Chapter 30 - Air Terjun

Kejadian dua tahun yang lalu kembali terulang dan melintas dalam ingatan Dan Oh setelah gadis itu melihat foto yang ada di tangannya. Semenjak hari itu mereka telah resmi menjadi sepasang kekasih hingga saat ini. Bahkan sebelum Dan Oh terjebak dalam dimensi ini dia juga masih bersama dengan Kyung. Sudah berapa lama gadis itu berada di planet ini? Bagaimana respon Kyung saat mengetahui dia telah menghilang dari dunianya? Dan Oh tak mampu membayangkannya.

"aku sungguh bodoh! Kenapa aku benar-benar lupa denganmu Kyung-ah? Sejak datang di tempat ini dan bertarung bersama mereka semua, aku hampir lupa dengan duniaku yang sebenarnya, tempatku berasal.... Aku memiliki kehidupan sendiri di Bumi. Aku memiliki kekasih di duniaku sendiri. Tapi.... Kenapa hatiku berdebar-debat karena seorang laki-laki asing di dunia dimensi lain? Setelah semuanya kembali normal... Akan sangat mustahil bagi kami untuk bersama... Aisshh!! Eun Dan Oh kau bodoh! Jangan memikirkan tentang hal itu! Maafkan aku Kyung-ah.... " Dan Oh sedang bergelut dengan dirinya sendiri di alam pikirannya. Dia berkali-kali menggelengkan kepalanya dan menghela nafas panjang sambil mengamati foto di tangannya.

Setelah lelah dengan pertarungan yang mereka lakukan di istana Dam, rombongan kerajaan Hwon itu memutuskan untuk beristirahat. Hari telah larut ketika mereka mengambil tempat di tengah hutan sambil membuat api unggun untuk istirahat.

"Dan Oh.... Bolehkah aku melihat gambar kekasihmu?" tanya Siera yang duduk di sebelah gadis Bumi itu.

"Oh tentu..." Dan Oh menyerahkan foto yang dipegangnya kepada putri kerajaan Hwon yang duduk di sampingnya itu.

"Entah mengapa kalian berdua memancarkan aura yang mirip, kalian benar-benar nampak serasi bersama" komentar Gwi yang ikut duduk di dekat putri Siera dan mengamati gambar di tangan putri itu. Siera menyenggol keras lengan Gwi sambil menatapnya dengan tajam. Manusia serigala itu meringis kesakitan dan memandang sang putri dengan wajah polos tak bersalah.

"ada apa putri?" tanya Gwi pelan. Dia berfikir apakah dia telah mengambil keputusan yang salah karena tiba-tiba duduk di samping Siera tanpa meminta ijinnya terlebih dahulu. Siera tak menjawab pertanyaannya dan hanya memberikan isyarat dengan melirikkan matanya ke arah Woon. Sang pangeran duduk tidak terlalu jauh dari mereka. Lelaki itu sedang mengamati ketiganya kemudian menunduk sambil menghela nafas panjang.

"Terima kasih panglima Gwi..." ucap Dan Oh tersenyum.

"ah tentu. Haha tidak masalah" ucap Gwi canggung karena telah gagal membaca suasana. Dia tidak begitu yakin bagaimana harus memberikan responnya sekarang.

"Apakah dia calon suamimu?" tanya Ryu yang kemudian duduk di sebelah Dan Oh yang masih kosong.

"calon suami?" tanya Dan Oh canggung, darimana asal pemikiran seperti itu datang?

"iya... Di tempat kami, kami hanya mengatakan seseorang sebagai kekasih jika kami akan menikah dengannya..." ucap Ryu menjelaskan.

"aah.... Haha... Ya... Kau bisa menyebutnya seperti itu..." jawab Dan Oh sambil tersenyum kaku. Mengatakan bahwa Kyung adalah calon suaminya adalah hal yang sangat memalukan karena mereka berdua hanyalah seorang siswa SMA sekarang.

"aaah makanannya sudah matang!" ucap Key tiba-tiba ketika melihat daging yang telah matang diatas api panggangan.

Key bangkit berdiri dari duduknya kemudian mengambil daging hasil buruan mereka di hutan. Wanita itu meniup pelan daging di tusukan kayu itu agar sedikit dingin kemudian berjalan mendekat ke arah Ryu.

"Ini untukmu Ryu, makanlah..." ucap Key memberikan daging itu kepada juniornya sambil duduk di dekat lelaki ceria itu.

