Ketika motor Jo akan mulai melaju tiba-tiba dari arah berlawanan datang Kak Biyan dengan sedikit terburu-buru. Biyan menghentikan motornya tepat di depan motor milik Joshua.
"Kinan.. maafin kakak telat jemput kamu. Maaf ya Kinan." Ucap Biyan sambil menghampiri Kinan yang sudah duduk di jok belakang Joshua.
"Kak Biyan kemana aja ? Kak Biyan gak kenapa-kenapa kan ?" Jawab Kinan cemas.
"Kakak gapapa Kinan. Cuma tadi ada masalah dikit di sekolah jadi Kak Biyan harus nemuin guru dulu sebelum pulang. Maaf ya dek." Ucap Biyan dengan penuh penyesalan.
"Masalah ? Masalah apa kak ? Masalah serius ya ? Tapi Kak Biyan gapapa kan ?" Tanya Kinan pada kakaknya.
"Nanti kakak ceritain di rumah deh." jawab Biyan singkat.
Kinan hanya mengangguk saja mengiyakan ujaran kakaknya.
Jo tampak hanya diam mematung mendengarkan percakapan kedua kakak beradik ini. Perdebatan masih terus berlangsung.
"Maafin kakak ya adik tercantik kakak. Ayo kita pulang." Ucap Biyan merayu adiknya agar memaafkan dirinya yang terlambat menjemput.
"Kinan maafin tapi... ada syaratnya.." Jawab Kinan iseng.
"Syarat apa lagi Kinan ??" ucap Biyan penasaran.
"Kak Biyan harus traktir aku sama Jo beli Mc flurry sekarang." Jawab Kinan sambil tersenyum menggoda kakaknya.
"Yaudah ntar kakak beliin." Ucap Biyan dengan santai.
"Gamau nanti Kak Biyaaann.. Kinan maunya sekarang." Ucap Kinan sambil mengeluarkan jurus jitu cemberutnya.
"Kalo Kak Biyan gamau, yaudah aku mau pulang dianterin Jo aja." Ujar Kinan sambil mengacuhkan pandangannya dari Biyan dan memegang pundak Jo.
"Iya.. iyaaa kakak traktir sekarang. Dasar bawel." ucapnya membuat kinan tersenyum.
"Emm.. gue balik duluan aja ya Nan." Ucap Jo tiba-tiba. Jo merasa tidak enak hati dengan Abangnya Kinan.
"Jangan dong Jo. Kan lo udh nemenin gue nunggu Kak Biyan tadi. Anggap aja ini balasan atas kebaikan lo ke gue." Ujar Kinan sambil tersenyum dan memegang pundak Joshua.
Biyan terus saja memperhatikan perbincangan adiknya dengan pria asing yang belum dikenalnya itu. Ia hanya menduga bahwa pria ini pasti menaruh hati pada adiknya yang manis ini. Biyan hanya berharap bahwa lelaki ini pria baik yang tidak akan menyakiti adiknya.
"Jangan deh Nan. Ntar malah ngerepotin. Lain kali aja ya." Ucap Jo menolak dengan sopan.
"Yah Jo.. Gapapa sekali kali kan." Ucap Kinan terus merayu Jo.
"Ikut aja bray. Itung-itung rasa terimakasih gue karena lo udah jagain adik kesayangan gue sampe gue dateng. Thanks ya bray." Ujar Biyan membujuk teman adiknya.
"Gue ikhlas kok Bang. Tapi karena dipaksa yaudah deh gue ikut." Jawab Jo menyerah menuruti kemauan kakak beradik itu. Jo memang tak pernah tega menolak permintaan siapapun kalau sudah berkaitan dengan Kinan.
"Yes.. ayo berangkat." Ucap Kinan penuh kemenangan.
"Aku nebeng Jo aja ya kak. Mager ah mau pindah kesitu." Ucap Kinan lagi.
Biyan hanya menjawab dengan anggukan.
Kini kedua motor gede itu sudah bersiap akan meluncur ke sebuah restoran cepat saji berlogo M berwarna kuning dengan menu makanan dominan ayam. Jo dan Kinan berjalan di depan sebagai penunjuk arah sedangkan Biyan dibelakang membuntuti mereka. Biyan terus memperhatikan gerak gerik Kinan dan Jo. Kedua muda mudi itu terlihat sangat akrab. Biyan merasa ada sesuatu diantara keduanya. Ia melihat sikap Jo terhadap Kinan berbeda. Jo begitu perhatian. Begitu pula adiknya yang terlihat bahagia ketika bersama teman lelakinya itu. Namun Biyan hanya bisa menduga. Mungkin Ia akan menanyakan hal ini ke adiknya nanti setibanya di rumah. Biar bagaimanapun Biyan tidak ingin adiknya sampai kecewa atau patah hati apabila dugaannya itu benar. Tapi kesan pertama Biyan bertemu dengan Jo sepertinya Jo anak yang baik. Lelaki itu tampaknya memiliki sifat bertanggung jawab dan bisa diandalkan. Biyan akan memastikan adiknya berada ditangan yang tepat dan aman.
Jalanan Jakarta cukup ramai siang itu. Teriknya mentari tak membuat para pengendara enggan mengemudikan kendaraannya di siang hari. Beruntung jalan yang dilalui mereka tidak macet sehingga mereka bisa tiba di tempat makan tersebut dalam waktu singkat.
◇◇◇