Kriiiiinngg... Kriiiiiinggg...
(Bel istirahat berbunyi)
Suasana sekolah yang sebelumnya tentram dan sunyi kini berubah menjadi ramai. Tampak siswa-siswi mengenakan seragam biru putih mulai keluar dari kelas masing-masing menuju kantin sekolah. Kantin sekolah ini terletak di lantai dasar sekolah. Kantin dengan warna cat berbeda disetiap bloknya membuat suasana cerah ceria. Kursi dan meja panjang berwarna monokrom berbaris rapi memenuhi pelataran kantin. Segerombol siswa laki-laki menempati kursi dibagian sudut kantin. Salah satu anak laki-laki itu mengamati dua orang gadis yang tengah memasuki kantin sambil berbincang-bincang. Gadis dengan rambut sebahu itu mengenakan bando berwarna hitam dan sahabatnya yang rambutnya selalu dikuncir kuda. Anak laki-laki ini terus memperhatikan gerak gerik Kinan dan Chacha.
Kedua gadis yang bersahabat ini berjalan santai menuju ke salah satu kedai kantin yang menjual makanan berat. Chacha memesan mie ayam dan Kinan memesan nasi goreng. Setelah makanan dipesan, mereka menuju bangku yang berada tepat di depan kedai kantin itu. Sepasang mata masih terus mengamati gerakan mereka. Tidak terlalu lama menunggu koki handal di kantin itu memasak. Beberapa menit kemudian datang seorang wanita paruh baya membawa semangkuk mie ayam dan seporsi nasi goreng pesanan mereka.
"Permisi neng, ini nasi goreng sama mie ayamnya." Ucap wanita paruh baya itu sambil meletakkan makanan di hadapan mereka.
"Terimakasih bu." Jawab Kinan dan Chacha.
Tanpa basa basi mereka langsung menyantap hidangan itu. Selain waktu istirahat hanya sebentar, perut mereka juga sudah berbunyi terus minta diisi. Hampir setengah porsi makanan sudah dilahap tiba-tiba Kinan tersedak hingga membuatnya batuk tak karuan.
"Uhuk uhuk... uhuk uhuk uhuk"
"Kinan.. pelan-pelan aja makannya. Duh kenapa jadi keselek gini sih." ucap Chacha panik.
Tiba-tiba ada seseorang duduk disamping Kinan dan meletakkan sebotol air minum kemasan.
"Buruan minum." ucap pria ini padanya.
Tanpa pikir panjang Kinan mengambil botol air minum dihadapannya dan segera meminumnya. Air dalam botol kemasan itu diteguk hingga tersisa setengahnya saja. Setelah itu batuk Kinanpun mereda.
"Makasih ya Jo." Kata Kinan sambil meredakan batuknya.
"Lo kok tiba-tiba disini sih Jo." Ucap Chacha sinis.
"Kebetulan aja pas lewat. Gue mau kesana dulu. Hati-hati kalo makan. Jangan sampe tersedak lagi." Ucap Jo dengan nada datar sambil menunjuk ke arah teman-temannya yang duduk di kursi paling ujung kantin dan segera berlalu pergi.
Chacha masih memperhatikan Jo hingga anak laki-laki itu pergi menjauhi meja mereka. Kinan hanya diam saja melihat reaksi sahabatnya itu seraya berfikir bagaimana Jo bisa tiba-tiba duduk disampingnya. Namun pemikiran itu segera Ia abaikan. Kinan dan Chacha memilih melanjutkan makan mereka yang tertunda karena sebentar lagi waktu istirahat segera berakhir.
Jam istirahatpun berakhir. Siswa siswi mulai meninggalkan kantin dan menuju kelasnya masing-masing. Begitupun Kinan dan Chacha.
Selama bersekolah di tingkat SMP hingga saat ini Kinan hanya memiliki seorang sahabat yang senantiasa setia menemani Kinan dalam suka dan duka. Chacha adalah sosok yang paling memahami tentang Kinan. Mereka dipertemukan dibangku kelas 1 SMP. Chacha sedikit berbeda dengan Kinan kalau soal penampilan. Chacha selalu menyukai rambut panjang dan selalu mengucirnya bak ekor kuda. Chacha juga merupakan anak pintar di sekolah. Orang tua Chacha memiliki perusahaan retail yang sukses dan terus berkembang sama seperti Papah Kinan. Mereka berdua sama-sama berasal dari keluarga kaya raya dan terpandang. Namun bedanya, Chacha merupakan anak tunggal dari keluarga Wijayanto. Chacha sudah menganggap Kinan seperti saudaranya sendiri. Sebab mereka sering kali melakukan segala sesuatunya bersama-sama. Hari libur biasanya mereka manfaatkan untuk menghabiskan waktu bersama. Jalan-jalan ke mall, nonton bioskop, belanja, bahkan kadang Kinan menginap di rumah Chacha di akhir pekan. Mereka memang saling mengerti satu sama lain.
Jam pelajaran sekolah telah berakhir. Kini jam dinding menunjukkan pukul 12.30 WIB. Semua siswa merapikan buku dan tas mereka untuk bersiap-siap pulang.
"Hari ini lo dijemput Kak Biyan ?" Tanya Chacha pada sahabatnya.
"Yoii.. tadi pagi Kak Biyan telat bangun. Jadi gue dianter papah deh ke sekolah. Tapi sebelum gue berangkat, Kak Biyan pesen klo baliknya sama dia aja. Jadi Kak Biyan bakal jemput gue ntar." Senyum Kinan merekah.
"Okedeh." Balas Chacha singkat.
Kinan dan Chacha berjalan bersama menuju gerbang sekolah. Mereka menunggu jemputnya tiba. Saat sampai di gerbang sekolah, mereka berpapasan dengan Joshua yang baru saja keluar dari sekolah menaiki motor gedenya. Chacha dan Kinan segera mencari jemputan mereka. Tidak perlu menunggu waktu lama Chacha segera menemukan mobil putih yang menjemputnya.
"Gue udah di jemput tuh. Lo mau gue temenin nunggu Kak Biyan ? Ujar Chacha menawarkan pada Kinan.
"Eh gausah. Lo balik duluan aja Cha." Jawab Kinan yang tak mau membuat sahabatnya khawatir.
"Lo yakin ?" Ucap Chacha memastikan lagi.
"Iyaaaa bawel.. balik gih lo." Ucap Kinan sambil mencubit hidung Chacha
"Aduuhhh.. Kinaaann.. kebiasaan lo ya." Kata Chacha kesal. Sedangkan Kinan hanya tersenyum mengejek saja.
"Gue balik duluan ya Nan. Beneran gapapa kan ya ? Bentar lagi pasti Kak Biyan datang deh." Chacha pamit sambil menenangkan Kinan.
"Dah cha.. tiati di jalan ya." Kinan melambaikan tangan pada Chacha.
◇◇◇