"Waaaah.... Senior! Kau sangat perhatian" ucap Ryu bersemangat dengan mata berkaca-kaca penuh dengan ekspresi haru. Dia bahkan menunjukkan betapa terharunya dia melalui mimik wajah yang sangat ekspresif. Wajah konyolnya itu membuat Key tertawa ringan karena merasa bahwa Ryu sangatlah lucu.

Ryu kemudian mengambil secuil daging dengan jarinya dan secara langsung menyuapkan daging itu ke dalam mulut Key. Gestur yang dibuatnya membuat jemari panjangnya menyentuh bibir merah muda Key. Sentuhan fisik yang nampak dilakukannya dengan santai itu membuat wajah wanita itu langsung memerah. Melihat perubahan wajah seniornya itu membuat Ryu seketika menjadi kikuk. Tangannya hanya berhenti di udara dan dia merasa malu sendiri dengan perbuatannya.

"hehe.... Senior juga harus makan" ucap Ryu menjelaskan perbuatannya kemudian menggaruk rambutnya yang tidak gatal. Keduanya nampak kikuk sekarang.

"putri Siera... Anda juga harus makan" ucap Gwi dengan perlahan mengambil foto yang dipegang sang putri dan menggantinya dengan daging yang telah dia tiupkan sebelumnya. Gwi selalu melayani Siera dengan begitu baik dan penuh perhatian. Baginya segala hal yang berhubungan dengan sang putri selalu berada di urutan nomer satu sebelum hal lain apapun.

"ambilah Dan Oh..." ucap manusia serigala itu mengembalikan foto polaroid tersebut kepada sang pemilik.

"terimakasih" ucap Dan Oh tersenyum simpul kepada sang manusia serigala.

"Woon... Dan Oh... Kalian berdua juga harus makan..." ucap Siera mengingatkan kedua orang yang menjadi lebih pendiam sejak pertarungan di istana Dam tadi.

"Jangan mengkhawatirkan aku... Kalian makan dulu saja, aku belum lapar" ucap Dan Oh sambil tersenyum tipis. Dia kembali memandangi fotonya bersama Kyung lagi.

"benar... Lelaki yang seharusnya ada di pikiranku hanyalah kau Kyung-ah. Aku merindukanmu... Maafkan aku" batin Dan Oh dalam hati.

"Woon... Makanlah, apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Siera sambil mengambilkan daging untuk adiknya. Sebenarnya Siera cukup tau apa yang mengganggu pangeran itu sekarang, dia sangat paham alasan dibalik wajah muramnya saat ini. Semuanya itu karena selembar kertas yang menjadi pusat perhatian Dan Oh sekarang. Siera menghela nafas panjang kemudian memberikan waktu bagi Woon untuk sendirian.

Ketika semuanya kembali sibuk dengan hidangan makanannya masing-masing. Woon mengalihkan pandangannya kepada Dan Oh yang masih setia memandangi fotonya dalam diam.

"kau pasti sangat merindukannya Eun Dan Oh...." gumam Woon dengan begitu lirih sehingga tidak ada seorangpun yang mendengar ucapannya. Woon menghela nafas panjang kemudian mulai menikmati hidangannya yang tak terasa nikmat.

Sudah tujuh hari lamanya rombongan kerajaan Hwon berada dalam perjalanan menuju Timur. Hanya tersisa sekitar satu pekan untuk sampai ke kerajaan Yung sebelum munculnya superblood moon. Hari ini mereka telah sampai di pusat planet Mirac. Mereka mengendarai serigalanya dengan pelan karena merasa lelah dengan perjalanan panjang yang telah mereka lakukan selama beberapa hari itu.

Rombongan tersebut menyusuri jalanan berumput di dalam hutan. Di dalam hutan ini terdengar suara nyanyian merdu burung dari segala arah. Nyanyian makhluk itu membuat rombongan Woon seolah terhipnotis dan ingin berlama-lama menikmati alunan suara nyanyian burung di sore hari itu. Namun berbeda dengan anggota yang lainnya, Ryu tidak nampak benar-benar menikmati alunan suara burung yang merdu itu. Dia berkali-kali menoleh ke belakang dan melihat berkeliling. Lelaki ceria itu merasa bahwa ada yang mengawasi dan membuntuti gerak-gerik mereka.

"ada apa Ryu?" tanya Key yang menyadari ketidaknyamanan dalam diri Ryu. Jarang sekali laki-laki tersebut menunjukkan tindakan was-was dan serius seperti saat ini. Key berada di depan Ryu dan merasa bahwa pengawal juniornya itu berkali-kali menghentikan serigalanya untuk mengawasi sekitar selama perjalanan menyusuri hutan tersebut.

