namun efek perjalanan panjang membuat seluruh tubuhnya terasa pegal. Gadis itu ingin meregangkan otot-ototnya dengan melakukan beberapa olahraga ringan. Melakukan beberapa gerakan peregangan otot adalah hal sempurna yang bisa membantunya tidur dengan lelap.
Dan Oh memutuskan untuk pergi berjalan-jalan sejenak dan menghirup udara segar. Pemandangan di sekitar istana Sung sangatlah luar biasa indah. Gadis itu berfikir dengan menikmati pemandangan diluar dapat membuatnya merasa lebih damai dan rileks. Dan Oh berjalan menyusuri lorong istana yang nampak sepi dan tenang itu. Dia menuruni anak tangga dan berjalan menuju teras yang terlihat dari dalam karena pintu yang terbuka lebar.
Dari tempat berdirinya, dia bisa melihat raja Zaltarish yang sedang berdiri sambil membelakanginya. Pria itu nampak tengah memikirkan sesuatu dengan serius sambil menerawang jauh ke angkasa. Dan Oh memandang punggung raja itu sejenak dalam diam kemudian memutuskan untuk berjalan mendekat menghampirinya.
Ketika sang raja menyadari bahwa ada seseorang yang berjalan mendekatinya, dia segera membalikkan badannya. Zaltarish menemukan Dan Oh sedang berdiri di hadapannya sambil tersenyum kecil. Melihat kehadiran gadis itu sang raja yang ramah juga ikut tersenyum membalas senyuman indah gadis tersebut.
"kau tidak bisa tidur?" tanya raja Zaltarish kepada sang gadis Bumi.
"benar, saya ingin melihat-lihat sekitar istana" kata Dan Oh mendekati sang raja dan berdiri di samping Zaltarish. Gadis itu mengamati keadaan sekitar kerajaan Sung yang terlihat begitu damai, tenteram dan indah.
"tempat ini sungguh menakjubkan, dipenuhi oleh banyak keindahan dan kedamaian yang menentramkan hati" ucap Dan Oh memberikan komentarnya tentang kerajaan peri hutan yang dipimpin oleh raja Zaltarish.
"kau senang berada disini?" tanya sang raja kepada gadis di sampingnya. Zaltarish mengamati ekspresi binar wajah yang nampak di mata Dan Oh. Sinar wajah gadis itu sama indahnya dengan pemandangan yang ada di hadapannya.
"benar..." jawab Dan Oh singkat sambil memandang sang raja dengan penuh senyuman.
Gadis itu merasa sedikit aneh memandang wajah tampan sang raja yang ada dihadapannya. Dia merasa seperti sedang melihat wajah kekasihnya sendiri, Baek Kyung. Jujur saja dia merasa sangat senang saat ini karena mampu melihat secara langsung wajah sang kekasih yang selama sekitar dua bulan ini tidak dijumpainya.
Hal yang membedakan Kyung dengan Zaltarish adalah warna pupil mata dan rambut keduanya. Teman masa kecilnya itu memiliki warna pupil yang gelap dengan rambut pendeknya yang berwarna hitam. Sementara sang raja Sung memiliki warna pupil coklat terang dengan rambut panjang pirangnya yang selalu terikat rapi. Dan Oh tersenyum sendiri mengamati wajah Zaltarish yang ada di hadapannya.
"ada apa?" tanya lelaki itu tidak mampu memahami arti senyuman yang muncul di wajah Dan Oh. Meskipun dia tidak mengerti kenapa gadis itu tersenyum, sang raja juga ikut tersenyum dibuatnya.
"ah tidak... Hanya saja kalian berdua memiliki banyak kemiripan namun juga banyak perbedaan" kata Dan Oh menjelaskan.
"aku dan kekasihmu di Bumi?" tanya Zaltarish penasaran.
"benar..." ucap Dan Oh melebarkan senyumannya saat sang raja langsung mengerti siapa orang yang dimaksudnya.
"aku rasa saat ini kau membayangkan sedang bersama dengan kekasihmu sekarang..." ucap Zaltarish sedikit menggoda gadis mungil yang ada di hadapannya. Dan Oh tertawa pelan mendengar pernyataan itu. Sepertinya raja bijaksana itu mampu menebak pikirannya.
" Oh ya... Aku sudah memutuskannya" kata Zaltarish tiba-tiba.
"memutuskan apa?" tanya Dan Oh heran sambil memiringkan kepalanya. Dia tidak mampu menebak arah pembicaraan sang raja saat itu.
"kami memilih untuk mempercayai Elmo dan menyerahkan kristal kerajaan Sung kepada kalian" jelas Zaltarish kemudian.
"benarkah? Baguslah! Terima kasih karena telah mempercayai kami..." Dan Oh tersenyum lebar sambil menepukkan kedua tangannya.