"aku rasa ada yang sedang mengawasi kita, tapi aku tidak begitu yakin" ucap Ryu kepada komandan wanita di hadapannya. Key nampak melihat berkeliling dengan seksama untuk mengkonfirmasi ucapan Ryu.

"benarkah? Aku tidak melihat atau mendengar apapun" kata komandan wanita tersebut saat merasa bahwa dia tidak menemukan hal-hal yang nampak mencurigakan.

"lupakanlah... Mungkin hanya perasaanku saja, tapi kita harus tetap waspada" kata Ryu kemudian. Dia mengganti wajah seriusnya dengan senyuman ceria yang otomatis terpasang di wajah tampannya. Key mengangguk mengerti dan menerima saran dari sang junior tersebut.

Tidak lama kemudian terdengar suara aliran air yang mengalir deras dari kejauhan. Dan Oh mampu merasakan cipratan air lembut di sekitar udara yang mengelilinginya.

"apa itu air terjun?" tanya Dan Oh kepada dirinya sendiri.

Gadis SMA itu memacu cepat serigalanya untuk berlari menuju sumber suara yang sekarang mulai terlihat bentuk keindahannya. Tidak jauh dari hadapannya, dia mampu melihat aliran air terjun yang mengalir deras melalui celah-celah pepohonan di dalam hutan. Dan Oh tersenyum lebar melihat air terjun itu. Ingin sekali rasanya setelah merasakan lelah dalam perjalanan dia mengambil waktu sejenak untuk bermain-main sebentar dengan air yang nampak begitu murni dan segar itu. Dan Oh bersegera mendekati air terjun tersebut dan turun dari serigalanya. Gadis itu kemudian bermain-main dengan air dan membasuh wajah dan kedua tangannya.

"wah... Nampaknya sangat segar" gumam Siera pelan saat melihat keindahan air terjun di hadapannya. Anggota rombongan yang lainnya segera menyusul dan muncul dari belakang Siera.

Siera turun dari serigalanya kemudian mengambil seteguk air dengan Kedua telapak tangannya. Woon berdiri di samping kakaknya sambil mengamati keadaan sekitar yang terasa begitu sejuk. Diam-diam pandangannya beralih kepada Dan Oh yang sedang memainkan air dengan tangannya. Gadis SMA tersebut mencipratkan air ke udara sambil tertawa riang. Kemudian Gadis itu mendekati guyuran air terjun dan mendekatkan wajahnya, dia menutup kedua matanya untuk merasakan percikkan air terjun yang membasahi wajahnya dan memberikan sensasi tersendiri baginya.

"Dan Oh.... kau senang bermain air ya? " tanya Gwi sang manusia serigala yang muncul dari balik punggung gadis tersebut. Laki-laki itu berjalan mendekati Dan Oh dan tertarik untuk melakukan hal yang sama dengan gadis SMA itu karena nampak menyenangkan di matanya.

" byur!! " tiba-tiba sang manusia serigala terjatuh ke dalam kolam di bawah guyuran air terjun karena kurang memperhatikan langkahnya. Dia tidak tahu bahwa ada bagian dasar air yang lebih dalam jam dari tempat lainnya. Sebagian tubuh laki-laki itu tiba-tiba nampak menghilang karena tenggelam dan menyisahkan bagian kakinya yang terangkat tinggi ke udara. Gwi terpaksa menelan banyak air karena wajahnya terlebih dahulu tercebur ke dalam kolam.

" Gwi, Apakah kau sedang mencoba untuk berenang? " goda Siera dari kejauhan sambil berjalan mendekati pengawal setianya itu. Wanita itu tidak mampu menyembunyikan senyumannya melihat kekonyolan yang dilakukan oleh sang manusia serigala. Sementara itu anggota rombongan yang lainnya hanya mampu menahan tawa melihat kecerobohan lelaki kekar tersebut. Hanya Ryu yang tertawa terbahak-bahak menikmati tingkah konyol dari panglimanya yang selama ini selalu nampak begitu serius.

"Panglima Gwi, kau tidak apa-apa?" tanya Dan Oh sambil menahan tawa.

" woow! Luar biasa! Tempat apa ini?" terdengar suara Gwi yang samar berasal dari dalam kolam. Laki-laki itu segera bangkit berdiri kemudian berjalan mendekati air terjun dan menghilang dibalik nya.

" ada apa panglima?" tanya Dan Oh penasaran mencoba melihat entah apapun itu yang ada di balik air terjun deras tersebut.

"Kalian semua kemarilah!" panggil Gwi dengan suara yang bersemangat.