"ini..." ucap sang raja kerajaan Sung sambil mengeluarkan sebuah cincin yang terbuat dari kristal hijau dari dalam lengan bajunya dan menunjukkannya kepada Dan Oh. Cincin itu memiliki pola seperti dua pohon yang membentuk rantai menjadi satu.
"aku rasa akan lebih baik jika cincin itu kau gantungan bersama dengan kristal mondwat di kalung yang kau kenakan itu. Perisai yang dibuat pangeran Woon juga akan menyembunyikan auranya" jelas Zaltarish kepada gadis SMA tersebut.
"benarkah?" ucap Dan Oh sambil mengeluarkan gantungan kristal mondwat dari balik bajunya.
"aku akan memasangkannya" kata Zaltarish kemudian. Dan Oh mengangguk lalu melepaskan kalungnya dan menyerahkannya kepada sang raja kerajaan Sung.
Pria tersebut mengambil kalung yang diberikan Dan Oh kepadanya kemudian menyatukan cincin kerajaan yang dipegangnya dengan kalung gadis itu. Zaltarish mengangkat kalung itu dengan kedua tangannya dan membuat kristal cincin kerajaan Sung berhimpitan dengan kristal mondwat.
"kau mau aku memakaikannya di lehermu?" tanya sang raja memberikan tawarannya kepada Dan Oh. Gadis itu seketika tersenyum dan mengangguk dengan semangat. Dia menyibakkan rambutnya dan berdiri membelakangi Zaltarish.
Pemimpin kerajaan Sung itu memasangkan kalung tersebut dengan hati-hati di sekitar leher Dan Oh dan membuat gadis itu tersipu malu. Dia membalikkan badannya menghadap ke arah Zaltarish sambil menunjukkan senyumannya yang lebar dan bersinar.
"kau pasti merasa sangat senang karena membayangkan bahwa aku adalah kekasihmu yang memakaikan kalung di lehermu, benar begitu?" tebak sang raja ketika mengamati ekspresi bahagia di wajah gadis itu.
"hehe.... Tolong maafkan aku" ucap Dan Oh tersipu malu sambil menjulurkan lidahnya. Memang benar, dia tidak berhenti memikirkan Kyung saat melihat peri di hadapannya itu. Membayangkan Kyung yang cuek memberikan hadiah romantis berupa kalung dan memasangkannya langsung ke leher Dan Oh membuat gadis itu tidak bisa untuk tidak merasa senang dibuatnya.
"aku harap kau bisa segera bertemu kembali dengan kekasihmu.." ucap raja Zaltarish dengan tulus. Dan Oh mengangguk dan berterima kasih kepadanya. Gadis itu merasa senang dan menunjukkan senyuman terbaiknya di hadapan sang raja.
Keduanya tidak sadar jika sebenarnya dari kejauhan Woon telah mengamati mereka sejak lama. Pangeran negeri Hwon itu sedang berdiri di balik dinding yang ada di belakang mereka berdua. Woon memandang kedua orang yang sedang bercengkerama itu dengan tatapan mata yang sendu.
Ada sesuatu yang mengganjal dan terasa begitu menyesakkan dadanya ketika dia melihat Dan Oh tersenyum seperti itu di hadapan lelaki lain. Dia merasa seperti ada benda yang begitu besar dan berat telah menghantamnya dengan kuat. Woon segera membalikkan badannya agar tak lagi melihat pemandangan menyakitkan itu sambil menyandarkan tubuhnya di dinding. Kaki Woon terasa begitu lemas dan membuatnya tak mampu menopang berat badannya. Sang pangeran jatuh terduduk dan bersandar di dinding dengan perasaan terluka.
"apakah kau benar-benar sebahagia itu ketika bersama kekasihmu? Kenapa melihat kebahagiaanmu begitu menyesakkan dadaku? Apa yang telah kau lakukan kepadaku, Eun Dan Oh?" ucap Woon lirih dan hampir tidak terdengar.
Sementara itu di sisi lain Siera sedang bersama dengan Gwi di kamarnya. Panglima itu sedang menuangkan teh hangat untuk sang putri yang menjadi kegiatan rutinnya sebelum tidur. Siera selalu mengkonsumsi teh chamomile sebelum tidur ketika mereka masih tinggal di istana Hwon. Gwi dengan sengaja memesan secara khusus minuman ini dari dapur istana Sung agar sang putri mampu menikmati istirahat dengan nyaman dan maksimal malam itu. Siera sedang duduk di kursi yang berada di balkon kamarnya sambil menikmati teh yang dituangkan sang panglima untuknya. Sang putri memandang pemandangan indah kerajaan Sung yang ada di hadapannya.